Advertisement
Bukan Gamis, Jelang Lebaran Ini Warga Lebih Banyak Berburu Baju Daster
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN - Menghitung hari menjelang Hari Raya Idulfitri, stok pakaian muslim pada sejumlah pedagang di Pasar Godean, Desa Sidoagung, Kecamatan Godean, Sleman tak kunjung laku. Kali ini, daster dan celana kolor tengah jadi primadona.
Salah satu pedagang di los pakaian Pasar Godean, Rina mengatakan tren penjualan baju rumahan seperti daster, kaos oblong, dan celana kolor sudah nampak sejak sebelum memasuki bulan puasa. Makin mendekati Lebaran, rupanya minat masyarakat tak berubah ke tren baju muslim seperti tahun-tahun sebelumnya.
Advertisement
"Sekarang yang laku celana kolor, kaos oblong, sama daster buat di rumah. Makanya kalau via online saya nawarinnya 'baju lockdown' karena yang laku baju rumahan. Kali ini mau lebaran yang baru daster-daster, bukan gamis," kata Rina pada Harianjogja.com, Kamis (21/5/2020).
Mengikuti tren itu yang menurutnya dipengaruhi anjuran pemerintah untuk merayakan hari raya dari rumah, ia juga mengubah jenis pakaian yang dikulaknya. Ia menunda mengulak baju gamis dan pakaian muslim lainnya, lalu memprioritaskan daster, piama, dan celana kolor.
Meski begitu, Rina mengakui mengalami penurunan penjualan yang cukup signifikan sejak pandemi Corona melanda. "Ibaratnya bilangan nolnya hilang satu. Menjelang Lebaran tahun lalu bisa Rp5 juta, sekarang cuma Rp500.000," ujarnya.
Senada dengan Rina, los pakaian milik Gito Pratikno, 60, di pasar itu juga lebih diminati pembeli yang mencari pakaian rumahan. Kalaupun ada yang membeli pakaian resmi, biasanya baju untuk anak-anak.
"Baju resmi biasanya baju anak-anak. Baju resmi orang dewasa belum banyak, paling cuma laku lima buah sehari. Kalau tahun lalu kan semua usia, komplit, laku semua," kata dia. Ia mencatat penurunan penjualannya menjelang Lebaran kali ini mencapai 50%.
Selain pakaian anak, Gito juga mengalami peningkatan penjualan pada sajadah. Ia menduga imbauan ibadah di masjid yang mengharuskan jemaah membawa sajadah sendiri-sendiri membuat alas untuk salat ini diminati. "Tapi cuma sajadah saja, mukenanya enggak," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Basarnas Evakuasi 109 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang di Sitaro Sulut
- 17 Pembangunan Solo dan Melesetnya PAD Jadi Catatan DPRD di LKPj Wali Kota 2023
- Nilai UMK Terendah Se-Jatim, Ratusan Buruh di Situbondo Unjuk Rasa saat May Day
- Warga dan Pemdes Gabus Sragen Adu Argumentasi saat Mediasi Ihwal Jalan
Berita Pilihan
Advertisement
Demo Buruh 1 Mei 2024: Massa Padati Patung Kuda, Desak Pencabutan Omnibus Law
Advertisement
Ada Gunung Menyerupai Piramida di China Bikin Heboh Warganet, Begini Penjelasan Ahli
Advertisement
Berita Populer
- Kantor PT Taru Martani Digeledah Kejati DIY, Terkait Dugaan Korupsi Rp18 Miliar
- BKKBN DIY Lantik P3K, Gunungkidul Dan Kulon Progo Tambah Penyuluh KB
- Jadi Pusat UMKM, Eks Hotel Mutiara 1 Malioboro Jogja Beroperasi di 2025
- TPA Piyungan Ditutup Permanen Besok! Semua Depo Sampah Kota Jogja Hari Ini Dikosongkan
- KPU DIY Akan Mengatur Mekanisme Penyaluran Bansos Jelang Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement