Advertisement
Wilayah Terdampak Kekeringan Meluas, BPBD Bantul Usulkan Bantuan Rp2 Miliar ke BNPB
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul mengusulkan anggaran sebanyak Rp2 miliar ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk penanganan kekeringan di Bantul. Keputusan itu menyusul kian meluasnya wilayah terdampak kekeringan di Bantul, sedangkan anggaran dropping air menipis.
Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Dwi Daryanto mengatakan dampak kekeringan masih terasa di 15 desa dan tujuh kecamatan di Kecamatan Piyungan, Dlingo, Imogiri, Pleret, Pundong, Kretek, Pandak, dan Kasihan. “Tapi satu desa bisa bertambah dari yang tadinya satu atau dua dusun bertambah jadi tiga sampai emoat dusun dalam satu desa,” kata Dwi, saat dihubungi Selasa (13/8/2019).
Advertisement
Padahal sesuai dengan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau masih berlangsung hingga Oktober mendatang. “Pengiriman air bersih juga terus dilakukan sesuai permintaan warga hingga anggaran dropping air kian menipis,” kata Dwi.
Anggaran pengedropan air tahun ini, kata Dwi, hanya berkisar Rp40 juta yang dirancang hanya untuk penanganan sementara dampak kekeringan, sedangkan penanganan dampak kekeringan membutuhkan anggaran besar. “Itulah sebabnya, kami sudah mengajukan anggaran sekitar Rp2 miliar kepada BNPB. Itu baru sebatas usulan, enggak tahu nanti yang dicairkan [oleh BNPB] berapa,” ucap Dwi.
Dana yang diajukan ke BNPB rencananya untuk penanganan dampak kekeringan jangka panjang, salah satunya optimalisasi sumber-sumber air bersih dan pembangunan sarana dan prsarana untuk mendekatkan sumber air ke pemukiman warga.
Selain pengajuan proposal ke BNPB, BPBD Bantul juga sudah mengusulkan kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bantul untuk membangun jaringan air bersih. Sayangnya, berdasarkan hasil analisa PDAM, tidak mudah menjangkau wilayah-wilayah tertentu, terutama kawasan perbukitan.
Dwi juga berharap penyaluran dana corporate social responsibility (CSR) oleh sejumlah perusahaan diarahkan untuk penanganan jangka panjang kekeringan. “Sejauh ini belum ada CSR untuk penanganan jangka panjang kekeringan. Semuanya fokus pada dropping air bersih,” ujar dia.
Mantan Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Bantul ini menambahkan selain ekplorasi sumber air bersih dan pembangunan jaringan air, pihaknya juga berencana membangun bak penampungan air hujan di beberapa titik. Bak penampungan tersebut bisa berguna ketika musim kemarau.
Direktur Utama PDAM Tirta Dharma Bantul, Arinto Hendro Budiantoro, sebelumnya mengatakan PDAM ikut membantu mendistribusikan air bersih gratis dengan instansi terkait untuk pemenuhan warga yang tidak terjangkau jaringan pipa PDAM, di antaranya di wilayah Dingo dan Imogiri.
Arinto menyatakan PDAM tidak memungkinkan untuk memasang jaringan sampai wilayah perbukitan. “Elevasi yang tidak memungkinkan kami layani,” ujar Arinto. Padahal PDAM Tirta Dharma setiap tahunnya juga terus menambah jaringan baru maupun perbaikan jaringan lama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- 17 Pembangunan Solo dan Melesetnya PAD Jadi Catatan DPRD di LKPj Wali Kota 2023
- Nilai UMK Terendah Se-Jatim, Ratusan Buruh di Situbondo Unjuk Rasa saat May Day
- Warga dan Pemdes Gabus Sragen Adu Argumentasi saat Mediasi Ihwal Jalan
- May Day, 3 Ahli Waris Buruh Sukoharjo Terima Santunan Kematian dari BPJS
Berita Pilihan
Advertisement
Demo Buruh 1 Mei 2024: Massa Padati Patung Kuda, Desak Pencabutan Omnibus Law
Advertisement
Ada Gunung Menyerupai Piramida di China Bikin Heboh Warganet, Begini Penjelasan Ahli
Advertisement
Berita Populer
- Kantor PT Taru Martani Digeledah Kejati DIY, Terkait Dugaan Korupsi Rp18 Miliar
- BKKBN DIY Lantik P3K, Gunungkidul Dan Kulon Progo Tambah Penyuluh KB
- Jadi Pusat UMKM, Eks Hotel Mutiara 1 Malioboro Jogja Beroperasi di 2025
- TPA Piyungan Ditutup Permanen Besok! Semua Depo Sampah Kota Jogja Hari Ini Dikosongkan
- KPU DIY Akan Mengatur Mekanisme Penyaluran Bansos Jelang Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement