Advertisement

Bencana Kekeringan Sebabkan 22,5 Hektare Lahan Sawah di Kulonprogo Puso Selama Agustus

Fahmi Ahmad Burhan
Kamis, 05 September 2019 - 23:47 WIB
Bhekti Suryani
Bencana Kekeringan Sebabkan 22,5 Hektare Lahan Sawah di Kulonprogo Puso Selama Agustus Ilustrasi kemarau di ladang pertanian - Bisnis Indonesia/Rachman

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO- Posko penanggulangan dampak kekeringan Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo mencatat, selama Agustus, 22,5 hektare lahan sawah mengalami puso atau gagal panen akibat kekeringan. Kondisi puso tersebut terjadi di empat kecamatan.

Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman, Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Wahyu Widjayantoro mengatakan, meskipun di Agustus banyak petani yang sudah beralih menanam palawija, namun, tetap ada sebagian lahan sawah yang terkena dampak kekeringan.

Advertisement

"Dari laporan yang masuk ke posko, di Agustus kondisi puso terjadi di empat kecamatan, yaitu Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo, dan Sentolo," ungkap Wahyu pada Kamis (5/9/2019).

Total luas lahan yang mengalami puso di Agustus yaitu 22,5 hektare. Lokasi yang banyak mengalami puso selama Agustus yaitu di kawasan Utara Kulonprogo atau Perbukitan Menoreh. Kecamatan yang lahannya paling luas terkena puso selama Agustus yaitu di Kalibawang, seluas 11 hektare.

Sebelumnya, posko mencatat, luas lahan di Kulonprogo secara kumulatif dari Mei, Juni, dan Juli yang dilaporkan di awal Agustus tercatat sebanyak 130,5 hektare mengalami puso. "Di awal-awal September ini juga ada laporan masuk, tapi luasannya masih dihitung. Nanti baru bisa terlihat secara kumulatif selama musim kemarau," kata Wahyu.

Menurut Wahyu, terjadinya puso dikarenakan, sistem pertanian di beberapa wilayah Kulonprogo masih mengandalkan tadah hujan. Ketika tidak ada lagi ketersediaan air untuk pertanian, maka beberapa lahan sawah akan terkena puso.

Sementara, di tahun ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, masuk musim penghujan akan berlangsung mundur atau terjadi kemarau yang lebih panjang. "Masuk musim hujan diperkirakan mundur satu sampai dua dasarian atau 10 sampai 20 hari," ujar Kepala Kelompok Data dan Informasi, Stasiun Klimatologi Yogyakarta, Etik Setyaningrum.

BMKG memperkirakan, musim hujan di DIY akan masuk pada November kecuali di Sleman bagian Barat dan Kulonprogo bagian Utara yang masuk musim hujan di dasarian terakhir Oktober. Sedangkan, musim pancaroba akan masuk di akhir bulan ini sampai pertengahan Oktober.

Ia mengatakan, dengan mundurnya musim penghujan tersebut, petani diimbau untuk menyesuaikan pola tanam. "Masyarakat juga diharap bisa bijak dalam menggunakan air," ungkap Etik. progo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Cak Imin Tetapkan Kriteria Calon Kepala Daerah yang Diusung PKB

News
| Sabtu, 20 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement