Advertisement
Langkah Ini Ampuh Turunkan Kasus Kekerasan Anak di Gunungkidul
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Jumlah anak yang menjadi korban tindak kekerasan atau diperlakukan salah di Gunungkidul terus menurun. Anak yang mendapat tindak kekerasan atau diperlakukan salah adalah anak yang terancam secara fisik ataupun nonfisik karena tindak kekerasan, diperlakukan salah atau tidak semestinya dalam lingkungan keluarga atau lingkungan sosial terdekatnya, sehingga tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya dengan wajar baik secara jasmani, rohani dan sosial.
Sekretaris Dinas Sosial (Dinsos) Gunungkidul, Wijang Eka Aswarna, mengatakan keberhasilan pemerintah untuk menekan tindak kekerasan terhadap anak tak lepas dari adanya kerja sama dengan sejumlah kalangan. "Kaum perempuan dan anak-anak sangat rentan terhadap kekerasan," ujarnya kepada Harian Jogja, Senin (29/7/2019).
Advertisement
Wijang menjelaskan untuk mencegah kekerasan pada kaum perempuan, Dinsos bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DP3AKBPMD) Gunungkidul. "Mereka memberikan sosialisasi serta pendampingan psikologis," katanya.
Meski demikian, Dinsos juga berperan dalam memberikan informasi terkait dengan kekerasan, penyadaran atas proses pengasuhan, dan program family development system (FDS). "Program yang berasal dari Kementerian Sosial bertujuan mengajak semua pendamping PKH bisa peduli kepada anak-anak," katanya.
Kepala DP3AKBPMD Gunungkidul, Sujoko, menyatakan jajarannya bekerjasama dengan semua pihak termasuk Dinsos, tokoh masyarakat, dan tokoh agama terus menyosialisasikan pentingnya perlindungan terhadap perempuan dan anak. Ia menilai anak di bawah umur yang menikah tidak ada manfaatnya. "Dari segi sosial, ekonomi, psikologi, agama, emosional, dan ekonomi menikah di usia dini sangat tidak bermanfaat. Kalau dari segala aspek belum matang bisa mengarah kepada kekerasan baik terhadap perempuan atau anak," katanya.
Ia menambahkan, dengan keberhasilan program Ayo Tunda Usia Menikah Mengawali Gerakan Semangat Gotong Royong Mencegah Stunting (Ayunda Simenik Makan Sego Ceting) yang dikembangkan oleh UPT Puskesmas II Gedangsari mampu menyadarkan masyakarat tentang pernikahan dini. "Terbukti mampu mengurangi jumlah pernikahan dini dan stunting," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Cuaca Jogja dan Sekitarnya Besok, Diperkirakan Cerah Berawan
- Berikut Cara Memesan Tiket KA Bandara YIA, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja
- Jadwal KA Bandara YIA Jogja dari Stasiun Tugu, Kamis 2 Mei 2024
- Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo, Kamis 2 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan Jogja
- Jadwal Terbaru KRL Solo Jogja, Kamis 2 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Jebres Solo
Advertisement
Advertisement