Advertisement
Puluhan Narapidana Gunungkidul Terima Remisi Lebaran
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Puluhan narapidana mendapatkan pengurangan masa hukuman atau remisi saat perayaan Hari Raya Idulfitri. Adapun remisi diberikan bervariasi mulai dari 15 hari hingga dua bulan.
Kepala Rumah Tahanan Kelas 2b Wonosari, Marjiyanto mengatakan, warga binaan yang tinggal di rutan ada 125 orang. Meski demikian, dalam perayaan Hari Raya Idulfitri tidak semuanya mendapatkan remisi karena program tersebut hanya diberikan kepada 57 orang. “Surat Keputusan dari Kementerian Hukum dan HAM tentang remisi sudah diserahkan kepada masing-masing warga binaan saat lebaran,” katanya kepada wartawan, Sabtu (15/5/2021).
Advertisement
Marjiyanto menjelaskan, pemberian remisi diberikan kepada narapidana yang telah memenuhi syarat mendapatkannya. Adapun besaran pengurangan masa hukuman bervariasi mulai dari 15 hari hingga 45 hari. “Tidak ada yang langsung bebas karena semua masih bersifat mengurangi masa penahanan,” katanya.
Ditambahkan dia, pemberian remisi merupakan program rutin yang dimiliki oleh Kemenkum HAM. Adapun waktu pemberian selain peringatan hari besar keagamaan, juga diberikan pada saat hari kemerdekaan Republik Indonesia.
Baca juga: Pemerintah Hentikan Penggunaan Vaksin AstraZeneca
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas 2b Yogyakarta di Kapanewon Wonosari, Ade Agustina mengatakan, ada 42 warga binaan yang mendapatkan remisi pada saat perayaan lebaran. Menurut dia, pengurangan masa hukuman bervariasi mulai dari 15 hari hingga dua bulan. “SK sudah kami berikan kepada masing-masing warga binaan di Lapas Perempuan,” kata Ade.
Diharapkan dengan pemberian keringanan masa hukuman ini membuat penghuni lapas semakin berperilaku lebih baik lagi. Menurut dia, semua penghuni tidak hanya menjalani hukuman sesuai dengan keputusan di pengadilan, namun juga diberikan pembinaan serta pelatihan sebagai bekal saat keluar dari penjara.
Selain itu, sambung Ade, tujuan dari pembinaan juga sebagai sarana memperbaiki diri. Diharapkan dengan pembinaan yang diberikan tidak mengulangi kesalahan yang sama dan bisa hidup wajar di masyarakat. “Pelatihan banyak diberikan mulai dari menjahit, membatik hingga membuat kerajinan tangan. Produk-produk dari warga binaan juga sudah ada yang laku dijual di pasaran,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kasus Covid-19 di Singapura Meningkat 2 Kali Lipat dalam Sepekan
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Jurnalis dan Pegiat Media Jogja Tolak RUU Penyiaran
- Hari Bakti Dokter Indonesia, IDI Gelar Baksos Operasi Bibir Sumbing di RSUD Sleman
- Puluhan Pewarta Berlaga di Turnamen Billiar Piala Wabup Sleman 2024 di 911 SCH, Ini Para Juaranya
- Produk Turunan Sawit UMKM Jogja Dipamerkan di Acara Indonesia Plantation Watch 2024
- Soal Potensi Kustini-Danang Kembali Berduet di Pilkada 2024, Ini Kata Sekretaris DPC PDIP Sleman
Advertisement
Advertisement