Advertisement
Pemkab Sebut Ada 69 ODP Corona di Gunungkidul, 2 Orang PDP
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul mencatat data yang masuk hingga Kamis (19/3/2020) sore, orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19 di Gunungkidul bertambah menjadi 69 kasus. Selain itu, pasien dalam pengawasan (PDP) yang tadinya nihil, saat ini terdata sebanyak 2 kasus. Keduanya berjenis kelamin laki-laki dan berumur 55 tahun.
"Terhitung hari Kamis ini, di Gunungkidul ODP ada 69 orang dan PDP ada 2 orang," kata Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty ditemui diruangannya, Kamis (19/3/2020).
Advertisement
Dewi mengungkapkan 69 ODP tersebut tengah dirawat dirumah masing-masing dengan didampingi edukasi seperti tidak melakukan aktifitas diluar rumah dan melakukan kontak fisik dengan siapapun. "Sedangkan yang PDP sudah dirawat di RSUD Wonosari dan kondisinya saat ini sudah stabil," ujarnya.
Kasus penyebaran tersebut berada di 13 kecamatan di Gunungkidul dengan jumlah tertinggi berada di Kecamatan Karangmojo. Dewi mengungkapkan dari jumlah tersebut diketahui para pasien memiliki riwayat perjalanan di berbagai tempat diluar negeri hingga dalam negeri yang diketahui merupakan wilayah pandemi seperti Jakarta dan Depok.
"Mereka diduga pernah kontak langsung atau kembali dari lokasi dan daerah terdampak, rata-rata mereka pulang umrah, kerja dan jalan-jalan ke luar negeri. Ada juga dari Jakarta dan Depok, lalu mereka pulang ada gejala," paparnya.
Melihat data seperti ini, pihaknya akan terus meningkatkan kewaspadaan sehingga tidak terjadi kecolongan. Ia menghimbau kepada masyarakat agar selalu sigap melakukan pemeriksaan di puskesmas-puskesmas yang tersebar jika mengalami gejala-gejala yang mengarah ke virus tersebut.
"Silahkan masyarakat lapor ke puskesmas, jadi kami bisa langsung memeriksa untuk menentukan pengobatannya, ataupun apakah perlu dirujuk ke rumah sakit atau tidak," ujarnya.
Menyusul adanya ODP dan PDP di Gunungkidul, Dinkes sudah mengambil langkah-langkah preventif untuk mencegah penyebaran seperti membuat surat edaran, melakukan koordinasi lintas sektor, penyemprotan disinfeksi di fasilitas umum dan kesehatan, memberikan himbauan hingga mempersiapkan rumah sakit.
"Artinya kalau ada pasien yang mau dirawat, petugas sudah mengerti bagaimana merawat, mengobati, menyiapkan ambulance dan merujuk ke rumah sakit," paparnya.
Terpenting, Dewi meminta agar masyarakat tidak perlu panik dan takut menghadapi Covid-19. Sebab, penyakit ini bisa dicegah bersama-sama seluruh lapisan masyarakat dengan berprilaku hidup sehat dengan menjaga lingkungan dan rajin melakukan cuci tangan. "Intinya masyarakat tidak usah panik, apalagi panic buying, itu tidak perlu," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Dirut BRI dan CEO Microsoft Bahas Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia
- Senjata Makan Tuan, Petani di Ngawi Meninggal Kesetrum Jebakan Tikus Listrik
- Laka Maut Terjadi Lagi di Perlintasan Tanpa Palang, Ini Kata Dishub Klaten
- PLN UID Jateng dan DIY Raih Penghargaan di Ajang Detik Jateng-Jogja Award
Berita Pilihan
Advertisement
10 Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional, Bisa Buat Caption Instagram
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Ratusan Pelajar SMP Jalani Tes Identifikasi Bakat Cabor Atletik di Stadion Tridadi
- Cara Memesan Tiket KA Bandara YIA dari Stasiun Tugu Jogja
- Jadwal Keberangkatan Kereta Bandara YIA Jogja Hari Ini, Rabu 1 Mei 2024
- Jadwal KRL Jogja Solo Rabu 1 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja
- Jadwal KRL Solo-Jogja Rabu 1 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan
Advertisement
Advertisement