Advertisement
Kawasan Heritage Gedongkiwo Akan Dikembangkan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Keseriusan Pemkot Jogja memajukan kampung di kawasan perkotaan kali menyasar dengan pembentukan tiga klaster. Rencananya Pemkot Jogja akan mengembangkan kampung berdasarkan potensinya ke dalam kampung heritage, kampung wisata, dan kampung sayur.
Wakil Wali Kota Jogja, Heroe Poerwadi yang meninjau lokasi Kampung Markisa di Blunyahrejo, Karangwaru, Tegalrejo menyebutkan pihaknya akan akan menginterasikan program Gandeng Gendong seperti lorong sayur dan lele cendol dengan Kalurahan Budaya, Kampung Wisata dan pusat kerajinan yang ada di kampung. "Sedang kita siapkan paket-paket wisata yang bisa dinikmati secara sepeda daripada hotelnya masing-masing," jelasnya pada Selasa (4/8/2020).
Advertisement
Diterangkan Heroe, potensi setiap kampung di Jogja berbeda-beda. "Ada yang kuat di kultur, budaya, ada yang paketnya kuat dalam pertanian atau alam, ada yang paketnya kuat dalam heritage," jelasnya. Tiga sungai yang ada di Jogja pun menurut Heroe menjadi potensi yang akan dikembangkan.
Heroe menambah, setelah master plan selesai dibuat maka akan diintegrasikan program Gandeng Gendong antara hotel, kampus, kampung, dan komunitas secara bersama-sama. Beberapa pihak yang disebutkan tadi memiliki gerakan yang mendorong paket-paket wisata berdasarkan klaster yang ada.
Tahun ini Gedongkiwo akan direalisasikan terlebih dahulu. Heroe menerangkan, Gedongkiwo dipilih karena masyarakat telah siap dan bergerak sejak lama. "Kemarin kita datangi dan meraka sudah siap," ujarnya.
Sebenarnya lokasi lain seperti Karangwaru pun sudah siap untuk program baru tersebut, namun persoalan anggaran selama Covid-19 membuat Gedongkiwo yang akan dieksekusi. Rencananya kampung-kampung lainnya akan menyusul pada tahap berikutnya di tahun depan. "Karangwaru, Wirogunan, Parakan, tahap tahun berikutnya," jelasnya.
Kampung sayur menjadi salah satu klaster yang rencananya akan diintegrasikan. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jogja, Heroe Sugeng Darmanto menyebutkan bahwa saat ini aktivitas lorong sayur dan kampung sayur telah banyak berkembang di lingkungan masyarakat. Dikatakan Sugeng, kondisi pandemi justru membuat aktivitas masyarakat menyangkut tanam menanam semakin tumbuh. "Empati dari kampung sayur dan lorong sayur, selanjutnya diwujudkan dengan membagi sayur kepada masyarakat membutuhkan, kemudian muncul gerakan membagi sayur, canthelan sayur, dan itu terjadi di mana-mana," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Soal Kaesang Mau Ikut Pilkada, Grace Natalie: Sudah Cukup Umur Maju Bupati atau Walikota
Advertisement
Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta
Advertisement
Berita Populer
- Disdikpora DIY Jelaskan Rincian Kuota PPDB Tahun 2024, Cek di Sini
- PSI DIY Buka Pendaftaran Calon Kepala Daerah di Pilkada 2024
- Tawuran Antar Pelajar Kembali Pecah di Jogja, Ini Respons Disdikpora DIY
- Tekan Produksi Sampah, Pemkot Jogja Bakal Terbitkan Peraturan Terkait Penggunaan Plastik
- Lestarikan Budaya Jawa, Kelurahan Warungboto Gelar Pelatihan Pranatacara
Advertisement
Advertisement