Advertisement
3.000 Hektare Sawah di Bantul Panen
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Sebanyak 3.000 hektare sawah di Bantul mulai memasuki masa panen. Selama masa tanam kali ini, petani banyak mengeluhkan kurang lancarnya irigasi dan gangguan hama.
Ketua Kelompok Tani Sedyo Makmur, Dusun Polaman, Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Paino mengatakan panen padi tersebut hasil dari tanam di Maret. Menurut dia, kendati hasil panen cukup baik, namun, ada berbagai kendala yang dihadapi petani.
Advertisement
"Ada hama sundep dan wereng cokelat. Hasilnya [panen] baik, tapi [produktivitas] kurang. Mudah-mudahan yang akan datang bisa lebih baik," ujar Paino di sela-sela Gerakan Panen Padi di Bulak Kelompok Tani Sedyo Makmur, Dusun Polaman, Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Selasa (11/6/2019).
Saat ditanya soal angka produktivitas panen di wilayahnya, dia mengatakan dari lahan seluas 23 hektare, hasil panen bisa mencapai 7,5 ton per hektare. “Nah menghadapi musim kemarau, petani di Sedayu juga biasa terkendala dengan saluran irigasi yang kurang lancar. Biasanya, petani memanfaatkan perubahan pola tanam saat musim kemarau. Saat kemarau, sebagian petani mengganti tanaman padi dengan palawija,” ucap dia.
Camat Sedayu, Fauzan Mua'rifin mengatakan permasalahan saluran irigasi terjadi di sebagian Kecamatan Sedayu yaitu pada wilayah Sedayu bagian barat. Dia mengatakan apabila tidak ada kendala di masalah irigasi dan masalah hama, maka produksi padi bisa lebih banyak hingga 10%- 15%.
"Ada satu dua permasalahan irigasi. Untuk Sedayu barat kami akan koordinasi dengan Kecamatan Moyudan [Kabupaten Sleman], agar asupan irigasi di jalur irigasi Van Der Wijk lebih lancar. Air banyak, penanaman padi bisa lebih baik," kata dia.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul, Pulung Haryadi mengatakan cara untuk mengatasi permasalahan kekeringan yang berdampak pada pertanian saat musim kemarau harus ditempuh dengan melakukan pola tanam yang tepat.
Untuk itu dia mengaku akan berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY guna mengetahui waktu dan titik paling kering di Bantul saat musim kemarau. "Kalau untuk produksi [padi] di Bantul saat ini masih normal. Ada sekitar 3.000 hektar di Bantul yang panen dengan rata-rata produktivitas padi di Bantul mencapai tujuh ton per hektare," kata Pulung.
Sementara Bupati Bantul Suharsono yang juga hadir dalam kagiatan panen di Bulak Kelompok Tani Sedyo Makmur, Dusun Polaman, Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu itu mengatakan kendala petani terkait irigasi maupun hama harus diatasi agar tidak menggangu hasil panen padi di Bantul.
Dia mengaku akan menyediakan dana bantuan selain dari dana desa yang diberikan pada desa untuk pengelolaan pertanian. "Tapi tidak berwujud uang. Bisa berwujud infrastuktur pertanian. Kebutuhannya seperti apa, semisal pompa, nanti diajukan saja, berapa ratus juta ke Pemkab," tutur Suharsono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Diantar Seratusan Kader PDIP, Her Suprabu Daftar Bakal Cawali Solo 2024
- Dorong Sertifikasi Usaha Mikro, KemenkopUKM Memperkuat Sinergi Lintas Sektor
- Rakor Puspom TNI-Polri Bahas Pemakaian Pelat Dinas hingga Bentrok Antar-Anggota
- Dilaporkan Hilang, Warga Tasikmadu Karanganyar Ditemukan dalam Kondisi Linglung
Berita Pilihan
Advertisement
BMKG Pastikan Udara Panas di Indonesia Akhir-akhir Ini Bukan Heatwave, Ini Penjelasannya
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Stok Darah PMI DIY Minggu 1 Mei 2024 dan Jadwal Donor Darah
- Unjuk Rasa di Tugu Jogja, Ini Tuntutan Serikat Buruh pada Momen May Day
- Hari Buruh, Korban Apartemen Malioboro City Demo Perjuangkan Hak Kepemilikan
- Pemkot Jogja Masih Menunda Pembangunan TPS 3R di Piyungan, Ini Alasannya
- Peringati May Day, Pemkot Jogja Dorong Pekerja Tingkatkan Hard Skill dan Soft Skill
Advertisement
Advertisement