Advertisement
Atasi Kekeringan, Suharsono Ingin Perbanyak Sumur Bor
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL-- Bupati Bantul Suharsono ingin memperbanyak sumur bor sebagai solusi mengatasi kekeringan yang terjadi setiap tahun. Sumur bor tersebut nantinya harus ada di tiap dusun yang menjadi langganan kekeringan.
Rencananya pembangunan sumur bor akan diperbanyak pada 2020 mendatang karena anggaran tahun ini tidak memungkinkan. "Saya enggak mau setiap tahun terjadi kekeringan. Harus ada solusi bisa dengan sumur bor," kata Suharsono, di sela-sela menghadiri pembentukan Desa Tangguh Bencana di Lapangan Guwosari, Pajangan, Bantul, Sabtu (21/9/2019).
Advertisement
Suharsono mengaku terenyuh dalam beberapa kali ikut dropping atau penyaluran air besih ke warga. Beberapa dusun yang ia datangi diketahui ada potensi air bersih jika dibangun sumur bor denan kedalaman tertentu. Pihaknya langsung menindaklanjuti agar organisasi perangkat daerah (OPD) terkait mendata semua dusun yang mengalami kekeringan.
Selain itu juga pendataan sumber-sumber potensi air yang bisa dimanfaakan. Setelah terdapat potensi air maka bisa langsung didata untuk dibangun sumur bor dan peralatannya.
"Nanti dilengkapi penampungan dan jaringan, kran. Bila perlu dibangun juga beberapa kamar mandi, biar masyarakat yang pulang dari kebun bisa menggunakannya, " ujar Suharsono.
Meski berencana memperbanyak sumur bor, sementara ini unuk memenuhi kebutuhan air bersih maayarakat, Pemkab Bantul tetap melaksanakan dropping air. Kepala Pelaksana Badan Penananan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Saryanto mengatakan, selama musim kemarau sampai saat ini instansinya sudah menyalurkan air beraih sebanyak 550 tangki air beraih berdasarkan permintaan warga yang diajukan ke BPBD.
Jumlah air bersih yang disiatribusikan tersebut, kata Dwi, belum termasuk yang didistribuaikan OPD lainnya dan instansi wasta. "Kalau dengan lembaga lainnya diprediksi lebih dari 1000 tangki air sudah terdistribusi ke wilayah dampak kekerinan," kata Dwi.
Sementara dampak kekeringan hampir sama dengan tahun lalu yakni 14 desa di tujuh kecamatan. Hanya yang tadinya satu atau dua dusun bertambah menjadi 3-4 dusub. Tujuh kecamatan dampak kekeringan ada du Piyungan, Dlingo, Pleret, Imogori, Pundong Kretek, dan Kasihan.
Dwi mengklaim sejauh ini Pemkab masih sanggup mengatasi kekeringan sehingga status penanganannya masih siaga darurat kekerinan dan belum sampai level darurat. Meski angaran dropping air terbatas, namun Pemkab masih memiliki dana tidak tersuga yang sewktu-waktu basa digunakan dalam kondisi mendesak.
Soal sumur bor ini lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) juga sudah melakukannya. Bahkan sudah 18 titik sumur bor yang dibangun dan tersebar di Jogja, Gunungkidul, dan Kulonprogo. Pembangunan aumur denan kedalaman 50-100 meter tersebut menghabiskan anggaran sekutar Rp50 juta per sumur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Diantar Puluhan Pendukung, Roy Saputra Ambil Formulir Pendaftaran Cawawali Solo
- Selamat! Ipswich Town Promosi ke Premier League, Foto Elkan Baggott Terpampang
- Studi Ungkap Wanita 40 Persen Berisiko Alami Depresi saat Perimenopause
- Tepergok di Cawas, Pelaku Pencurian Ngaku Pernah Beraksi di Kalikotes Klaten
Berita Pilihan
Advertisement
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Karyawan Ucapkan Selamat Tinggal
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Cara Membeli Tiket Kereta Bandara YIA Kulonprogo via Online
- Jadwal KA Bandara YIA Stasiun Tugu Jogja, Sabtu 4 Mei 2024
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Berangkat dari Palur, Sabtu 4 Mei 2024
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Sabtu 4 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo Akhir Pekan Ini, Sabtu 4 Mei 2024, Cek di Sini
Advertisement
Advertisement