Advertisement
Karawitan Dituntut Adaptif dengan Perkembangan Teknologi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Menjadi tantangan tersendiri bagi dunia karawitan yang dituntut semakin adaptif dalam dunia yang semakin terdigitalisasi ditambah dengan situasi pandemi Covid-19.
Hal itu menjadi pokok pembicaraan dalam Temu Seniman dan Budayawan DIY 2020 di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Kecamatan Gondomanan, Kamis (27/8/2020).
Advertisement
Sebanyak tiga pembicara dihadirkan untuk memantik diskusi dalam kegiatan ini, meliputi Dosen Karawitan Institut Seni Indonesia Anom Suneko, Dosen karawitan ISI Bayu Wijayanto dan pelaku seni karawitan, Pardiman Djoyonegoro.
Peserta diskusi terbatas dan menerapkan protokol kesehatan dengan mendaftarkan data diri, wajib memakai masker dan menempati kursi yang sudah ditentukan.
Anom menjelaskan pandemi Covid-19 memukul semua bidang kesenian tak terkecuali karawitan. Meski demikian, ia berharap pelaku karawitan untuk tidak diam begitu saja. “Kalau karawitan keterjang Covid-19 diam, ya tidak jadi. Gagal,” ujarnya, kemarin.
Pandemi Covid-19 bisa menjadi momentum yang tepat bagi dunia karawitan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, yang memungkinkan bertemunya pengrawit dengan penonton tanpa bertatap muka langsung. Penyesuaian ini jika tanpa Covid-19, mungkin baru akan terpikirkan lima atau 10 tahun mendatang.
Hal ini menjadi peluang bagi karawitan untuk dapat lebih diterima oleh generasi muda. Menjadi tugas semua untuk menghubungkan karawitan sekarang, besok dan ke depan. “Sudah saatnya karawitan tidak hanya waton mlaku. Memang harus berkembang. Harus membuat gamelan menjadi pilihan bagi generasi muda,” ungkap Anom.
Kendati demikian, karawitan tetap harus memperhatikan esensi agar tidak sembarang menarik perhatian generasi muda. Karawitan memiliki cara tersendiri untuk dinikmati, tidak seperti kebanyakan konten youtube. Hal ini lah yang menjadi tantangan lintas disiplin bagaimana karawitan bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman namun tetap bisa dinikmati.
Pardinam menuturkan pandemic Covid-19 menjadi peluang bagi pelaku seni karawitan untuk tidak menyerah. Di samping menjaga kesehatan, pelaku seni karawitan juga harus tetap berkarya dengan berbagai penyesuaian.
Melalui media daring, karawitan justru bisa lebih jauh mempersatukan para seniman karawitan di berbagai daerah dan berbagai generasi. “Semoga tetap sehat, Covid-19 menjadi peluang untuk kita agar tidak menyerah,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Sandiaga Angkat Bicara Terkait Syuting Film Artis Korea di Bali yang Terkendala Imigrasi
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Viral Hansip hingga Driver Gojek Nonton Timnas Indonesia U-23 saat Melawan South Korea U-23 Piala Asia 2024 di Qatar
- Jadwal Kereta Bandara YIA Sabtu 27 April 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal Pemadaman Listrik Sabtu 27 April 2024, Cek Lokasinya!
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 27 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Sabtu 27 April 2024, Tiket Rp50 Ribu
Advertisement
Advertisement