Advertisement
Antisipasi Erupsi, Warga Lereng Merapi Siaga 24 Jam
Advertisement
Harianjogja.com, CANGKRINGAN--Warga di wilayah Glagaharjo bersiap hadapi ancaman potensi erupsi Gunung Merapi yang statusnya meningkat menjadi siaga (level tiga) beberapa waktu lalu. Pengalaman saat erupsi 2010 lalu menjadi bekal penting warga guna beradaptasi menghadapi ancaman bahaya Gunung Merapi.
Suroto, 43 warga Kalitengah Kidul, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman mengatakan jika pada dasarnya warga yang ada di Kalitengah Kidul atau Glagaharjo pada umumnya selalu siap siaga terhadap ancaman potensi erupsi Gunung Merapi.
Advertisement
BACA JUGA : Merapi Erupsi di Tengah Pandemi, Sultan Sampaikan 6 Pesan
"Pada dasarnya kami warga di kawasan rawan bencana III selalu siap siaga," ujar Suroto saat diwawancarai pada Selasa (10/11/2020).
Terlebih, saat Gunung Merapi dinyatakan naik status beberapa waktu lalu menjadi siaga (level tiga), kewaspadaan warga bertambah. Hal tersebut terbukti, sejumlah warga yang masuk kategori kelompok rentan dari Kalitengah Lor mulai mau diungsikan. Bahkan, warga mulai siaga 24 jam.
"Dan dengan status siaga ini kami bertambah kesiapannya. Artinya warga sekarang siaga 24 jam. Dan untuk malam hari warga siap jaga di pos pos ronda yang ada di Kalitengah Kidul. Dengan sistem bergantian. Sore dan malam sampe pagi," ujar tokoh masyarakat di Kalitengah Kidul ini.
Lebih lanjut, upaya evakuasi surat-surat berharga juga sudah dilakukan oleh Suroto dan keluarganya. Hal tersebut dilakukan agar ketika Gunung Merapi sewaktu-waktu erupsi, ia dan keluarganya langsung bisa mengamankan diri beserta surat-surat berharga miliknya.
"Dan warga juga sudah mengamankan surat-surat yang berharga ditempat yang aman," imbuhnya.
BACA JUGA : Merapi Siaga, Awan Panas Belum Muncul
Pengalaman menghadapi erupsi Gunung Merapi pada 2010 silam menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi warga yang ada di Kalitengah Kidul dan Glagaharjo pada umumnya. Warga juga senantiasa diberikan informasi melalui sosialisasi maupun update yang dilakukan oleh BPPTKG dan BPBD Sleman baik secara lisan maupun melalui media sosial.
"Warga sudah pengalaman menghadapi erupsi tahun 2010 silam. Kami juga mendapatkan sosialisasi dari BPPTKG dan dari BPBD sleman dan pamong desa," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kemenko Perekonomian: Ada Plafon Rp107 Miliar untuk Beli Alsintan
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Jurnalis dan Pegiat Media Jogja Tolak RUU Penyiaran
- Pemkot Jogja Luncurkan Sekolah Perempuan Penyintas Kekerasan
- Hari Bakti Dokter Indonesia, IDI Gelar Baksos Operasi Bibir Sumbing di RSUD Sleman
- Puluhan Pewarta Berlaga di Turnamen Billiar Piala Wabup Sleman 2024 di 911 SCH, Ini Para Juaranya
- Produk Turunan Sawit UMKM Jogja Dipamerkan di Acara Indonesia Plantation Watch 2024
Advertisement
Advertisement