Advertisement
Kebutuhan Peti Mati Melonjak di Tengah Wabah Covid-19
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL - Peningkatan kematian pasien Covid-19 di Bantul telah berdampak pada peningkatan permintaan peti mati di tingkat perajin. Bahkan, perajin peti mati mengaku kewalahan memenuhi target pembuatan.
Seperti yang dialami oleh perajin di Jalan Parangtritis, Canden, Jetis, Bantul, Srini. Selama sepekan terakhir, dirinya bersama dengan suaminya mengaku kewalahan dengan permintaan peti mati yang mengalami peningkatan signifikan.
Advertisement
BACA JUGA : Pesanan Peti Mati Naik 5 Kali Lipat, Perajin Kewalahan
“Sepekan ini permintaan meningkat. Sehari bisa 10 peti. Padahal biasanya, kandang sehari bisa tidak ada yang terjual,” kata Srini, Minggu (11/7/2021).
Oleh karena itu, Srini mengaku pihaknya mengaku sedikit kewalahan dengan adanya peningkatan jumlah permintaan peti mati. Sebab, selama ini, peti mati dibuat oleh suaminya dibantu oleh beberapa tukang. Sedangkan untuk bahan baku berupa papan, diakui Srini saat ini agak sulit.
Padahal, menurut Srini, selama ini peti mati yang dibuat oleh suaminya tersebut dibanderol dengan harga Rp500.000 per peti. Sejauh ini belum ada rencana dari pihaknya meningkatkan banderol peti mati yang dijualnya.
“Sementara untuk memenuhi permintaan, kami harus memotong kayu sendiri. Karena saat ini cukup sulit untuk bisa mendapatkan blabaknya [papan kayu], untuk itu kami pilih memotong kayu sendiri,” jelas Srini.
BACA JUGA : Begini Kronologi Jenazah Pasien Covid-19 di Bantul
Peningkatan jumlah kematian di Bantul dalam sebulan terakhir juga diakui oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Bantul, Bambang Purwadi.
Meski tidak memberikan penjelasan secara rinci, terkait angka dan jumlah kematian akibat Covid-19 maupun non-Covid-19, namun Bambang mengakui ada peningkatan permintaan akta kematian selama sebulan terakhir.
“Permintaan akta kematian ada peningkatan sekitar 10 persen pada bulan lalu. Tapi, apakah ini karena Covid-19, saya belum bisa pastikan. Yang jelas memang ada peningkatan permintaan akta kematian di tempat kami,” jelasnya.
Sementara Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Bantul, Sri Wahyu Joko Santosa mengatakan dalam sepekan terakhir angka kematian Covid-19 masih cukup tinggi, yakni kisaran angka 10 kasus per harinya. Oki-panggilan akrab Sri Wahyu Joko Santosa memerkirakan tingginya angka kematian disebabkan karena progresivitas penularan virus yang tinggi.
“Ya, karena tingginya progresivitas penularannya. Di mana, semakin cepat mudah menular dan semakin tinggi keganasannya," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Merasa Hawa Udara Lebih Panas Akhir-akhir Ini? Berikut Penjelasan BMKG
- Nanti Malam, Pemkab Bantul Gelar Nobar Timnas Vs Irak di Lapangan Paseban
- Termasuk Perbaiki Jalan, TMMD Karangdukuh Klaten Mei Ini Dianggarkan Rp655 Juta
- Bank Dunia: Adaptasi Teknologi dan Inovasi pada Industri di Indonesia Rendah
Berita Pilihan
Advertisement
Polisi Tembak Gas-Peluru Karet Saat Demo Buruh di Turki, Ratusan Orang Ditangkap
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Stok Darah PMI DIY Minggu 1 Mei 2024 dan Jadwal Donor Darah
- Unjuk Rasa di Tugu Jogja, Ini Tuntutan Serikat Buruh pada Momen May Day
- Hari Buruh, Korban Apartemen Malioboro City Demo Perjuangkan Hak Kepemilikan
- Pemkot Jogja Masih Menunda Pembangunan TPS 3R di Piyungan, Ini Alasannya
- Peringati May Day, Pemkot Jogja Dorong Pekerja Tingkatkan Hard Skill dan Soft Skill
Advertisement
Advertisement