Advertisement

Gelombang Tinggi di Pantai Selatan Bikin Nelayan Memilih Tak Melaut

Hafit Yudi Suprobo
Jum'at, 16 April 2021 - 03:37 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Gelombang Tinggi di Pantai Selatan Bikin Nelayan Memilih Tak Melaut Ilustrasi. - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO--Sejumlah nelayan yang berada di pantai Glagah memilih untuk melabuhkan kapalnya di pesisir pantai usai terjadi gelombang tinggi di pantai selatan akhir-akhir ini. Alhasil, tangkapan ikan nelayan turun signifikan.

Salah satu nelayan di pantai Glagah, Yulianto, 50, warga Kalurahan Glagah, Kapanewon Temon, Kulonprogo, mengatakan ia bersama sejumlah nelayan yang ada di pantai Glagah libur melaut selama hampir dua pekan.

Advertisement

"Karena berisiko untuk alat dan nyawanya sendiri. Kalau gelombang tinggi seperti sekarang ini, lebih baik mengalah saja. Artinya tidak melaut," ujar Yulianto pada Kamis (15/4/2021).

Gelombang tinggi di laut berdampak kepada minimnya tangkapan ikan yang diperoleh Yulianto dan teman-teman nelayannya. Oleh karena itu, agar dapurnya bisa tetap mengepul, ia harus banting setir dengan beralih profesi.

Baca juga: Reshuffle Kabinet Jokowi, Erick Thohir Mengaku Siap Dicopot

"Saya saat ini menjalankan usaha lain seperti bertani maupun berdagang. Padahal moment saat ini cukup bagus untuk melaut apabila kondisi gelombang laut bersahabat. Dikarenakan sedang musim tangkapan ikan bawal yang kemudian bisa diekspor melalui pengepul ikan," kata Yulianto.

Lebih lanjut, saat tangkapan ikan bawal bagus, ia bisa mendapatkan pundi-pundi rupiah sebesar Rp1 sampai dengan Rp1,5 juta rupiah.

"Terlebih, kalau sedang untung-untungnya, sekali melaut Yulianto bisa mengumpulkan uang sebesar Rp15 sampai dengan Rp30 juta. Dalam satu kelompok, kami berjumlah 11 orang," ujar Yulianto.

Anggota Satlinmas Rescue Istimewa (SRI) Wilayah V Kulonprogo, Sutiman, mengatakan gelombang tinggi di perairan selatan DIY memang berkisar antara 2,5 sampai dengan 4 meter.

"Gelombang dengan kategori tinggi tersebut diperkirakan berlangsung hingga 19 April 2021. Oleh karena itu, kami terus melakukan pengawasan dari mulai pantai Trisik hingga hutan mangrove," kata Sutiman.

Pada hari kerja, personel yang diturunkan oleh Satlinmas Rescue Istimewa (SRI) Wilayah V Kulonprogo sendiri sebanyak 10 orang. Jika hari libur atau akhir pekan, personel yang diturunkan sebanyak 43 orang.

"Kami mengimbau agar siapapun baik itu pengunjung maupun warga tidak mendekati zona bahaya yang sudah ditetapkan dan tidak terlalu menuju ke sisi selatan menuju ke bibir pantai," kata Sutiman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jatah Menteri Bakal Berkurang karena PDIP Diajak Masuk Kabinet, Golkar Bilang Begini

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 17:57 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement