Advertisement
Minat Kaum Muda untuk Menjadi Petani Masih Rendah
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Kaum muda di Kabupaten Gunungkidul kurang berminat menjadi petani. Salah satu faktor yang memengaruhi ialah rendahnya penghasilan dan lamanya menunggu waktu panen.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto, mengatakan guna menarik minat kaum muda sekaligus membantu efisiensi dalam pengolahan lahan, jajarannya memberikan alat mesin pertanian (alsintan) kepada sejumlah kelompok tani. "Kalau alatnya tradisional mereka [kaum muda] semakin tidak tertarikuntum bertani," ucapnya, Minggu (8/9/2019).
Advertisement
Menurut dia, setelah menerima bantuan alsintan, setiap kelompok tani mempunyai usaha pelayanan jasa alat mesin. Tujuan dibentuknya upjam yakni untuk melibatkan anak muda menjadi mekanik atau operator. "Misalnya alat pemipil jagung saat musim panen," katanya.
Bambang menjelaskan secara hasil, penghasilan petani tidak kalah dengan pekerjaan lain. Meski demikian, bekerja sebagai petani butuh keuletan. Terlebih selama ini petani selalu identik dengan kotor lumpur, panas dan lainnya. Hal ini berbeda dengan pekerjaan sebagai pelayan toko. Belum lagi saat ini di Gunungkidul banyak anak muda yang memilih bekerja di sektor pariwisata. "Jadi pemandu wisatawan langsung dibayar, kalau petani harus menunggu hingga panen dulu," katanya.
Untuk menarik minat kaum muda bekerja sebagai petani, DPP Gunungkidul menggandeng SMA Negeri 2 Playen dengan membentuk komunitas generasi cinta pertanian. Dengan anggota sekitar 50 pelajar, mereka diajak belajar panen hasil pertanian. Dengan begitu diharapkan memunculkan minat anak muda agar mau menjadi petani.
Kepala Seksi Program DPP Gunungkidul, Budiyono, menyebut jumlah kelompok tani di Gunungkidul saat ini tercatat sebanyak 3.150. Adapun pembagiannya terdiri dari kelompok tani pemula, lanjut, madya, dan utama. "Ada empat kategori," katanya, Minggu.
Budiyono menjelaskan kelompok tani pemula baru tumbuh selama dua tahun. Setiap kategori berdasarkan penilaian terkait dengan manajemen, teknis, dan administrasi. "Nilainya untuk pemula dari 0-250; kelompok lanjut 251-500; madya 501-750; dan utama 751-1.000. Setiap tahun kami melakukan penilaian," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Gunung Ibu Pulau Halmahera Meletus, Abu Vulkanik Setinggi 3,5 Kilometer
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Top 7 News Harianjogja.com Sabtu 27 April 2024: Tol Jogja-Bawen hingga Vietnam Gagal Melaju ke Semifinal Piala Asia
- Simak! Jalur Trans Jogja Lengkap, ke UGM, UNY, Rumah Sakit dan Tempat Wisata
- Potensi Wisata Offroad Mulai Diminati Segmen Komunitas dan Keluarga di Jogja
- Sastrawan Joko Pinurbo Wafat di Usia 61 Tahun
- Pengusaha Bakpia Ramaikan Bursa Pilkada Jogja 2024
Advertisement
Advertisement