Advertisement
Masih Pancaroba, Tanah Longsor Mulai Mengancam Warga di Gunungkidul
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Hujan di wilayah Gunungkidul belum sepenuhnya turun dengan merata. Meski demikian, ancaman longsor khususnya bagi masyarakat di wilayah rawan mulai terlihat.
Kejadian longsor ini salah satunya terlihat pada talut sepajang lima meter dan tinggi lima meter ambrol di Dusun Pijenan, Pundungsari, Semin pada Jumat (6/12/2019) petang. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun diperkirakan kerugian mencapai jutaan rupiah.
Advertisement
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, talut yang ambrol terjadi di perkarangan milik Muhaini. Perisitiwa ini terjadi dikarenakan hujan deras yang mengguyur wilayah Semin sejak Jumat sore. “Kerukasan hanya pada talut dan longsoran tidak sampai ke rumah,” katanya kepada Harianjogja.com, Sabtu (7/12/2019).
Menurut dia, dari sisi perkembangan cuaca, kondisi saat ini belum memasuki musim hujan. Hal ini dikarenakan masih pada tahap peralihan dari kemarau ke penghujan. Meski demikian, di masa pancaroba ini, potensi bencana harus tetap diwaspadai karena embusan angin kencang dan hujan deras dapat menimbulkan kerusakan seperti rumah ambruk maupun tanah longsor.
Untuk potensi rawan longsor terjadi di wilayah utara seperti Kecamatan Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin dan Ponjong. Edy pun berharap, masyarakat yang tinggal di zona rawan untuk berhati-hati dan waspada saat hujan turun dengan derasnya. “Antisipasi penting agar saat kejadian jumlah kerugian bisa ditekan,” katanya.
Edy menuturkan, di waktu yang hampir bersamaan dengan ambrolnya talut di Pundungsari, di daerah lain juga terjadi musibah lain. Sebagai contoh di wilayah Krambilsawit, Saptosari, warga harus merasakan pemadaman karena tiang listrik ambruk diterjang angin kencang.
Hal sama juga terlihat di Desa Beji, Ngawen. Akibat terjangan lisus, satu keluarga terpaksa mengungsi karena rumah yan ditinggali nyaris ambruk. “Total ada empat kejadian yang terjadi pada Jumat [kemarin]. Satu kejadian lagi adalah atap rumah rusak di wilayah Desa Natah, Ngilpar,” ungkapnya.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana, BPBD Gunungkidul Agus Wibowo Arifianto mengatakan, musiban ataupun bencana tidak bisa diprediksi kapan datangnya. Namun untuk antisipasi, BPBD terus melakukan mitigasi kebencaanaan. Hal ini dilakukan agar masyarakat mengetahui dan paham terkait dengan kesiapsiagaan kebencanaan. “Harapannya dengan sosialisasi masyarakat bisa tahu sehingga saat terjadi musibah kerugiannya bisa ditekan,” katanya.
Menurut dia, upaya sosialisasi kebencanaan tidak hanya dilakukan dengan pertemuan dengan masyarakat. Namun langkah nyata dari pencegahan dilakukan dengan memperluas jaringan desa tangguh bencana (Destana) di Gunungkidul.
“Memang belum menyasar ke seluruh wilayah, tapi BPBD akan terus memperluas jaringan destana. Untuk tahun depan sudah disiapkan enam paket pendirian destana baru,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Bejat! Pria 60 Tahun Cabuli Bocah Perempuan 7 Tahun di Kartasura Sukoharjo
- Crosser Astra Honda Delvintor Siap Beraksi Lagi dengan CRF250R di MXGP Portugal
- KPK Tolak Alasan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Mangkir Pemeriksaan Hari ini
- Jateng Tak Punya Bandara Internasional, Amphuri: Biaya Umrah bakal Naik 15%
Berita Pilihan
Advertisement
Kepada Presiden Terpilih Prabowo, Luhut Berpesan Jangan Bawa Orang Toxic ke Kabinet
Advertisement
Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari
Advertisement
Berita Populer
- Dibutuhkan Masyarakat, Warung Madura Diminta Tetap Buka 24 Jam
- Warga Rejowinangun Peroleh Pelatihan Kuliner
- Dua TPS 3R Belum Beroperasi, Sampah di Kota Jogja Diolah Swasta Pakai Sistem Tipping Fee
- Ditutup, Timbunan Sampah di TPA Piyungan Mulai Ditata
- Cara Membeli Tiket Kereta Bandara YIA Jogja, Hanya Rp20.000
Advertisement
Advertisement