Advertisement
Selama 2019, Penderita DBD di Gunungkidul Menonjak 2 Kali Lipat
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Selama 2019 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Gunungkidul melonjak hingga dua kali lipat. Berdasar data Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, mulai Januari hingga pertengahan November tercatat ada 424 orang yang terjangkit, sementara pada 2018 ada 124 orang yang terjangkit.
Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengungkapkan kasus DBD yang terjadi tahun ini terbilang berbeda, meskipun musim kemarau tetapi banyak warga yang terjangkit penyakit yang dipicu nyamuk aedes aegypti itu. Kebersihan lingkungan tempat tinggal, menurut Dewi, menjadi salah satu faktor pemicu merebaknya demam berdarah. “Penyebaran nyamuk kemungkinan berkaitan dengan masyarakat yang menghemat dan menampung air, sehingga air sangat disayang-sayang hingga akhirnya muncul jentik nyamuk,” kata dia, Selasa (26/11/2019).
Advertisement
Selain itu, saat ini Gunungkidul juga memasuki siklus lima tahunan lonjakan demam berdarah sehingga kenaikan jumlah penderita cukup drastis. "Selama dua tahun yakni 2017 dan 2018 angka penderita rendah, tahun ini naik dua kali lipat," kata Dewi.
Untuk mencegah penyebaran nyamuk DBD, Dewi mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan seperti pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Harapannya, jika itu upaya itu dilakukan secara serentak maka bisa menangkal penyebaran nyamuk DBD.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Gunungkidul, Ari Siswanto, mengungkapkan kesadaran masyarakat di Bumi Handayani terkait dengan dampak penularan nyamuk DBB masih sangat kurang. Ia menilai faktor kurangnya kesadaran tersebut berakibat meningkatnya kasus DBD di tahun ini. Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat bisa terus meningkatkan kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan.
"Kami mengimbau agar masyarakat meningkatkan kesadarannya terkait dengan antisipasi penyakit DBD, salah satunya menghidupkan semangat gotong-royong membersihkan lingkungan," kata Ari, Selasa.
Tak hanya itu, Komisi D juga meminta kepada Dinas Kesehatan Gunungkidul agar lebih maksimal lagi dalam menyosialisasikan upaya pencegahan penularan nyamuk pemidu DBD yang berimbas pada korban yang meningkat. Peran juru pemantau jentik (Jumantik) di setiap rumah juga wajib diintensifkan dalam memantau keberadaan jentik nyamuk yang mudah berkembang. "Peran para jumantik harus lebih masif dan terukur," ujarnya.
Menurut Ari, dengan meningkatnya kesadaran warga dalam menjaga lingkungan, jajarannya optimistis kasus DBD di Bumi Handayani bisa terus ditekan. "Jika kesadaran muncul dari semua unsur, baik dinas maupun masyarakat, Insyaallah kasus DBD bakal turun," tutur Ari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Ivar Jenner Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Irak, Tiket Olimpiade di Depan Mata
- Demo May Day Ricuh hingga Mahasiswa Luka-luka, Ini Kata Kapolrestabes Semarang
- Justin Hubner Kapten, Kelly Sroyer Starter, Sananta di Bangku Cadangan
- Laga Masih 1 Jam Lagi, Stadion Abdullah bin Khalifah Disesaki Suporter Garuda
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Berikut Cara Memesan Tiket KA Bandara YIA, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja
- Jadwal KA Bandara YIA Jogja dari Stasiun Tugu, Kamis 2 Mei 2024
- Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo, Kamis 2 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan Jogja
- Jadwal Terbaru KRL Solo Jogja, Kamis 2 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Jebres Solo
- Jadwal KA Prameks Stasiun Tugu Jogja-Kutoarjo, Kamis 2 Mei 2024
Advertisement
Advertisement