Advertisement
Kendalikan Kasus Demam Berdarah Gunakan Si Wolly Nyaman
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN– Pemerintah Kabupaten Sleman kembali luncurkan inovasi dalam pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD). Bekerja sama dengan Yayasan Tahija dan World Mosquito Program, Pemkab meluncurkan Si Wolbachia, Nyamuk Aman Cegah DBD Sleman (Si Wolly Nyaman).
Peluncuran program tersebut dilakukan secara simbolis oleh Bupati Sleman, Sri Purnomo ditandai dengan penyerahan bibit nyamuk yang diberi bakteri Wolbachia, kepada Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Joko Hastaryo di Smart room Kantor Dinas Kominfo Sleman, Selasa (16/2/2021). Bupati juga berkesempatan melakukan simulasi bagaimana metode Wolbachia tersebut diterapkan.
Advertisement
BACA JUGA : Dikategorikan Daerah dengan Kasus DBD Tinggi, Ini Data
Kepala Dinkes Sleman, Joko Hastaryo mengatakan peluncuran Si Wolly Nyaman merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan jumlah kasus DBD di Sleman. "Program Si Wolly Nyaman merupakan upaya dalam pengendalian DBD. Sebelumnya telah banyak upaya yang dilakukan salah satunya dengan membentuk Pokjanal, pasukan Jumantik dan upaya lainnya," jelas Joko.
Hingga kini, lanjut Joko, kasus DBD di Sleman tercatat mengalami peningkatan. Hal itu berkaca pada jumlah kasus DBD selama 2020 sebanyak 810 kasus. Padahal selama 2019 jumlah kasus DBD hanya 728 kasus. "Jadi ada kenaikan yang cukup signifikan dibanding pada tahun 2019," katanya.
BACA JUGA : Kasus Naik, DBD Masih Patut Diwaspadai
Joko menilai dengan kenaikan kasus DBD tersebut maka penerapan teknologi nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia sangat dibutuhkan. Alasannya, secara ilmiah, penerapan program tersebut telah menunjukkan hasil yang baik dalam percobaanya. Wolbachia juga dinilai efektif dalam menurunkan penularan virus dengue.
Ketua Yayasan Tahija, Trihadi Saptoadi mengatakan Wolbachia terbukti menurunkan 77% kasus DBD dari hasil efikasi di Kota Jogja. "Sleman akan menjadi wilayah pertama dalam implementasi program ini. Jadi bukan hanya untuk menekan kasus, tapi juga implementasi dan kita harapkan menjadi role model bagi wilayah lain,” katanya.
Hal itu diamini Team Leader WMP, Riris Andono Ahmad yang menyebut selain memiliki kemanjuran sebesar 77%, teknologi program Wolbachia dinilai aman dan ramah lingkungan serta mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama.
BACA JUGA : Siklus Lima Tahunan, Hampir 3.000 Warga DIY Terjangkit
Di masyarakat nanti, ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia diletakkan di rumah warga dan dibiarkan untuk berkembangbiak menjadi nyamuk dewasa. Selanjutnya, nyamuk dengan Wolbachia tersebut akan melakukan perkawinan dengan nyamuk local, sehingga keturunannya menjadi nyamuk dengan Wolbachia.
"Kami mengapresiasi peluncuran program Si Wolly Nyaman. Inovasi dalam pengendalian DBD tersebut diharapkan dapat memberikan hasil yang efektif dan dapat menghindarkan masyarakat dari kasus DBD," kata Sri Purnomo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Syahdu! Makan Malam Pemimpin Negara di World Water Forum Bali Diiringi Lantunan Sape
Advertisement
Rekomendasi Menikmati Sendratari dan Pertunjukan Wayang di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal dan Lokasi SIM Keliling di Jogja Bulan Mei 2024
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Minggu 19 Mei 2024: DIY Cerah Berawan
- Panduan Jalur Trans Jogja, Melewati Kampus, Malioboro, Terminal Giwangan hingga Prambanan
- IDI Gelar Baksos Operasi Bibir Sumbing di Sleman
- 2 Nelayan Pantai Sadeng Gunungkidul Hilang Misterus, Begini Kronologinya
Advertisement
Advertisement