Advertisement
Kasus Corona DIY Terus Bertambah, Pengguna Twitter Usulkan Tes Semua Warga
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Terus bertambahnya kasus Covid-19 turut menyita perhatian masyarakat. Di Jogja, berbagai klaster bermunculan dan semakin menambah daftar panjang kasus Covid-19 di Kota Gudeg ini.
Seakan resah dengan situasi ini, warga menyuarakan aspirasinya agar pemerintah melakukan hal tepat untuk menekan kasus penyakit mematikan itu. Mereka bersuara melalui jaringan media sosial, yang menjadi salah satu media yang paling mudah mereka akses.
Advertisement
Dari penelusuran Harianjogja.com, di Twitter, warganet aktif memberikan komentar-komentar terkait pemberitaan Covid-19. Salah satu hal yang menjadi sorotan adalah dalam berita berjudul "DIY Rekor 74 Kasus Covid-19, Sultan: Ora Papa, Kita Adaptasi Saja" yang diterbitkan di Harianjogja.com pada 19 September 2020 lalu.
Dari ratusan komentar yang masuk, pengguna Twitter @JumadiAditama memberikan beberapa usulan untuk Pemda DIY. Di antaranya memberlakukan rapid test untuk semua warga DIY.
Baca Juga: Dampak Covid-19 di DIY: Transaksi Rp623 Miliar per Bulan dari Mahasiswa Hilang
Akun tersebut juga meminta pemerintah daerah untuk tetap memberikan perhatian kepada orang tanpa gejala (OTG) dengan mengisolasi mereka di hotel. Sementara bagi yang kritis, dirawat di rumah sakit.
Tak hanya itu, ia juga menginginkan keterlibatan satpol PP, TNI dan Polri untuk menegakkan kedisiplinan warga terhadap protokol kesehatan Covid-19. Dan masukan yang terakhir adalah menerapkan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB.
Masukan buat Pemda DIY: (1) tes semua warga, (2) isolasi OTG di hotel, (3) yg kritis di RS, (4) satpol PP, TNI, Polri turun tegakkan disiplin warga terkait Covid, (5) laksanakan PSBB @humas_jogja
— J Aditama (@JumadiAditama) September 19, 2020
Akun lain @CaesarDcandra disertai dengan emoticon menangis menanyakan apakah Pemda DIY bisa membuat kebijakan yang tegas dan beda dari Pemerintah Pusat. Menurutnya tidak ada salahnya pemerintah daerah saat ini mementingkan aspek perekonomian, tetapi lebih penting lagi adalah kesehatan masyarakat.
"knapa jogja ikut" pempus, gk bsakah bkin kebijakan yg beda dn tegas, ekonomi penting tp jauh lbh pnting itu kesehatan dn nyawa..ekonomi akn jln klo rkyt sehat dn tdk mati," tulisnya.
Baca Juga: Terus Bertambah, Kasus Covid-19 di Gunungkidul Jadi 224
Komentar Sultan
Sebelumnya, dalam pemberitaan berjudul DIY Rekor 74 Kasus Covid-19, Sultan: Ora Papa, Kita Adaptasi Saja, diberitakan bahwa Gubernur DIY Sri Sultan HB X menanggapi rekor tertinggi kasus positif Covid-19 di DIY pada Sabtu (19/9/2020). Sultan menilai saat ini yang paling utama adalah beradaptasi dengan kebiasaan baru dengan tidak menakut-menakuti.
Raja Kraton Jogja ini mengatakan tidak masalah meski pada Sabtu pekan lalu DIY mencatat rekor tertinggi penambahan kasus Covid-19, yakni 74 pasien baru. Pasien yang positif tersebut telah ditangani dengan baik di rumah sakit.
"Ora papa nek positif yo wes nang rumah sakit [tidak apa-apa kalau positif ya dirawat di rumah sakit]," katanya di seusai Ground Breaking Grha Padmanaba Sabtu (20/8/2020) sore.
HB X mengatakan saat ini lebih baik beradaptasi karena masyarakat butuh penghidupan. "Kita adaptasi aja jangan menakut-nakuti, teneh [kalau semua harus ditutup] rakyat Jogja laper mengko," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Twitter
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
AS Mengaku Belum Mendapat Tanggapan Hamas Soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Top 7 News Harian Jogja Online, Kamis 2 Mei 2024, Persoalan Sampah di Jogja hingga Peringatan May Day 2024
- Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Kamis 2 Mei 2024
- Daftar Lokasi Nobar Timnas U-23 Indonesia vs Irak di Jogja dan Sekitarnya, Gratis!
- Peringati hari Kesiapsiagaan 2024, Kementerian Kominfo Dorong Masyarakat Siap untuk Selamat
- Soal Penjabat Kepala Daerah yang Berencana Maju di Pilkada 2024, Sultan Bilang Begini
Advertisement
Advertisement