Advertisement
Diduga Kelaparan dan Kehausan, Monyet Ditemukan Mati Lemas di Paliyan
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Kemarau panjang yang melanda wilayah Gunungkidul tidak hanya berdampak kepada manusia. Kawanan monyet ekor panjang yang menghuni kawasan hutan dan perbukitan ikut merasakan dampaknya. Beberapa waktu lalu, warga Dusun Blondo, Desa Karangduwet, Kecamatan Paliyan, menemukan seekor monyet mati yang diduga karena kekurangan asupan makanan dan minuman.
Anggota Komunitas Manah Ati, Eko Ari Prasetyo, mengatakan komunitas yang diikutinya bergerak dalam kegiatan pelestarian satwa. Pada Rabu (25/9), dia dan rekan-rekannya menerima laporan dari warga yang menemukan seekor monyet dalam keadaan lemas. Saat ditemukan tidak ada tanda-tanda luka akibat perburuan maupun perkelahian dengan sesama monyet.
Advertisement
Menurut dia, monyet sekarat ini langsung dibawa ke desa untuk diberikan pertolongan. Sayangnya, keesokan paginya monyet ditemukan mati. “Sempat diberikan makanan dan minuman cair, tapi sayang nyawanya tidak dapat ditolong,” kata Eko kepada wartawan, Kamis (3/10/2019).
Dia menduga matinya monyet ini karena kehabisan stok makanan dan minuman akibat kemarau panjang. Untuk mencegah monyet ekor panjang turun ke pemukiman dan ladang, Komunitas Manah Ati bersama warga di sekitar hutan menyediakan makanan dan minuman bagi monyet. “Sejak September lalu kami membuat bak dari terpal dan menyebar makanan dan buah-buahan di area Hutan Suaka Margasatwa Sodong,” katanya.
Menurut Eko pemberian makanan dan minuman tidak hanya dilakukan di area hutan. Di sekitar Dusun Blondo warga juga menyediakan makanan dan minuman untuk monyet dan satwa lain. “Di dusun ada sembilan titik yang disediakan air dan buah-buahan. Tujuannya agar diambil kawanan monyet sehingga tidak masuk ke permukiman,” katanya.
Salah seorang warga Desa Karangduwet, Riyanti, menambahkan serangan monyet ekor panjang merupakan hal yang biasa. Saat musim kemarau serangan meningkat sehingga banyak warga yang melihat kawanan monyet masuk ke ladang dan permukiman warga. “Serangan dilakukan dengan terang-terangan karena saat warga di ladang, monyet-monyet itu tidak takut menjarah,” katanya.
Dia mengaku pernah mengalami saat perbekalannya dijarah kawanan monyet. “Saat menanam kacang juga. Baru ditanam, eh benihnya sudah diambil monyet,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Sepuluh Toko di Malioboro Jadi Korban Vandalisme, PPMAY: Pelaku harus Ditindak!
- SMAN 2 Sragen Gelar Pemilihan Mas dan Mbak Smanda, Ini Juaranya
- Usai Santap Makanan Hajatan, 80 Orang di Kalasan Sleman Alami Keracunan Massal
- Piala Asia Wanita U-17: Dibombardir Jepang, Thailand Takluk 4 Gol Tanpa Balas
Berita Pilihan
Advertisement
SYL Bebani Anak Buah di Kementan Rp800 Juta untuk Jalan-jalan ke Brasil dan AS
Advertisement
Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga
Advertisement
Berita Populer
- Ada Pembuangan Sampah Ilegal di Gunungkidul, Begini Respons Pemda DIY
- Marbot Masjid di Kota Jogja Dapat Fasilitas BPJS Ketenagakerjaan
- Eko Suwanto: Sultan Grond dan Pakualaman Grond untuk Kesejahteraan Masyarakat
- Pekerja Proyek Benteng Kraton Meninggal Tertimpa Beton, Begini Respons Pemda DIY
- Warga Kampus Harus Tahu, Ini Kategori Tindakan Kekerasan Seksual Sesuai Peraturan Menteri
Advertisement
Advertisement