Advertisement
Potensi Tsunami 20 Meter, Pukul Kunjungan Wisatawan di Pesisir Kulonprogo
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO- Sejumlah pelaku usaha di Objek Wisata Alam Mangrove Api-api (MJAA), Desa Jangkaran, Kecamatan Temon mengeluhkan adanya penurunan jumlah kunjungan wisata pasca munculnya kabar tentang potensi gempa di sepanjang pantai Selatan Jawa dapat menimbulkan tsunami setinggi 20 meter.
Salah satu pelaku usaha di MJAA Tukiyat, 56, mengatakan sebelum mencuatnya kabar tersebut, dalam sehari terutama di akhir pekan dan liburan, wisatawan yang berkunjung ke MJAA rata-rata mencapai 3.000 orang.
Advertisement
Akan tetapi, setelah kabar itu muncul ke permukaan, jumlah kunjungan merosot drastis. Dia memperkirakan penurunan ini mencapai 70 persen. "Turunnya kira-kira bisa sampai 70 persen, sekarang itu bisa dapat 100 kunjungan sudah bagus," ujar Tukiyat, saat ditemui di warung makan miliknya di MJAA, Kamis (8/8/2019).
Dia mengatakan sepinya wisatawan membuat sebagian pelaku usaha yang mayoritas membuka usaha warung makan dan aneka jajanan di MJAA memilih untuk tutup. Terutama warung yang beroperasi di dekat sempadan pantai.
Sementara untuk warung-warung yang berada tak jauh dari pintu masuk obwis, seperti warung miliknya, tetap buka karena masih ramai dikunjungi oleh warga setempat dan para petambak udang.
"Dari sekitar 100 warung, yang buka hanya sebagian, kaya saya ini tetap buka, karena di sini untuk melayani para petambak udang, tapi kalau yang warung-warung deket pantai pada tutup saking sepinya wisatawan," ucapnya.
Tukiyat berharap pemerintah setempat segera turun tangan menyelasaikan persoalan ini. Dia khawatir, jika kondisi ini terus dibiarkan bakal banyak pelaku usaha gulung tikar. "Sekarang wisata lumpuh. Di sisi lain bangunan terus dikembangkan tapi pengujung gak ada, ya jatuhnya rugi," ujarnya.
Tetap Normal
Pendapat berbeda diutarakan pelaku usaha lain di MJAA, Tukiah. Perempuan yang membuka kios di samping loket masuk MJAA tersebut mengatakan informasi perihal tsunami 20 meter bisa menerjang pesisir jawa bagian selatan yang mencuat pada pertengahan Juli lalu tak berdampak siginifikan terhadap kunjungan wisatawan.
"Setiap hari libur atau atau Sabtu Minggu itu wisatawan tetap banyak kok, bisa sampai ribuan, apalagi pas libur panjang," ujarnya.
Kendati begitu dia tak menampik jika kabar tersebut sempat membuat was-was pengujung dan warga sekitar. Namun, dia tak terlalu meresahkan hal tersebut, sebab di sisi lain, fenomena seperti ini bisa meningkatkan kunjungan wisata seperti saat gelombang tinggi menerjang pesisir selatan Jawa pada Juli 2018 lalu.
"Justru banyak yang datang, soalnya kan penasaran pengen lihat kondisi pantai, selama di jarak yang aman sih ya gapapa," ujarnya.
Sebelumnya, Pakar Tsunami dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko memprakirakan, gempa megathrust dengan magnitudo 8,8 berpotensi terjadi di selatan Pulau Jawa dan bisa menyebabkan timbulnya gelombang tsunami dengan ketinggian 20 meter di sepanjang pantai tersebut.
Daerah yang berpotensi terkena dampak gelombang tsunami jika terjadi gempa megathrust di selatan Jawa khususnya di selatan DIY cukup panjang yaitu dari Cilacap hingga ke Jawa Timur.
Berdasarkan catatan, gempa besar di selatan Pulau Jawa yang menimbulkan gelombang tsunami pernah terjadi pada 1994 di Banyuwangi dengan magnitudo 7 dan pada 2006 yang menyebabkan tsunami di Pangandaran akibat gempa bermagnitudo 6,8.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Operasional KRL Jogja Solo Ditambah Jadi 30 Perjalanan
Advertisement
Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga
Advertisement
Berita Populer
- Sultan Jogja Optimistis Persoalan Sampah di DIY Akan Segera Berakhir
- Persoalan Sampah Dikhawatirkan Berdampak ke Citra Pariwisata Jogja
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Rabu 8 Mei 2024: DIY Panas Terik!
- Sultan Jogja Ingatkan Abdi Dalem Harus Jadi Penjaga Budaya
- Jadwal Pemadaman Listrik Rabu 8 Mei 2024 Jogja dan Sekitarnya, Cek Lokasinya!
Advertisement
Advertisement