Advertisement
Enam Anak Tewas saat Susur Sungai Sempor, Pakar dari UGM: Ini Konyol Sekali!
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Penyelenggaraan kegiatan susur sungai yang dihelat SMP N 1 Turi Sleman di musim hujan menimbulkan keprihatinan banyak pihak sekaligus menyayangkan pelaksanaannya. Kegiatan itu tanpa perhitungan yang matang akibatnya menimbulkan korban jiwa.
Pakar Manajemem Sungai UGM Agus Maryono Jumat (21/2/2020) malam menyampaikan rasa keprihatinan atas peristiwa tersebut. Menurutnya peristiwa itu menjadi preseden buruk bagi kegiatan susur sungai karena dilakukan dengan tidak mempertimbangkan banyak hal.
Advertisement
"Aduh, ini konyol, saya sangat sangat sedih sekali, mengapa ini bisa terjadi, susur sungai dilakukan anak-anak, ini menjadi preseden buruk bagi susur sungai," ucapnya sembari menghela nafas panjang di ujung telepon.
Ia mengatakan kegiatan susur sungai ada standarnya, antara lain tidak boleh dilakukan anak hingga remaja dan hanya boleh dilakukan oleh kalangan profesional seperti TNI atau anggota Mapala. Selain itu susur sungai tidak dilakukan di dalam area sungai, tetapi hanya memantau di luar sungai kemudian melakukan penanganan ketika ada sesuatu yang perlu menjadi catatan.
"Tidak boleh anak ikut, remaja juga tidak boleh ikut susur sungai, hanya TNI, Mapala dan kalangan profesional yang sudah punya pengalaman susur sungai. Dan susur sungai itu tidak di dalam sungai tetapi di luar mengamati tidak di dalam sungai," ujarnya.
Selain itu, kata dia, susur sungai tidak boleh dilakukan di saat musim hujan, sehingga pelaksanaan harus dilakukan di musim kemarau. Jika pun ada yang ingin melakukan di musim hujan, maka harus dilakukan oleh kalangan profesional. Selain itu harus dilengkapi dengan berbagai peralatan seperti helm dan pelampung, serta berbagai alat lapangan lainnya.
"Meski pun itu di sungai kecil, tetap harus sesuai prosedur, karena sungai kecil itu justru malah lebih berbahaya, aliran air bisa tiba-tiba besar," katanya.
Ia meyakini pengetahuan soal susur sungai ini tidak diketahui oleh penyelenggara kegiatan di SMPN 1 Turi. Karena faktanya anak-anak justru diajak masuk sungai di saat musim hujan dan tanpa perlengkapan yang memadai. "Kalau niatnya mau kerja bakti harus ada orang yang di atas untuk memantau, waduh, musim hujan ngapain juga, musim hujan kan sampah juga sudah tidak ada," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang, Kementerian PPPA Turun Tangan
Advertisement
Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga
Advertisement
Berita Populer
- Sultan Jogja Optimistis Persoalan Sampah di DIY Akan Segera Berakhir
- Persoalan Sampah Dikhawatirkan Berdampak ke Citra Pariwisata Jogja
- Sultan Jogja Ingatkan Abdi Dalem Harus Jadi Penjaga Budaya
- 40 Advokat Muda Bergabung ke Peradi Kota Jogja
- Top 7 News Harianjogja.com Rabu 8 Mei 2024: Masalah Sampah hingga Hasil Liga Champions
Advertisement
Advertisement