Advertisement
Petani Salak di Sleman Berharap Ekspor Melalui Jalur Penerbangan
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Petani buah salak di Sleman terus bangkit setelah permintaan ekspor komoditas tersebut mulai mengalami peningkatan. Petani berharap, ekspor buah salak bisa kembali menggunakan penerbangan.
Suroto, Ketua Paguyuban Petani Salak Pondoh yang tergabung pada CV Mitra Turindo sebagai eksportir salak pondoh menjelaskan ekspor salak sudah dilakukan sejak tahun 2017 sebanyak 150 ton. Kemudian pada tahun 2018 meningkat 350 ton dan 2019 mampu mengekspor 650 ton.
Advertisement
Namun, lanjut Suroto, selama tahun 2020 ekspor salak mulai tersendat ketika pandemi Covid 19 mulai masuk Indonesia. Volume ekspor buah salak menurun hanya 160 ton saja ini dikarenan terbatasnya transportasi untuk ekspor. "Alhamdulillah pada tahun 2021 ini perlahan-lahan kami bisa kembali mengekspor salak ke Kamboja 5 ton per minggu," kata Suroto saat dikonfirmasi Harianjogja.com, Jumat (27/8/2021).
Baca juga: Bantul Bakal Miliki Penampung Vaksin Rp1,2 Miliar
Hanya saja, ekspor salak yang dilakukan masih menggunakan transportasi kapal laut sehingga durasi pengiriman buah dinilai lebih lama. Dibandingkan ekspor ke China, katanya, ekspor salak ke Kamboja justru lebih tinggi. Jika dalam kondisi normal, katanya, ekspor salak ke China rata-rata antara 25 ton hingga 40 per bulan.
Adapun ekspor salak ke Kamboja, rata-rata perbulan bisa mencapai antara 40-50 ton. "Ini jika situasi normal sebelum pandemi. Ya kami berharap ekspor menggunakan jalur udara segera dibuka agar kegiatan ekspor buah salak dapat kembali meningkat," harap Suroto.
Selain transportasi, kendala lainnya dalam pemenuhan kebutuhan ekspor adalah gairah petani salak yang mulai berkurang di Kabupaten Sleman. "Kami mohon pemerintah daerah maupun dinas terkait untuk dapat membuat program-program yang dapat meningkatkan kembali gairah pertanian salak di Sleman," kata Suroto.
Baca juga: Maling di Sleman Ini Mencuri Motor dengan Modus Menjadi Kekasih
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa mengatakan buah salak menjadi salah satu ikon Sleman. Lahan pertanian salak di Sleman tersebar di Kapanewon Turi, Tempel hingga Pakem seluas kurang lebih 3.000 hektar dan yang masih aktif berkisar 1.500 hingga 2.000 hektar. Luas lahan tersebut digarap oleh 34 Kelompok Petani Salak.
Dia berharap, aktivitas ekspor tersebut mampu membangkitkan lagi semangat petani Salak di Sleman. "Peluncuran ekspor ini saya harap dapat kembali mendekatkan petani untuk bersemangat meningkatkan produktivitas salak, jika nanti dibutuhkan peremajaan, pendampingan dan lainnya kami (Pemkab Sleman) bersama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY siap," ujar Danang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Rekrutmen Badan Ad Hoc Pilkada 2024 Dimulai, Bawaslu DIY Beri Catatan Ini untuk KPU
- Pelaku UMKM di Jogja Didorong Segera Urus Sertifikasi Halal Sebelum Oktober 2024
- Info Stok Darah dan Jadwal Donor Darah Rabu 24 April 2024 di PMI se-DIY
- 4 Produk Lokal DIY Mendapatkan Sertifikasi Indikasi Geografis, Ini Manfaatnya
- Budayawan di Jogja Dilibatkan Pembuatan Maskot Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement