Advertisement

Perajin Batik Apresiasi Pencipta Motif Batik Geblek Renteng

Jalu Rahman Dewantara
Rabu, 14 Agustus 2019 - 06:37 WIB
Sunartono
Perajin Batik Apresiasi Pencipta Motif Batik Geblek Renteng Pemilik Batik Sembung, Bayu Permadi (kanan) memberikan batik bermotif citra diri Ales Candra Wibawa di rumah produksi Batik Sembung, Dusun Sembungan, Desa Gulurejo, Kecamatan Lendah, Selasa (13/8/2019). - Harian Jogja/Jalu Rahman Dewantara.

Advertisement

Harianjogja.com, WATES--Para perajin batik yang tergabung dalam rumah produksi Batik Sembung di Dusun Sembungan, Desa Gulurejo, Kecamatan Lendah membikin batik yang menggambarkan citra diri pencipta motif batik geblek renteng yaitu Ales Candra Wibawa.

Salah satu perajin sekaligus pemilik rumah produksi Batik Sembung, Bayu Permadi, mengatakan Ales sangat berjasa dalam membangkitkan industri batik di Kulonprogo. Sebab, sejak kemunculan geblek renteng diakuinya memberi dampak signifikan terhadap kenaikan omset para pembatik.

Advertisement

Batik tersebut kemudian secara simbolis diberikan kepada Ales sebagai tanda terimakasih dari para pembatik. "Keberadaan batik geblek renteng membuat kami tetap bisa menjalankan usaha, sehingga kami berinisiatif membikin batik yang menggambarkan sosok penciptanya," kata Bayu usai penyerahan batik bermotif Ales Candra Wibawa di rumah produksi Batik Sembung, Desa Gulurejo, Kecamatan Lendah, Selasa (13/8/2019).

Pemberian ini juga berbarengan dengan dilaunchingnya batik bermotif pahlawan dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 74 pada 17 Agustus mendatang.  Bayu, mengatakan ide awal terciptanya batik ini karena tersentuh jasa para pahlawan nusantara. Lewat motif ini, diharapkan menjadi media pengingat jasa pahlawan terdahulu dalam upaya meraih kemerdekaan Indonesia.

Batik bermotif pahlawan ini diberi nama Legenda. Sejumlah pahlawan yang dimasukkan ke dalam motif tersebut di antaranya Nyi Ageng Serang dan Pangeran Diponegoro. Tokoh legenda rakyat seperti Jaka Sembung, Jaka Tingkir dan Roro Jonggrang turut dimasukkan dalam motif ini.

"Untuk motif Mas Ales memang sengaja kami buat berbarengan berbarengan dengan launching motif pahlawan, karena menurut kami mas Ales itu juga pahlawan yang perlu diingat masyarakat, tanpa ada Mas Ales, mungkin tidak ada namanya batik geblek renteng," kata Bayu.

Ales Candra Wibawa mengucapkan terimakasih atas pemberian batik bermotif dirinya itu. Dia berharap industri kreatif di Kulonprogo utamanya idustri batik bisa kian berkembang dan bertahan dari gempuran zaman. "Terimakasih atas apresiasi ini, terimakasih juga masih mengingat saya sebagai pencipta batik geblek renteng," ujarnya.

Kemunculan batik Geblek Renteng karya Ales bermula saat dirinya mengikuti Lomba Desain Motif Batik Khas Kulonprogo. Lomba ini diadakan oleh Pemkab Kulonprogo pada 2012 silam. Dalam perlombaan itu, Ales bersaing dengan ratusan kreator dari seluruh Indonesia.

Ales yang kala itu masih berusia 16 tahun dan baru duduk di kelas 1 SMA tak menyangka jika karyanya bisa menjadi juara. Pasalnya, sejak awal mengikuti perlombaan ini, tak ada ekspektasi apapun. Dengan kata lain dia hanya sekadar coba-coba. "Saya justru minder karena karya yang lain itu lebih bagus," kata Ales.

Motif batik Geblek Renteng yang diusung Ales ini memiliki banyak makna. Kulonprogo yang kaya baik berupa makanan khas, kekayaan alam, dan lainnya diaplikasikan dalam sebuah batik dengan geblek sebagai motif utamanya.

Selain geblek, dalam motif tersebut juga digambarkan buah manggis yang merupakan flora khas Kulonprogo, gambar burung kacer merupakan perwujudan salah satu fauna identitas Kulonprogo dan Lambang Binangun merupakan perwujudan slogan Kabupaten Kulonprogo

Lambang Binangun sendiri memiliki makna sebagai kuncup bunga yang akan mekar. Dimaksudkan sebagai harapan Kulonprogo yang terus mekar indah dan menjadi permata di Pulau Jawa. Di bawah lambang Binangun ada hiasan yang menyerupai sayap melambangkan bahwa Kulonprogo akan dibangun sebuah bandara.

Terdapat pula motif garis naik turun sebagai perlambang kenampakan alam di Kulonprogo yang bervariasi mulai dari pegunungan hingga dataran rendah dan pantai. Dikatakan Ales, usai diumumkan menjadi juara, dirinya didatangi oleh perwakilan Pemkab Kulonprogo. Mereka mengundang Ales untuk hadir dalam acara launching geblek renteng sekaligus pemberian hadiah senilai Rp15 juta.

Kini Ales memenuhi kebutuhannya dari pekerjaan sebagai ilustrator. Sementara royalti atas hal cipta dari motif geblek renteng sudah menjadi milik Pemerintah Kabupaten Kulonprogo. "Tapi enggak papa karena memang itu sudah syaratnya lomba, saya hanya berharap agar batik di Kulonprogo bisa terus maju dengan adanya motif geblek renteng ini."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ratusan Rumah Terendam Akibat Luapan Sungai Cibeureum

News
| Kamis, 02 Mei 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 14:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement