Advertisement
Surplus Beras, Gapoktan di Kulonprogo Suplai Beras untuk Program Kemensos
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO-- Surplus beras di Kulonprogo menjadi angin segar bagi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) setempat. Sebab, karena hal itulah, puluhan gapoktan yang tersebar di 12 kapanewon dipercaya untuk menyuplai beras dalam program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang sekarang berubah nama menjadi bantuan sembako.
Keterlibatan Gapoktan di Kulonprogo dalam program Kementerian Sosial ini sudah berlangsung sejak 2018 silam. Mulanya jumlah gapoktan yang diikutkan sebanyak 12 kelompok. Berjalannya waktu, jumlah itu kian bertambah.
Advertisement
Pada 2020 tercatat ada 21 Gapoktan yang resmi menyalurkan beras ke E-Warong guna memenuhi kebutuhan 49.184 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) program tersebut.
"Adanya program bantuan sembako dari APBD Kulonprogo 2020, menambah jumlah Gapoktan sebanyak sembilan, sehingga keseluruhan untuk saat ini menjadi 21 gapoktan,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpangan) Kulonprogo, Aris Nugroho, Selasa (18/2/2020).
Aris menerangkan keikutsertaan gapoktan dalam program ini tak lepas dari tingginya produksi beras di Kulonprogo. Bahkan setiap tahun, ia menyebut produksi beras selalu mengalami surplus.
Adapun beras yang dibutuhkan dalam satu tahun untuk melayani program tersebut sekitar 6.462 ton, atau per bulannya berkisar 500 ton. Kebutuhan itu lebih dari cukup mengingat panenan petani Kulonprogo dengan asumsi produksi beras tiap tahunnya mencapai 79.000 ton.
"Beras sebanyak 6.462 ton itu hanya sekitar 15 persen dari kebutuhan masyarakat Kulonprogo yang per tahunnya 35.491 ton. Karena surplus, kita gandeng Gapoktan untuk bisa menyuplai beras-berasnya dalam program ini," ujar Aris.
Salah satu gapoktan yang dilibatkan dalam program ini yaitu Gapoktan Panca Manunggal Kalurahan Sogan, Kapanewon Wates. Per bulan, gapoktan ini menyuplai 30 ton beras.
Pengelola Gapoktan Panca Manunggal, Margiyono mengatakan manfaat yang diterima pihaknya sejak mengikuti program ini antara lain harga beras di tingkat petani bisa stabil dengan rata-rata 9.000 per Kg. Penjualannya juga terjamin karena beras sudah pasti masuk di E-Warong.
Selain menguntungkan gapoktan, program ini kata Margiyono juga membawa rizki bagi Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang bertugas mendistribusikan beras ke E-Warong. Dia menyebut tiap KUB bisa memperoleh keuntungan Rp500 rupiah untuk satu paket sembako senilai Rp150.000.
"Keuntungannya lumayan untuk memberdayakan anggot KUB yang memang dipilih dari orang-orang kurang mampu," ujar Margiyono yang juga Ketua Gapoktan Kulonpogo ini.
Namun demikian, bukan berarti pihaknya tak memiliki kendala. Margiyono mengungkapkan dalam suplai beras tersebut, gapoktannya masih terbatas perihal modal. Dia pun berharap ke depan pemerintah bisa lebih memperhatikan persoalan tersebut agar suplai untuk program sembako terus berjalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bappenas Sebut Telah Masukkan Program Makan Siang Gratis ke Dalam RKP 2025
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Berikut Jadwal Lengkap KA Prameks Jogja Kutoarjo Selama Mei 2024
- Jadwal Keberangkatan Bus Damri untuk Jogja dan Sekitarnya, Cek di Sini
- Cek Prakiraan Cuaca di Jogja Hari Ini, Suhu Udara Mencapai 30 Derajat Celcius
- Top 7 News Harianjogja.com Senin 6 Mei 2024, Lonjakan Kasus DBD di DIY, Usulan CPNS, Jadwal Haji hingga Perkembangan Gunung Merapi
- Jadwal Pemadaman Listrik di Kota Jogja dan Bantul Hari Ini, Mulai Pukul 10.00 WIB
Advertisement
Advertisement