Advertisement
Pengembangan Teknologi Greenhouse Butuh Perhatian Pemerintah
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Inovasi di bidang pertanian terus berkembang dan sudah masuk ke wilayah Gunungkidul. Salah satunya inovasi green house untuk tanaman hortikultura mulai dari buah-buahan hingga sayur-mayur.
Meski demikian, inovasi ini membutuhkan biaya yang mahal karena biaya pembuatannya mencapai puluhan juta rupiah. Namun dari sisi manfaat sangat besar karena upaya penanaman bisa dilakukan sepanjang tahun dan tidak terganggu musim.
Advertisement
Salah seorang petani di Desa Kalitekuk, Kecamatan Semin, Ponco Pracoyo, mengatakan pengembangan green house di Kalitekuk sudah berlangsung sejak 2018. Dengan sistem pertanian ini hasil pertanian lebih optimal karena tanaman tidak mudah terserang hama dan penanaman bisa dilakukan kapan saja. “Saya menanam melon dan setahun bisa menanam hingga empat kali,” kata Ponco kepada Harian Jogja, Jumat (17/5/2019).
Dia menjelaskan teknologi green house yang diterapkan tidak berbeda dengan program serupa di daerah lain, yakni area penanaman dibuat rumah dan seluruh area tertutup dengan memanfaatkan plastik dengan ketebalan tertentu. Untuk media penamanan menggunakan polybag sehingga lebih irit lahan.
Meski memiliki banyak keunggulan, Ponco mengakui bahwa penerapan teknologi ini tidak murah. Untuk membangun fasilitas green house membutuhkan biaya hingga puluhan juta rupiah. “Total biaya mencapai Rp30 juta lebih,” tuturnya.
Dia merasa beruntung karena ada kerja sama dengan perusahaan yang bergerak di bidang pertanian sehingga biaya yang dikeluarkan bisa ditekan. Selain itu, di dalam kerja sama ini perusahaan juga menyediakan bibit hingga pupuk untuk pemeliharaan. “Modelnya bagi hasil dan panen yang diperoleh dijual ke perusahaan,” katanya.
Menurut dia teknologi green house sangat bagus untuk dikembangkan di Gunungkidul. Namun dalam prosesnya harus ada partisipasi dari pemerintah karena pembangunan butuh biaya yang sangat besar. “Kalau hasil jelas lebih terjamin karena serangan hama bisa ditekan dan penanaman bisa kapan saja. Tapi untuk pembuatan, kalau petani kecil kesulitan sehingga butuh bantuan dari pemerintah,” katanya.
Warga Kalitekuk lainnya, Sunardi, mengakui tertarik dengan penerapan teknologi green house. Sayangnya, ia tidak bisa membangun karena terkendala biaya. “Biaya pembuatan sangat mahal dan saya tidak bisa menjangkaunya. Kalau ada bantuan dari pemerintah, mungkin beda ceritanya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Boston Celtics Kalahkan Cleveland Cavaliers di Semifinal NBA Wilayah Timur
- Penerbangan Carter Umrah Masih Dimungkinkan Dibuka di Bandara Adi Soemarmo Solo
- Pemkot Solo Gelar Nobar Timnas vs Guinea, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jensud
- Dico dan Raffi Ahmad Foto Bareng Munculkan Spekulasi, Ini Respons Golkar Jateng
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Operasional KRL Jogja Solo Ditambah Jadi 30 Perjalanan
Advertisement
Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga
Advertisement
Berita Populer
- PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: Dispar dan DPRD DIY Gelar Pelatihan Kuliner di Kampung Wisata Purbayan
- Jadwal Terbaru! KRL Solo-Jogja, Berangkat dari Palur Rabu 8 Mei 2024
- Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Rabu 8 Mei 2024
- Jadwal Kereta Bandara YIA Rabu 8 Mei 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Sultan Jogja Optimistis Persoalan Sampah di DIY Akan Segera Berakhir
Advertisement
Advertisement