Advertisement
Antisipasi Kelangkaan saat Lebaran, Disperindag Ajukan Tambahan Kuota Elpiji
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gunungkidul mengajukan tambahan kuota elpiji kemasan tiga kilogram ke Direktorat Jenderal Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pengajuan dilakukan untuk mengantisipasi melonjaknya permintaan selama Hari Raya Idulfitri.
Kepala Disperindag Gunungkidul, Johan Eko Sudarto, mengatakan jajarannya melayangkan surat kepada Dirjen Energi untuk memberikan tambahan kuota epiji kemasan tiga kilogram. Adapun pengajuan penambahan dari 13.839 tabung per hari menjadi 13.628 tabung. “Per harinya kami ajukan tambahan sebanyak 1.239 tabung,” kata Johan kepada wartawan, Kamis (16/5/2019).
Advertisement
Menurut dia, upaya penambahan kuota dilakukan untuk mengantisipasi adanya kelangkaan saat Lebaran. Pasalnya, saat hari raya permintaan biasanya melonjak sehingga harus diantisipasi sejak awal.
Johan berharap tambahan kuota dapat disetujui agar stok di pasaran tetap terjaga dan tidak ada masyarakat yang kesulitan mendapatkan bahan bakar untuk memasak. “Mudah-mudahan disetujui. Tapi hingga sekarang belum ada informasi resmi terkait dengan permohonan tambahan kuota yang kami ajukan,” kata mantan Camat Ponjong ini.
Selain permohonan penambahan kuota gas ukuran tiga kilogram, untuk menyambut Hari Raya Idulfitri Disperindag terus memantau stok bahan pokok dan harga-harga di pasaran. Dia berharap stok mencukupi sehingga harga bahan kebutuhan pokok tetap stabil. “Kami terus memantau pergerakan harga di pasar,” katanya.
Salah seorang warga Purbosari, Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Heri Susanto, mengatakan saat ini harga elpiji kemasan tiga kilogram Rp20.000 per tabung. Meski harga ini lebih tinggi dari ketentuan harga eceran tertinggi di pasaran, tetapi terhitung murah dan masih mudah ditemukan di warung pengecer. “Kalau sulit harganya bisa naik menjadi Rp23.000-Rp25.000 per tabungnya,” kata Heri.
Dia berharap stok di pasaran bisa dijaga sehingga masyarakat tidak kesulitan mendapatkan bahan bakar untuk kebutuhan pokok ini. Menurut Heri hingga sekarang belum ada kestabilan pasokan sehingga sering terjadi kelangkaan dan berpengaruh terhadap harga jual di pasaran. “Kalau langka maka sulit mendapatkan gas. Kalau ada harganya sudah mahal,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Profil dan Sepak Terjang Joko Pinurbo, Penyair Kenamaan yang Wafat di Usia 61 Tahun
- Menhub Budi Karya Ajak Masyarakat Manfaatkan Kereta Bandara YIA
- Harga Tiket Masuk Museum Jogja Kembali dan Jam Buka
- Joko Pinurbo di Mata Tetangga, Low Profile dan Aktif Jadi Pengurus RT
- Info Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di DIY Hari Ini, Sabtu 27 April 2024
Advertisement
Advertisement