Advertisement
PPKM Pertama Dinilai Kurang Efektif, MPR Sarankan Strategi Baru di Jilid Kedua
Advertisement
Harianjogja.com, SOLO - Pemerintah melakukan kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) guna menekan penyebaran Virus Covid-19. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menyatakan perlu adanya strategi baru terkait penerapan PPKM Jawa-Bali jilid kedua ini.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/2/2021), menilai PPKM jilid pertama kurang efektif karena dalam praktiknya masih cukup banyak kegiatan yang melibatkan warga di sejumlah tempat.
Advertisement
Oleh karena itu, menurut dia strategi yang lebih masif dan terukur diharapkan segera diterapkan oleh pemerintah.
Baca juga: Demi Ternak, Pengungsi Merapi Memilih Pulang
"Terpenting segera diperbaiki dengan strategi yang lebih baik, jangan hanya mengganti nama tetapi praktiknya tetap sama saja," katanya.
Apalagi, ia menilai selama ini kebijakan PPKM Jawa-Bali yang diterapkan pemerintah cukup membingungkan. Akibatnya, dikatakannya, di masa PPKM jumlah kasus positif COVID-19 masih terus bertambah.
"Bahkan pada waktu tertentu terjadi jumlah pertambahan positif virus corona harian tertinggi," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan catatan Satgas Pengendalian COVID-19, pada PPKM Jawa-Bali yang diberlakukan di tujuh provinsi, yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan Bali, hanya di Provinsi Banten dan DIY yang jumlah kasus positif COVID-19 menurun.
Baca juga: Dukung Tugas, Prajurit Kodam IV/Diponegoro Diberi Pelatihan Komunikasi Efektif
"Sedangkan di lima provinsi lainnya terus terjadi peningkatan kasus positif COVID-19," katanya.
Sesuai dengan masukan dari sejumlah epidemiolog dan masyarakat, menurut dia, diperlukan upaya perbaikan strategi disertai penerapan yang benar dan tegas di lapangan.
Sementara itu, menurut dia seluruh pihak harus berupaya menjadikan zona merah atau oranye menjadi zona hijau. Dengan demikian, kasus COVID-19 di dalam negeri akan lebih terkendali.
"Karantina terbatas di tingkat RT/RW patut dilaksanakan dengan komitmen yang tinggi oleh semua pihak, para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah, serta masyarakat," katanya.
Menurut dia, tahap isolasi mandiri orang terpapar COVID-19 tanpa gejala (OTG) harus menjadi perhatian serius seluruh pihak agar upaya pengendalian penyebaran virus tidak menjadi sia-sia.
"Penguatan upaya tracing agar lebih akurat, serta disiplin protokol kesehatan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, dan menghindari kerumunan harus menjadi kepedulian bersama. Bila dalam skala kecil kita bisa menciptakan kolaborasi pengendalian COVID-19 dengan baik, untuk skala yang lebih luas bisa diupayakan dengan lebih baik lagi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Muhadjir Sebut Jokowi Perintahkan Para Menteri untuk Bangun Rest Area Lebih Banyak
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Manfaatkan Sampah Rumah Tangga, Kelurahan Cokrodiningratan Latih Warga Bikin Kompos dengan Biopori
- DBD Mulai Merajalela di DIY, Ini Dia Strategi Dinkes
- Pemda Ajak Kadin DIY Menekan Kemiskinan Ekstrem
- Cara Membeli Tiket Kereta Bandara YIA, Biaya Hanya Rp20.000
- Berikut Jadwal Lengkap KA Prameks Jogja Kutoarjo Selama Mei 2024
Advertisement
Advertisement