Advertisement
18 Paguyuban Penghayat Kepercayaan di Kulonprogo Ikut Musda
Advertisement
Harianjogja.com, WATES - Sebanyak 18 paguyuban penghayat kepercayaan di Kulonprogo mengikuti pra-musyawarah daerah (musda) Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) Kulonprogo. Kegiatan tersebut digelar Dinas Kebudayaan setempat di Ruang Adikarto, kompleks Pemkab Kulonprogo, Selasa (17/12/2019).
Kepala Disbud Kulonprogo, Untung Waluyo mengatakan pra-musda diadakan untuk merumuskan kembali langkah MLKI Kulonprogo yang pada 2020 sudah masuk tahun kelima kepengurusan. Sejumlah posisi pengurus di organisasi tersebut telah kosong dan perlu diisi sosok-sosok baru.
Advertisement
"Ada beberapa pengurus yang sudah meninggal, dan MLKI Kulonprogo harus dioptimalkan kembali kinerjanya," ujar Untung di sela-sela pra musda, Selasa siang.
Dalam kegiatan ini Disbud menggandeng Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kulonprogo untuk mensosialisasikan pentingnya anggota paguyuban terdata secara administratif oleh pemerintah.
Hal itu didasari pada putusan Mahkamah Konstitusi No 97/PUU-XIV/2016 tertanggal 7 Nopember 2017 yang memutuskan frase agama dalam pasal 61 dan pasal 64 UU No 23/ 2006 yang telah dirubah dan ditambah dengan UU Nomor 24 tahun 2013 Tentang Administrasi Kependudukan tidak bersifat mengikat.
Sehingga keberadaan penghayat kepercayaan diakui oleh konstitusi Indonesia, yang otomatis memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan pemeluk agama lain.
"Pasca keputusan MK, yang menyatakan penghayat kepercayaan sekarang diakui oleh negara maka persyaratan-persyaratan yang sifatnya administrasi harus diperbaharui, minimal terdaftar di Kesbangpol," terangnya.
"Sebanyak 18 paguyuban dahulu sudah terdaftar, tapi karena ada aturan baru jadi harus daftar kembali, kalau tidak terdaftar nanti tidak dapat pembinaan," imbuh Untung.
Ketua MLKI Kulonprogo, Trisno Miharjo mengatakan setelah pra-musda, akan diadakan musda pada pertengahan tahun depan. Sisa waktu sampai dilakukannya musda akan dimanfaatkan untuk memikirkan arah ke depan organisasi termasuk program kerja yang bakal dijalankan.
Program kerja MLKI Kulonprogo kebanyakan berkutat pada pelestarian budaya seperti penyelanggaraan upacara adat. Perawatan sendang juga termasuk dalam program kerja. Sendang menjadi salah satu sarana bagi penghayat kepercayaan untuk menunaikan ibadah.
Namun kata Trisno, pada tahun mendatang, ketugasan MLKI Kulonprogo bakal lebih kompleks, mengingat Kulonprogo di masa depan seiring hadirnya sejumlah mega proyek bakal membikin wajah kabupaten paling ujung di DIY ini berubah, termasuk tatanan di tatanan sosial masyarakat dan seni budaya.
"Ini jadi tantangan buat kita, tapi kita tetap harus memayung hayuning bawana, kita harus merawat dengan sungguh-sungguh kearifan lokal Kulonprogo," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Diduga Beri Gratifikasi Rp100 Juta, Suami Maia Estianty Terseret Kasus Kepala Bea Cukai Yogyakarta
Advertisement
Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca BMKG Jogja dan Sekitarnya Rabu 15 Mei 2024: DIY Cerah Berawan, Suhu Capai 34 Derajat
- Jadwal Kereta Bandara YIA Rabu 15 Mei 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Rabu 15 Mei 2024, Tiket Rp50 Ribu
- Terbaru! Jadwal KRL Jogja-Solo Rabu 15 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- Libur Panjang Hari Raya Waisak: KAI Siapkan 4 Kereta Tambahan untuk Antisipasi Lonjakan Penumpang
Advertisement
Advertisement