Advertisement
Kulonprogo Cetak 40 Hektare Sawah Baru
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpangan) Kabupaten Kulonprogo mencetak sawah baru seluas 40 hektare (ha) di Kecamatan Nanggulan, Kalibawang, dan Samigaluh. Program Cetak Sawah Baru itu ditargetkan rampung maksimal November 2019.
"Kami mengejar sebelum November sudah bisa cetak, biar tidak tabrakan dengan musim penghujan, karena kalau hujan, proses pembukaan lahan bisa terganggu, selain itu kami coba gerak cepat agar lahan bisa segera ditanami sesuai tujuan program ini yakni meningkatkan produksi tanaman padi, palawija dan sejenisnya di Kulonprogo," kata Kepala Distanpangan Kulonpogo, Aris Nugraha, Minggu (15/9/2019).
Advertisement
Aris menerangkan, sawah baru itu akan dikelola oleh empat kelompok tani yaitu Kelompok Tani Danurejo, Dusun Brangkal, Desa Banyuroto, Kecamatan Nanggulan, dengan lahan seluas 13 ha; Kelompok Tani Maju Tresno, Dusun Tanggulangin, Desa Tanjungharjo, Kecamatan Nanggulan, dengan lahan seluas delapan hektare; P3A Tirto Rahayu, Dusun Promasan, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, dengan lahan seluas 13 ha dan Kelompok Tani Sidodadi, Dusun Ngaran 2, Desa Banjarsari, Kecamatan Samigaluh dengan lahan seluas enam hektare.
Pemilihan kelompok tani berdasarkan proposal permintaan kelompok atau laporan pihak-pihak lain, mulai dari anggota DPRD Kulonprogo, penyuluh pertanian maupun pemerintah desa dan kecamatan setempat. Setelah laporan diterima, jajarannya melakukan survei di lapangan atau disebut Survei Investigasi Desain (SID). Jika hasil di lokasi memenuhi syarat SID seperti ketersediaan air dan adanya sumber daya manusia (SDM) pengelola lahan, maka program bisa dilakukan. "Jadi tidak semua lokasi bisa menjadi lahan persawahan, untuk mengetahui potensinya ada proses SID yang harus dilalui, nah kami lihat di empat kelompok itu sudah memenuhi kriteria," ujarnya.
Terhadap empat kelompok itu, Distanpangan memberi sosialisasi secara bergiliran. Dalam sosialisasi yang diikuti oleh perwakilan pemerintah kecamatan dan desa, pengurus kelompok diminta membentuk panitia khusus. Panitia ini bertugas mengelola dana stimulan program cetak sawah yang total nominalnya mencapai Rp505 juta, tapi yang mereka peroleh tergantung luas lahan yang digarap.
"Harapan kami kegiatan ini sifatnya partisipatif, warga berperan aktif, jadi anggaran stimulan ditransfer ke rekening kelompok, sehingga mereka wajib membuat kepanitiaan dan perencanaan," kata Aris.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Distanpangan Kulonprogo, Tri Hidayatun, menambahkan program cetak sawah baru gencar dilakukan. Selain untuk meningkatkan produksi tanaman, juga sebagai upaya mengganti lahan sawah yang berkurang akibat alih fungsi lahan.
Dia memaparkan laju alih fungsi lahan di Kulonprogo meningkat drastis semenjak dibangunnya Yogyakarta Internasional Airport (YIA). Sejak 2010 sampai 2016 atau sebelum bandara dibangun, rata-rata alih fungsi lahan hanya berkisar dua sampai 14 ha. Tapi pada 2017, melonjak hingga 243 ha yang mayoritas di kawasan pembangunan YIA.
"Kami berupaya mengganti lahan persawahan yang dialihfungsikan lewat Program Cetak Sawah Baru, tercatat dari target kami 350 ha, sekarang sudah mencapai 135 ha, tahun ini dipastikan bertambah menjadi 175 ha karena ada penambahan 40 ha di Nanggulan, Kalibawang dan Samigaluh," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Komisaris HAM PBB Prihatin dengan Sikap Polisi AS yang Membubarkan Aksi Mahasiswa Pro Palestina
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Stok Darah 30 April 2024 dan Jadwal Donor Darah Besok di Wilayah DIY
- Kantor PT Taru Martani Digeledah Kejati DIY, Terkait Dugaan Korupsi Rp18 Miliar
- BKKBN DIY Lantik P3K, Gunungkidul Dan Kulon Progo Tambah Penyuluh KB
- Jadi Pusat UMKM, Eks Hotel Mutiara 1 Malioboro Jogja Beroperasi di 2025
- TPA Piyungan Ditutup Permanen Besok! Semua Depo Sampah Kota Jogja Hari Ini Dikosongkan
Advertisement
Advertisement