Advertisement
Penambangan di Muara Sungai Opak Mengancam Hutan Mangrove
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--Praktik penambangan pasir ilegal di muara Sungai Opak atau selatan kawasan hutan mangrove Baros Kalurahan Tirtohargo, Kretek membahayakan tanaman bakau tersebut. Dinas Lingkungan Hidup Bantul menilai aktivitas penambangan pasir dapat mengancam rusaknya kawasan konservasi mangrove beserta biota di dalamnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Ari Budi Nugroho begitu menyayangkan aktivitas penambang pasir ilegal yang dilakukan di sekitar hutan mangrove Baros. Dari kacamata lingkungan, tergerusnya cekungan pasir akibat penambangan akan membuat arus gelombang yang menghantam hutan mangrove Baros kian masif.
Advertisement
"Habitat mangrove kan di pertemuan air laut dan sungai, payau. Nanti kalau suwangan (cekungan) itu ditambang. Taruh lah kalau eksploitasinya besar, air laut bisa langsung masuk. Kalau langsung masuk tumbuhnya mangrove akan terganggu," jelas Ari.
Dijelaskan Ari, penanaman mangrove tumbuh baik di air yang tenang. Sementara aktivitas penambangan pasir justru memicu abrasi dan tingginya gelombang yang langsung masuk ke area hutan mangrove. "Nanti kalau abrasinya tinggi, kita menanam mangrove kemungkinan hidupnya menjadi sulit. Itu nanti akan menganggu ekosistemnya,".
BACA JUGA: Update Covid-19 DIY 20 April 2021
"Nanti kalau eksploirasinya besar, terus bisa membuka suwangan yang terhubung dengan laut, ini yang kekhawatiran kami mengganggu dari sisi kelangsungan hidup ekosistem mangrovenya. Ekosistem mangrove itu yang hidup tidak hanya mangrovenya, ada hewan air, burung kuntul, kepiting, dan lain-lain," tegasnya.
Bila tumbuh kembang tanaman mangrovenya saja terganggu, Ari mengatakan kehidupan makhluk hidup dalam kawasan mangrove berpotensi besar juga akan terganggu. "Jadi misalnya di situ sarangnya burung kuntul, itu nanti kalau habitatnya terganggu luasannya jadi berkurang, otomatis mereka akan terganggu [sarangnya]," tandasnya.
Padahal untuk menanam mangrove terbilang kompleks. Ari menerangkan, pasca ditanam kawasan mangrove ditutup dengan jaring agar sampah yang terbawa arus tak mengenai langsung bibit mangrove. Tetapi bila arusnya terlalu besar, menanam mangrove akan tetap sulit hidup. "Taruhlah sekarang luasannya satu hektar, tapi kalau enggak pernah ditambahi ya akhirnya enggak bisa berkembang. Memang mangrove perakarannya dalam, cuma nanti kalau tumbuh kembangnya terganggu juga susah," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Dorong Sertifikasi Usaha Mikro, KemenkopUKM Memperkuat Sinergi Lintas Sektor
- Rakor Puspom TNI-Polri Bahas Pemakaian Pelat Dinas hingga Bentrok Antar-Anggota
- Dilaporkan Hilang, Warga Tasikmadu Karanganyar Ditemukan dalam Kondisi Linglung
- Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Indonesia On-Track Capai Visi Indonesia Emas
Berita Pilihan
Advertisement
Update Harga Pangan 2 Mei: Komoditas Beras dan Bawang Putih Naik
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Stok Darah PMI DIY Minggu 1 Mei 2024 dan Jadwal Donor Darah
- Unjuk Rasa di Tugu Jogja, Ini Tuntutan Serikat Buruh pada Momen May Day
- Hari Buruh, Korban Apartemen Malioboro City Demo Perjuangkan Hak Kepemilikan
- Pemkot Jogja Masih Menunda Pembangunan TPS 3R di Piyungan, Ini Alasannya
- Peringati May Day, Pemkot Jogja Dorong Pekerja Tingkatkan Hard Skill dan Soft Skill
Advertisement
Advertisement