Advertisement
Angka Harapan Hidup di Kulonprogo Capai 75,12 Tahun, Ini Rahasianya
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO- Angka harapan hidup Kulonprogo sudah lampaui target dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Tahun ini, angka harapan hidup Kulonprogo capai 75,12 tahun.
Kepala Bidang Penelitian Pengembangan dan Pengendalian Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulonprogo, Risdiyanto mengatakan dalam RPJMD 2017 sampai 2022, angka harapan hidup Kulonprogo ditarget 75,05. "Saat ini data dari BPS (Badan Pusat Statistik) angka harapan hidup Kulonprogo sudah melampauinya, yaitu 75,12 tahun. Di DIY kita paling tinggi," ujarnya pada Harianjogja.com, Selasa (9/7/2019).
Advertisement
Ia mengatakan, faktor yang menjadikan capaian angka harapan hidup Kulonprogo baik salah satunya dengan angka kematian bayi dan ibu. Angka kematian bayi pada 2018 lalu yaitu 8,19 per 1.000 kelahiran. Sedangkan, tahun lalu, hanya tiga orang ibu saja yang meninggal saat melahirkan.
"Faktor lainnya yaitu dari fasilitas kesehatan. Kita tingkatkan jaminan kesehatan juga gizi dari ibu hamil agar mengurangi resiko kematian saat melahirkan," jelas Risdiyanto.
Menurutnya, angka harapan hidup juga berpengaruh pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs) di Kulonprogo. Dalam SDGs, goals nomor tiga yaitu menjamin kehidupan yang sehat pada ibu dan anak.
Dalam mengejar SDGs, angka harapan hidup menjadi salah satu prioritas, selain juga mengejar indikator SDGs lainnya seperti angka melek huruf, angka kemiskinan, dan tingkat ketimpangan. Ia berharap, agar capaian angka harapan hidup tersebut bisa dipertahankan.
Kepala Sub Bidang Sosial, Kesehatan dan Pemberdayaan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulonprogo, Indra Cahya Nugraha mengatakan meski kemiskinan masih menjadi momok di Kulonprogo. Namun, peningkatan fasilitas dan jangkauan kesehatan bagi warga kurang mampu menjadi salah satu pendorong tingginya angka harapan hidup di Kulonprogo.
Berbagai program untuk menjamin kesehatan ibu dan anak salah satunya dengan menggelar monitoring dan evaluasi (monev) pada tiap puskesmas. "Dipetakan resiko kematian. Ada juga aplikasi bumilku, kondisi kehamilan bisa terpantau," tutur Indra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kepada Presiden Terpilih Prabowo, Luhut Berpesan Jangan Bawa Orang Toxic ke Kabinet
Advertisement
Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari
Advertisement
Berita Populer
- Sultan Minta Lalu Lintas Penerbangan Bandara YIA Ditambah, Ini Alasannya
- Kepala BKKBN: Remaja Butuh Sex Education, Bukan Tentang Hubungan Seksual Tapi Soal Reproduksi Sehat
- Dibutuhkan Masyarakat, Warung Madura Diminta Tetap Buka 24 Jam
- Warga Rejowinangun Peroleh Pelatihan Kuliner
- Dua TPS 3R Belum Beroperasi, Sampah di Kota Jogja Diolah Swasta Pakai Sistem Tipping Fee
Advertisement
Advertisement