Advertisement
Jumlah Pemudik di Sleman Mencapai 6.070 Orang, Mayoritas Karantina Mandiri
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Data Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sleman Jumlah pemudik yang kembali ke Sleman hingga kini tercatat sebanyak 6.070 orang. Jumlah pemudik tersebut tersebar di 17 kecamatan sejak dua pekan terakhir.
Dalam sepekan terakhir, puncak arus mudik terjadi pada 10 April lalu di mana 215 pemudik mendatangi Sleman. Setelah itu, jumlah pemudik berangsur turun, 155 orang (11 April), 151 orang (12 April), 175 orang (13 April), 133 orang (14 April), 124 orang (15 April) dan 84 orang (16 April).
Advertisement
Jumlah pemudik paling banyak berada di Kecamatan Tempel. Jumlahnya mecapai 770 orang, disusul Mlati (484 orang) dan Depok (435 orang).
"Pemkab mencatat jumlah pemudik selama Maret sebanyak 3.444 orang. Jumlah tersebut terus mengalami peningkatan sebanyak 2.626 orang selama dua pekan terakhir, menjadi 6.070 orang," kata Kepala Bagian Humas dan Protokoler Sekretariat Daerah Sleman Shavitri Nurmala Dewi, Jumat (17/4/2020).
Dia menjelaskan, data jumlah pemudik yang kembali ke Sleman tersebut dihimpun berdasarkan laporan dari masing-masing pemerintah desa. Setiap hari, desa meng-update dan melaporkan jumlah pemudik yang datang ke Pemkab. "Jadi data yang digunakan angka mutlak yang dicatat setiap hari," katanya.
Juru bicara Satgas Covid-19 Sleman ini juga mencatat, sampai saat ini tercatat 1.208 orang dalam pengawasan (ODP) di Sleman. Dari jumlah tersebut sebanyak 184 orang sudah menjalani masa karantina.
"Ada 1.024 orang yang masih harus menjalani masa karantina selama 14 hari. Statusnya masih ODP," katanya.
Sebagian besar pemudik melakukan karantina mandiri di desa masing-masing. Pemkab, katanya, juga menyediakan pusat karantina (shelter) baik di Asrama Haji Jogja maupun di balai Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Tirtomartani, Kalasan. "Dua gedung tersebut digunakan untuk karantina pemudik dan Orang Tanpa Gejala (OTG) yang mudik," katanya.
Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Sleman, Hardo Kiswoyo menjelaskan kedua fasilitas tersebut digunakan untuk mengantisipasi jika nanti ada penolakan warga perantau yang mudik. Meski sudah menyiapkan tempat penampungan dan karantina pemudik dan OTG, Hardo tetap berharap agar warga Sleman di luar daerah tidak memaksakan diri mudik.
"Kalaupun sudah terlanjur tiba di Sleman, maka harus mengikuti protokol yang sudah ditetapkan oleh Bupati," katanya.
Dia juga meminta agar warga tetap mendata pemudik atau pendatang yang baru tiba di lingkungannya dan melaporkannya ke pengurus RT untuk diteruskan kepada desa ataupun gugus tugas penangganan Covid-19 desa.
"Masyarakat tetap harus mematuhi imbauan pemerintah, seperti physical ditancing untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Top 7 News Harian Jogja Online, Kamis 2 Mei 2024, Persoalan Sampah di Jogja hingga Peringatan May Day 2024
- Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Kamis 2 Mei 2024
- Daftar Lokasi Nobar Timnas U-23 Indonesia vs Irak di Jogja dan Sekitarnya, Gratis!
- Peringati hari Kesiapsiagaan 2024, Kementerian Kominfo Dorong Masyarakat Siap untuk Selamat
- Soal Penjabat Kepala Daerah yang Berencana Maju di Pilkada 2024, Sultan Bilang Begini
Advertisement
Advertisement