Advertisement
Kasus Demam Berdarah di Gunungkidul Tertinggi Se-DIY
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Ancaman demam berdarah dengue (DBD) di Gunungkidul terus meningkat dan menjadi kasus terbanyak di DIY. Pemkab meminta kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pencegahan sehingga potensi serangan bisa dikurangi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Penularan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Sumitro, mengatakan meski belum masuk sebagai wabah, potensi serangan nyamuk aedes aegypti harus terus diwaspadai. “Pada Januari ada 139 kasus dan itu jumlah terbanyak dibandingkan wilayah lain di DIY,” kata Sumitro saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (17/2/2020).
Advertisement
Menurut dia, dari kasus itu ada satu korban meninggal dunia. Meski jumlah serangan meningkat, Sumitro memastikan Pemkab belum mengategorikan penyebaran DBD sebagai wabah. Hingga saat ini Gunungkidul masih sebatas daerah endemik DBD. “Penetapan wabah apabila dalam beberapa waktu tertentu terjadi lonjakan yang drastis dengan area cakupan yang meluas,” katanya.
Untuk wilayah penyebaran, Kecamatan Wonosari, Karangmojo, Ponjong dan Playen menjadi wilayah paling rawan dengan jumlah kasus terbanyak dibandingkan dengan kecamatan lainnya.
Terkait dengan upaya pencegahan, Sumitro menuturkan upaya pengasapan atau fogging tidak efektif. Bahkan jika penyemprotan dilakukan sembarangan justru membuat resistensi sehingga nyamuk lebih kebal terhadap insektisida. “Dibandingkan dengan wilayah lain di DIY, nyamuk di Gunungkidul lebih kebal terhadap zat malpion yang biasa digunakan untuk membunuh nyamuk,” katanya.
Kepala Seksi Penyakit Menular Bidang P2P Dinkes Gunungkidul, Diah Prasetyo Rini, mengatakan secara total jumlah serangan DBD mencapai 164 kasus. Adapun rinciannya, 139 kasus merupakan data di Januari, sisanya 25 kasus terjadi hingga pertengahan Februari. “Kami akan terus mengggalakkan upaya pencegahan agar sebaran DBD tidak semakin meluas,” katanya.
Diah menjelaskan, masyarakat perlu mewaspadai waktu serangan nyamuk aedes aegypti yang menjadi sumber DBD. Sesuai dengan siklus, nyamuk ini biasa menyerang pada pagi pukul 08.00 WIB-10.00 WIB dan sore hari pukul 15.00 WIB-16.00 WIB.
Untuk pencegahan masyarakat harus terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat. “Masyarakat harus berpartisipasi aktif untuk pencegahan. Cara paling mudah agar tidak digigit adalah dengan mengolesi tubuh dengan lotion antinyamuk,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- JNE Content Competition 2024 Berhadiah Ratusan Juta Rupiah Digelar, Yuk Daftar!
- Diantar Seratusan Kader PDIP, Her Suprabu Daftar Bakal Cawali Solo 2024
- Dorong Sertifikasi Usaha Mikro, KemenkopUKM Memperkuat Sinergi Lintas Sektor
- Rakor Puspom TNI-Polri Bahas Pemakaian Pelat Dinas hingga Bentrok Antar-Anggota
Berita Pilihan
Advertisement
BMKG Pastikan Udara Panas di Indonesia Akhir-akhir Ini Bukan Heatwave, Ini Penjelasannya
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Stok Darah PMI DIY Minggu 1 Mei 2024 dan Jadwal Donor Darah
- Unjuk Rasa di Tugu Jogja, Ini Tuntutan Serikat Buruh pada Momen May Day
- Hari Buruh, Korban Apartemen Malioboro City Demo Perjuangkan Hak Kepemilikan
- Pemkot Jogja Masih Menunda Pembangunan TPS 3R di Piyungan, Ini Alasannya
- Peringati May Day, Pemkot Jogja Dorong Pekerja Tingkatkan Hard Skill dan Soft Skill
Advertisement
Advertisement