Advertisement
Segala Hajatan di Bantul Dilarang, Sejumlah Resepsi Pernikahan Dibatalkan
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL- Keberadaan Instruksi Bupati Bantul (Inbup) No.19/Instr/2021 tentang perubahan kedua atas Inbup No.17/Instr/2021 tentang pemberlakuan PPKM darurat di Bantul, dinilai terlalu mendadak.
Inbup No.19 tersebut seharusnya tidak langsung diterapkan, melainkan harus ada waktu untuk sosialisasi ke masyarakat terkait larangan hajatan selama PPKM darurat.
Advertisement
Sementara, di Inbub No.17 sebelumnya hajatan diperbolehkan diadakan dengan maksimal peserta 30 orang.
"Karena baru tahu ada Inbup No.19 pada Selasa (13/7) pagi, maka kami mengajukan permohonan agar tidak langsung diterapkan hari ini. Setidaknya butuh dua hari bagi kami untuk sosialisasi kepada warga terkait isi Inbub tersebut," kata Lurah Dlingo Agus Purnomo, Selasa (13/7/2021) petang.
Namun, permohonan Agus ini sulit terealisasi. Sebab, pihak kapanewon dan Satpol PP Bantul memastikan tetap melakukan penindakan terhadap warga yang menggelar hajatan, seusai Inbub No.19 dikeluarkan.
Alhasil, Agus mengaku terpaksa harus mendatangi rumah warga yang baru saja menggelar ijab dan qobul, Selasa (13/7/2021) dan berencana menggelar resepsi pernikahan, Rabu (14/7/2021).
"Saya minta dibatalkan resepsinya. Termasuk tiga acara nikahan yang direncanakan digelar selama PPKM darurat, kami minta ditiadakan," imbuh Agus.
BACA JUGA: Pemkab Bantul Terbitkan Aturan Larang Segala Hajatan saat PPKM Darurat
Inbub No.19/Instr/2021 tentang perubahan kedua atas Inbup No.17/Instr/2021 tentang pemberlakuan PPKM darurat di Bantul, sendiri dikeluarkan oleh Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, Senin (12/7). Pada Inbup terbaru tersebut ada perubahan pada diktum kedelapan huruf E dan F.
“E. Adat istiadat (resepsi pernikahan, hajatan dan sejenisnya). Acara resepsi pernikahan, hajatan dan sejenisnya ditiadakan selama pelaksanaan PPKM darurat. F, kegiatan di tempat peribadatan dan tempat lainnya yang difungsikan sebagai tempat ibadah, tidak mengadakan peribadatan/ keagamaan berjamaah selama masa pelaksanaan PPKM darurat dan mengoptimalkan pelaksanaan ibadah di rumah,” tulis Halim dalam inbub tersebut.
Perubahan atas Inbup No.17/Instr/ 2021 bukan kali pertama dilakukan. Sebelumnya, Senin (5/6/2021) lalu, Halim mengeluarkan Inbup No.18/instr/ 2021 tentang perubahan terhadap Inbub No.17/instr/2021 tentang PPKM Darurat di Kabupaten Bantul.
Dalam Inbup terbaru tersebut terdapat aturan lebih rinci terkait dengan diktum kedelapan huruf C : perdagangan, toko swalayan, toko kelontong, pusat kuliner, warung makan, rumah makan, restoran, pedagang kaki lima dan apotik serta sejenisnya.
Pada Inbup No.18 terdapat larangan memberikan pelayanan makan atau minum di tempat untuk warung makan, pusat kuliner, pedagang kaki lima dan sejenisnya. Mereka hanya diperbolehkan memberikan pelayanan melalui pesan-antar sampai pukul 22.00WIB.
“Khusus Jalan Jenderal Sudirman dari perempatan Gose sampai perempatan Klodran, dan perempatan Gose sampai dengan perempatan Kantor BPN, mulai jam 20.00 WIB sampai jam 05.00 WIB harus bersih dari kegiatan pedagang kaki lima dan aktivitas perdagangan serta aktivitas masyarakat,” tulis Halim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Fakta-fakta Seputar Korupsi SYL yang Terungkap di Persidangan, dari Beli Mobil, Kaca Mata hingga Bayar Biduan
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Stok Darah PMI DIY Minggu 1 Mei 2024 dan Jadwal Donor Darah
- Unjuk Rasa di Tugu Jogja, Ini Tuntutan Serikat Buruh pada Momen May Day
- Hari Buruh, Korban Apartemen Malioboro City Demo Perjuangkan Hak Kepemilikan
- Pemkot Jogja Masih Menunda Pembangunan TPS 3R di Piyungan, Ini Alasannya
- Peringati May Day, Pemkot Jogja Dorong Pekerja Tingkatkan Hard Skill dan Soft Skill
Advertisement
Advertisement