Advertisement
FK-KMK UGM Gelar Simposium Perkembangan Anak di Tengah Pandemi
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Sejak pandemi Covid-19 melanda, terjadi perubahan besar pada pola pendidikan, pengasuhan, bahkan interaksi anak-anak dan remaja. Sistem pendidikan daring menjadi alternatif solusi bagi anak-anak dan remaja agar tetap mengenyam program pembelajaran sekolah.
Sebagai upaya mengantisipasi keterputusan tumbuh kembang anak di masa pandemi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menggelar kegiatan Postgraduate Symposium 2021 bertema Child Development in Pandemic Age: How to Prevent a Potential Generation Lost, Sabtu (24/7/2021). Postgraduate Symposium 2021 yang diikuti ratusan peserta digelar Sabtu dan tahap kedua Sabtu (31/7/2021).
Advertisement
Dekan FK-KMK UGM, Profesor Ova Emilia saat membuka simposium mengatakan anak-anak menjadi kelompok rentan terdampak pandemi Covid-19. Pertama, dampak tumbuh kembang anak dalam proses pendidikan menjadi tidak optimal, terutama dalam pembelajaran daring. “Kedua, dampak ekonomi membuat anak-anak rentan mengalami keterbatasan asupan nutrisi untuk pertumbuhan,” kata Ova, dalam rilis yang diterima Harian Jogja, Minggu (25/7/2021).
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Jumeri, mengatakan dalam pendidikan daring, beragam kendala harus dihadapi guru, orang tua, dan anak. Tak bisa dipungkiri, guru juga mengalami kegagapan pembelajaran, merasa awam dalam teknologi informasi, hingga kesulitan mengetahui kecukupan target kompetensi. Sedangkan orang tua tidak semua mampu mendampingi adan belajar karena tanggung jawab lain seperti kerja, dan kesulitan memahami pelajaran. “Untuk siswa, mereka kesulitan konsentrasi, keluhan penugasan, hingga kondisi stres ataupun jenuh karena isolasi berkelanjutan,” katanya.
Dia mengatakan, setelah setahun pandemi, kondisi krisis ini berpotensi menimbulkan dampak sosial negatif berkepanjangan seperti anak putus sekolah, penurunan capaian belajar hingga terjadinya kekerasan pada anak dan risiko internal.
Untuk merespons kondisi ini, Kemendikbud mengeluarkan surat edaran tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat Covid-19. “Mendikbud bahkan merelaksasi dana BOS dan BOP agar dapat digunakan untuk mengatasi pandemi Covid-19, seperti penyediaan alat kebersihan, hand sanitizer, disinfektan, maupun masker. Mendikbud bahkan telah mengalokasikan Rp5,92 triliun untuk bantuan sarana teknologi informasi dan komunikasi sekolah pada 2020 dan 2021,” kata Jumeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Farmasi UAD Kembali Giatkan Sekolah Lansia Segar Guna Tingkatkan Kesehatan Lansia di Wirobrajan
- Stok Darah dan Layanan Donor Darah di PMI Kabupaten & Kota di DIY, Kamis 28 Maret 2024
- Baznas Jogja Buka Booth di Pusat Keramaian, Permudah Masyarakat Bayar Zakat
- KAI Daop 6 Turunkan Paksa 11 Penumpang yang Nekat Merokok dalam Kereta
- Lokasi dan Waktu Penukaran Uang Baru di Jogja dan Sekitarnya, Berikut Caranya
Advertisement
Advertisement