Advertisement
Baru 7 Kalurahan di Sleman yang Miliki Selter Covid-19
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Belum semua pemerintah kalurahan di Slemam menyediakan selter atau ruang isolasi bagi pasien positif Covid-19 tanpa gejala. Pemkab berharap agar kalurahan segera memenuhi ketentuan tersebut.
Berdasarkan data Pemkab Sleman awal Februari, dari 86 kalurahan hanya tujuh kalurahan yang menyediakan selter. Masing-masing Sumberrejo, Merdikorejo dan Margorejo (Tempel), Tirtomartani (Kalasan), Sambirejo (Prambanan), Wukirsari (Cangkringan), dan Sumbersari (Moyudan).
Advertisement
BACA JUGA : Corona Terus Bermutasi, Semua Pasien Covid-19 di Bantul
Di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro ini, keberadaan selter kalurahan kembali didorong mengingat kebijakan berlaku sampai dengan tingkat Rukun Tetangga (RT). "Kami sudah sejak awal mendorong pengadaan selter di tingkat kalurahan ini," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan (PMK) Sleman Budiharjo, Senin (15/2/2021).
Hanya saja, kata Budi, upaya tersebut mengadapi kendala seperti gedung selter dan juga tenaga petugas yang memahami penanganan pasien Covid-19. Kesulitan tenaga SDM tersebut, lanjut Budi masih bisa dimaklumi karena tidak semua petugas memiliki dasar ilmu kesehatan. Apalagi, saat menangani penyakit yang dihadapi ini sifatnya pandemi.
"Sebenarnya bimbingan teknis oleh Dinkes dan puskesmas kepada pamong kalurahan sudah pernah dilakukan. Itu dulu. Nah, selama PPKM Mikro ini, kemungkinan akan dilakukan refreshing kembali," kata Budi.
608 RT Zona Kuning
Sesuai Instruksi Bupati No.04/2021 disebutkan ketentuan isolasi mandiri bagi pasien positif dan kontak eratnya dengan pengawasan ketat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sleman, per 15 Februari 2021 terdapat 608 RT yang masuk zona kuning, tidak ada RT yang masuk zona oranye dan merah. Sisanya, sekitar 6.400 RT masuk kategori zona hijau.
BACA JUGA : 71 Desa di Bantul Sudah Punya Selter Covid-19
Dijelaskan Budi, sebelum pemberlakuan PPKM, kalurahan telah menerapkan program solidaritas tetangga yakni pemenuhan kebutuhan dasar pasien yang menjalani isolasi mandiri. Kebutuhan warga yang menjalani isolasi dibantu oleh tetangga sekitar. "Saat ini sesuai Instruksi Bupati, maka bantuan kebutuhan dibebankan pada APBD provinsi maupun kabupaten, dan APB kalurahan," ujarnya.
Terpisah, Panewu Cangkringan, Suparmono mengatakan lima kalurahan di wilayahnya dilengkapi dengan selter. Kondisi tersebut terjadi sejak awal masa pandemi. Sampai saat inipun, selter itu masih bisa dipakai. Hanya saja, katanya, masyarakat lebih memilih isolasi mandiri di rumah masing-masing.
"Lokasi selter ada yang menggunakan rumah penduduk seperti di Kalurahan Argomulyo, ataupun gedung sekolah seperti di Kepuharjo. Di Glagaharjo menggunakan fasilitas kalurahan. Untuk Wukirsari dan Umbulharjo menggunakan barak pengungsian," ungkapnya.
Sementara Lurah Kepuharjo Heri Suprapto mengakui jika sejak awal masa pandemi kalurahan menyediakan tempat isolasi mandiri. Jumlahnya bahkan lebih dari satu unit dan tersebar di beberapa dusun. "Ya sudah ada sejak awal pandemi. Tapi wilayah kami sekarang sudah zona hijau sehingga tempat karantina tidak dipakai lagi," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Otorita IKN Peroleh Hibah Kota Cerdas dari Amerika Serikat Senilai Rp31 Miliar
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- President IMA: Para Pemasar Harus Berlari Kencang untuk Memenangkan Persaingan
- Jogja Fashion Week Akan Digelar 22-25 Agustus 2024, Diikuti Ratusan Desainer
- Pemda DIY Didorong Implementasikan Pelayanan Publik Berbasis HAM
- Pemda DIY Kirim Nama Calon Pj Wali Kota Jogja dan Pj Bupati Kulonprogo ke Kemendagri
- BEDAH BUKU DPAD DIY: Bekali Orang Tua Cara Mendidik Anak pada Era Digital
Advertisement
Advertisement