Advertisement
Cegah Covid-19 Klaster Perkantoran, Karyawan Diminta Hindari Makan atau Ngemil Bersama
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-- Sebanyak 40 orang dites swab lantaran kontak erat dengan dua tenaga teknis di lingkungan dua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Jogja yang positif Covid-19. Mereka diantaranya merupakan rekan kerja, keluarga, dan pihak lain yang sempat melakukan kontak erat dengan pasien.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Jogja, Tri Mardoyo pada kondisi pandemi seperti ini, aktivitas karyawan di lingkungan kerja perlu melakukan antisipasi penularan Covid-19.
Advertisement
Baca juga: Syukurlah...Sudah 194 Pasien Covid-19 di Bantul Berhasil Sembuh
Ada beberapa langkah antisipatif menurut Tri yang bisa diterapkan di lingkungan kerja. Lingkungan kerja harus tetap menjalankan protokol kesehatan, seperti jaga jarak dan harus pakai masker.
Namun Tri mengatakan satu hal yang kadang diabaikan adalah kebiasaan makan bersama dan ngemil bersama yang menurutnya harus dihindari. Pihaknya menyatakan bahwa langkah antisipatif ini telah disosialisasikan ke tiap-tiap OPD.
Di sisi lain Tri menjelaskan bahwa dari 23 kasus Covid-19 yang ada di Kota Jogja, sebanyak 90 persen tanpa gejala. "Yang menunjukan ada gejala satu atau dua, sisanya ada yang cukup rawat jalan atau isolasi di rumah," jelasnya. Dari 23 atau 2 di rumah sakit sisanya isolasi mandiri di rumah maupun wilayah.
Baca juga: Hotel di Jogja Sudah Bergeliat! Okupansi Capai 70%
Tri menjelaskan sesuai aturan OTG memang ditangani dengan isolasi mandiri. Namun bila tidak bisa isolasi mandiri di rumah atau di wilayah maka bisa dirawat di rumah sakit. "Tapi mana kala itu tidak bisa, bisa di kirim ke rumah sakit, rumah sakit biayanya nanti dari pemerintah, sudah ada SOP-nya," jelasnya.
"Karena wilayah enggak mampu, di situlah peran pemerintah hadir," ungkap Tri.
Dia menambahkan persoalan Covid-19 tidak bisa hanya diserahkan pemerintah begitu saja. Menurutnya masyarakat bersama pemerintah harus saling gotong royong, saling membantu dan saling membangun.
Isolasi mandiri pada dasarnya beristirahat. Tri mengatakan bahwa OTG tidak membutuhkan obat melainkan vitamin. "Vitamin siapa yang memberikan bagi yang isolasi mandiri, ya puskesmas, isolasi mandiri itu mendekatkan peran yang di tatanan puskesmas," jelasnya.
"Sekarang kita harus hati-hati, yang kita temukan OTG itu banyak sekali," ujar Tri.
Tri mengatakan bahwa masyarakat harus jaga jarak dan pakai masker. "Jadi kalau jenengan ketemu orang tapi enggak masker harus berani menolak," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dituding Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam, Ini Klarifikasi Kemenkop-UKM
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Peringatan HKB DIY 2024, Sukarelawan dan ASN Ikut Aksi Donor Darah
- Disbud DIY Rilis Lima Film Angkat Kebudayaan Jogja
- Viral Hansip hingga Driver Gojek Nonton Timnas Indonesia U-23 saat Melawan South Korea U-23 Piala Asia 2024 di Qatar
- Jadwal Kereta Bandara YIA Sabtu 27 April 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal Pemadaman Listrik Sabtu 27 April 2024, Cek Lokasinya!
Advertisement
Advertisement