Advertisement
Puluhan Bangunan di DIY Rusak Diterjang Gelombang Tinggi, Sebagian Melanggar Aturan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Gelombang tinggi yang terjadi tiga hari terakhir mengakibatkan kerusakan sejumlah bangunan di sekitar pantai. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, beberapa bangunan yang kena gelombang berada terlalu dekat dengan bibir pantai.
Kepala BPBD DIY, Biwara Yuswantana, menuturkan beberapa bangunan yang diterjang gelombang meliputi gazebo, kamar mandi, warung makan, tanggul jembatan dan talud. “Beberapa ada yang letaknya cuma 10 meter dari bibir pantai, kalau secara regulasi tidak memenuhi syarat,” ujarnya, Jumat (29/5/2020).
Advertisement
Ia mengatakan bangunan di wilayah pantai semestinya berjarak minimal 100 meter dari bibir pantai. Peraturan ini, kata dia, bertujuan untuk menghindarkan bangunan di sekitar pantai dari sapuan ombak saat terjadi gelombang tinggi seperti saat ini.
BPBD DIY sebenarnya sudah berencana menata bangunan di sekitar pantai. Namun karena pandemi Covid-19, sejumlah kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan penanganan Covid-19 ditunda, termasuk penataan pantai.
Penataan, kata dia, telah dimulai pada tahun lalu secara bertahap, salah satunya di Pantai Baron, Gunungkidul. “Penataan menggunakan Dana Keistimewaan. Secara bertahap, kalau lahannya sudah siap dibangun warung, parkiran dan sebagainya,” ungkapnya.
Sejumlah pantai yang terdampak gelombang tinggi meliputi Sundak, Somedang, Sepanjang, Watulawang, Indrayani, Sadranan, Sili, Krakal, Baron, dan Ngandong di Gunungkidul; Samas di Bantul; Glagah dan Bugel di Kulonprogo.
Gazebo rusak cukup banyak di Sadranan, yakni sebanyak 63 rusak berat dan 14 rusak ringan. Di Mbugel, tanggul jembatan laguna jebol, lapak pedagang rusak dan area parkir dipenuhi sampah dengan kerugian diperkirakan Rp150 juta. “Total tafsiran kerugian di semua pantai terdampak belum dilaporkan,” kata dia.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jogja, Reni Kraningtyas, mengatakan gelombang tinggi terjadi pada Selasa hingga Minggu (26-31/5/2020), dengan ketinggian 2,5-5,0 meter. “Saat ini sudah mulai berangsur-angsur menurun,” ujarnya.
Gelombang tinggi disebabkan perbedaan tekanan udara signifikan di dua pusat tekanan udara tinggi di Samudera Hindia dan perairan sebelah barat Sumatera yang mengakibatkan peningkatan kecepatan angin antara 39-61 km/jam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Studi Ungkap Wanita 40 Persen Berisiko Alami Depresi saat Perimenopause
- Tepergok di Cawas, Pelaku Pencurian Ngaku Pernah Beraksi di Kalikotes Klaten
- Melaju ke Final, BNI Apresiasi Keberhasilan Tim Thomas dan Uber Indonesia
- Pembunuhan Pengusaha Boyolali, Fakta Ini Buka Kemungkinan Pelaku Dikenal Korban
Berita Pilihan
Advertisement
Melaju ke Final, BNI Apresiasi Keberhasilan Tim Thomas dan Uber Indonesia
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Orang Tua Harus Miliki Bekal untuk Mendidik Anak di Era Digital
- Cara Membeli Tiket Kereta Bandara YIA Kulonprogo via Online
- Jadwal KA Bandara YIA Stasiun Tugu Jogja, Sabtu 4 Mei 2024
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Berangkat dari Palur, Sabtu 4 Mei 2024
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Sabtu 4 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan
Advertisement
Advertisement