Advertisement
Jelang Hari Raya Kurban, Kulonprogo Pantau Masuknya Ternak Asal Gunungkidul
Advertisement
Harianjogja.com, WATES--Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo akan menerjunkan tiga tim pemantau hewan ternak guna mengantisipasi adanya hewan kurban berpenyakit, terutama yang disuplai dari Kabupaten Gunungkidul.
Tim ini terdiri jajaran Bidang Kesehatan Hewan DPP dan UPT Pos Kesehatan Hewan. Mereka mulai bertugas selama dua minggu hingga Hari Raya Idul Adha 2019 dengan menyasar seluruh pasar hewan di 12 kecamatan di Kulonprogo.
Advertisement
Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPP Kulonprogo, Drajat Wibowo mengatakan tim akan memantau dan memperiksa hewan ternak yang diperjualbelikan di sejumlah pasar hewan. Dokumen kelengkapan bakal diperiksa begitupun dengan kesehatan hewan ternak.
Dalam proses pemantauan, tim tersebut akan lebih intens memeriksa hewan ternak yang disuplai dari Gunungkidul. Hal ini terkait penyakit antraks yang beberapa waktu lalu menyerang ternak asal kabupaten berjuluk Bumi Handayani itu. "Kita lebih intens [memeriksa hewan ternak asal Gunungkidul] dibandingkan ternak daerah lain," kata Drajat, Senin (24/6/2019).
Dia mengatakan hewan ternak khususnya sapi yang beredar di Kulonprogo paling banyak disuplai dari Gunungkidul. Posisi kedua ditempati Purworejo. Sedangkan untuk kambing dan domba kebanyakan berasal dari wilayah Magelang, Wonosobo dan Banjarnegara.
Drajat menjelaskan dalam proses pemeriksaan pihaknya melihat beberapa aspek. Di antaranya kelengkapan surat kesehatan hewan, tempat penampungan ternak sementara hingga perlakuan pengelola terhadap ternak.
"Apakah ada surat kesehatan hewannya atau tidak, kemudian dari aspek penanganan hewan kurban, apakah sudah sesuai dengan kesehatan hewan, artinya ternak sudah diberi perlakuan yang baik atau tidak, ini juga menyangkut tempat ternak tersebut," ujarnya.
Dia menjelaskan ternak yang sehat harus memenuhi sejumlah aspek, meliputi ketersediaan pakan, air minum hingga kelayakan kandang. Kalau ada kekurangan pihaknya akan memberi saran kepada pengelola penampungan hewan.
"Untuk kesehatan kalau umpamanya ada kita curigai [berpenyakit], kita tindak lanjuti dengan pemeriksaan laboratorium, untuk memastikan berbahaya tidaknya penyakit tersebut," ujarnya.
Penyakit yang biasa ditemui pada hewan kurban kata Drajat, salah satunya diare. Ini disebabkan karena hewan mengalami stres ketika proses perjalanan dari tempat asalnya ke lokasi penampungan. Pergantian pakan, juga menjadi salah satu faktornya.
Selain diare, penyakit pink eye, semacam mata merah pada hewan ternak juga sering ditemui. Penyakit ini biasa menyerang kambing dan domba. "Ada juga kasus di mana kambing kalau ditempatkan berdekatan saling bertarung. Itu pernah ada yang sampai tanduknya patah. Nah ini perlu diantisipasi," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Mendaftar Cawawali di PDIP, Mayasari Timur Ingin Perbaiki Kerusakan Konstitusi
- Berita Terpopuler: Rober & Prihanto Ambil Formulir di PDIP-Bullying di Semarang
- Wawali Solo Sebut Penyebab Kebakaran di Kelurahan Manahan Masih Diinvestigasi
- Mau Dolan Seharian? Cek Prakiraan Cuaca Sukoharjo Minggu 19 Mei 2024
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Keamanan AS Sebut Terorisme Kembali Muncul dan Jadi Ancaman
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Pilkada Sleman: Kustini, Danang dan Harda Berebut Tiket dari PDIP
- Jurnalis dan Pegiat Media Jogja Tolak RUU Penyiaran
- Kampanye Makan Ikan Akan Digelar di Gunungkidul
- Pemkot Jogja Luncurkan Sekolah Perempuan Penyintas Kekerasan
- Hari Bakti Dokter Indonesia, IDI Gelar Baksos Operasi Bibir Sumbing di RSUD Sleman
Advertisement
Advertisement