Advertisement
Bakul di Pasar Bantul Keluhkan Penjualan yang Datar pada Lebaran Ini
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL - Peningkatan penjualan sejumlah komoditas bahan pokok masih juga terjadi di lebaran kedua di tengah pandemi. Berbagai bahan pokok tak cepat laku seperti saat lebaran sebelum pandemi.
Salah satu pedagang sembako Pasar Bantul, Widi menuturkan betapa sepinya pembelian jelang lebaran. Sampai-sampai dikatakan Widi bahwa meski H-2 lebaran, penjualan sembako sangatlah biasa seperti tidak sedang lebaran.
Advertisement
"Sepi ini, malah ada harga yang turun. Kaya cabai rawit misalnya, kemarin Rp60.000 per kilogram. Tadi pagi malah cuma Rp50.000 per kilogram, malah saya rugi kena turun harga," tuturnya Selasa (11/5/2021).
Baca juga: Lebaran 2021, Basarnas Jogja Siagakan Puluhan Personil
"Yang jelas enggak begitu laku. Kaya enggak ada semaraknya lebaran. Sepi, jadi mau kulakan yang lebih itu enggak berani," imbuhnya.
Padahal menurut penuturan Widi, H-3 lebaran biasanya situasi los-los sembako sudah mulai ramai. Namun hingga saat ini disebutkan Widi masih datar saja. Biasanya bumbu dapur jelang Ramadan habis diborong para pengunjung. "Sekarang bumbu-bumbu sepi, sayur sepi. Itu stok saya masih, kirain kemarin mulai laris malah sampai sekarang masih sepi," ujarnya.
Peningkatan penjualan hanya terjadi sedikit sekali ini diduga Widi mungkin terjadi karena pengaruh penyekatan pemudik. Sanak famili tak pulang kampung, pembelian sembako pun seadanya. "Kalau mau lebaran gini cabai merah keriting bisa 30 kilogram habis sehari. Sekarang aja belum habis 10 kilogram," terangnya.
Baca juga: 39.293 Kendaraan Masuk Jatim via Tol Selama 4 Hari Periode Mudik
Penjualan yang stagnan juga dialami di los sembako milik Ami. Disebutkan Ami tidak ada peningkatan penjualan di beragam komoditas kendati dua hari lagi lebaran. Dari komoditas telur misalnya, normalnya jelang lebaran Ami bisa menjual 30 kilogram telur setiap harinya. Sedangkan saat ini, satu kotak telur berisi 15 kilogram telur pun belum habis hingga pertengahan hari.
"Kalau biasanya semua pasti laris [jelang lebaran], ya bawang, brambang, segala macam cabai naik. Telur saja kalau ramai dua kotak habis, sekarang satu kotak masih banyak," ujarnya.
Sama halnya Widi, Ami juga mengira sepinya pembelian sembako terjadi karena sedikitnya orang yang pulang kampung. Sehingga pembelian sembako pun disesuaikan dengan jumlah penghuni rumah yang ada saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kemenko Perekonomian: Ada Plafon Rp107 Miliar untuk Beli Alsintan
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Jurnalis dan Pegiat Media Jogja Tolak RUU Penyiaran
- Pemkot Jogja Luncurkan Sekolah Perempuan Penyintas Kekerasan
- Hari Bakti Dokter Indonesia, IDI Gelar Baksos Operasi Bibir Sumbing di RSUD Sleman
- Puluhan Pewarta Berlaga di Turnamen Billiar Piala Wabup Sleman 2024 di 911 SCH, Ini Para Juaranya
- Produk Turunan Sawit UMKM Jogja Dipamerkan di Acara Indonesia Plantation Watch 2024
Advertisement
Advertisement