Advertisement
Arsip Eksplorasi Seni Biennale Jogja Hadir di TBY
Advertisement
Harianjogja, JOGJA—Yayasan Biennale Jogja menghadirkan puluhan koleksi arsip hasil eksplorasi seni dengan berbagai macam bentuk dalam sajian Biennale Jogja XVI Equator#6 di Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Pengunjung dapat langsung menikmati suguhan berbagai macam arsip yang menarik ini pada 11 Oktober sampai dengan 14 November mendatang.
Direktur Yayasan Biennale Jogja, Alia Swastika menyebut penyelenggaraan Biennale Jogja XVI Equator#6 memasuki usia satu dekade pada tahun ini dalam menghadirkan pameran seni rupa alternatif. Sebagai gerakan konfrontasi seni atas kemapanan di era kontemporer, pameran arsip dihadirkan dengan tujuan memunculkan relasi kebudayaan yang telah dilakukan selama 10 tahun ke belakang.
Advertisement
Biennale Jogja XVI Equator#6 hadir dengan tema Biennale Laut karena mengikutsertakan para seniman-seniman asli asal kepulauan di Asia Pasifik, Australia, dan Indonesia. Pameran akan ditempatkan di empat titik lokasi yakni Jogja National Museum (JNM), TBY, Museum dan Tanah Liat (MDTL), dan Indie Art House mulai pada 6 Oktober hingga 14 November 2021 mendatang.
"Pameran arsip ini jadi salah satu cara kami untuk merefleksikan apakah visi untuk melihat dan memberi alternatif pada medan seni itu tercapai. Karena kan pusat seni kontemporer itu sejak dulu selalu mengacu pada Eropa dan Amerika, seolah-olah seniman itu belum internasional kalau belum ke New York, Paris dan England, tetapi melalui Biennale Jogja kami ingin menunjukkan bahwa karya yang kami pilih dan tampilkan ini juga adalah sebagai pusat kesenian," kata Alia, Selasa (5/10).
Dia mengungkapkan, beberapa arsip yang dipilih dan ditampilkan sangat erat kaitannya dengan masa-masa kolonial baik itu di Indonesia maupun karya dari seniman partisipan negara lain. Misalnya saja, pidato Bung Karno yang berjudul Let a New Asia and Africa be Born di hadapan perwakilan peserta Konferensi Asia-Afrika 1955 di Bandung, yang didigitalisasi serta ditampilkan dengan tajuk
Karya ini adalah kepribadian digital yang diciptakan oleh Rully Shabara pada 2021 dengan bantuan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk menyelidiki dan menjalankan misi khusus, yakni membayangkan kepribadian seseorang lewat berbagai data yang diinput. Kemudian ada pula proyek museum virtual yang dikenalkan lewat game minecraft oleh kolaborasi Tim Mineversa dan Komunitas Uni Build.
"Lewat dua karya itu kami mau menunjukkan bahwa yang terpenting bagi kami adalah bagaimana arsip itu muncul dengan bentuk teknologi," kata dia.
Identitas Seni
Khusus pada penyelenggaraan Biennale Jogja XVI Equator#6 ini, pihaknya ingin menonjolkan identitas seni keindonesiaan lewat perspektif Indonesia Timur. Dalam eksplorasi Oseania, Alia berpendapat bahwa ada irisan konsep yang sangat dekat dengan kawasan Papua, Maluku, dan juga Pulau Timor.
Dalam pameran ini, secara umum nantinya akan bisa dikunjungi pada 11 Oktober dengan mengisi formulir daring terlebih dahulu. Panitia juga membatasi kunjungan selama penyelenggaraan dengan kuota maksimal 150 orang per hari yang dibagi ke dalam tiga sesi. (ADV)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Diantar Seratusan Kader PDIP, Her Suprabu Daftar Bakal Cawali Solo 2024
- Dorong Sertifikasi Usaha Mikro, KemenkopUKM Memperkuat Sinergi Lintas Sektor
- Rakor Puspom TNI-Polri Bahas Pemakaian Pelat Dinas hingga Bentrok Antar-Anggota
- Dilaporkan Hilang, Warga Tasikmadu Karanganyar Ditemukan dalam Kondisi Linglung
Berita Pilihan
Advertisement
BMKG Pastikan Udara Panas di Indonesia Akhir-akhir Ini Bukan Heatwave, Ini Penjelasannya
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Stok Darah PMI DIY Minggu 1 Mei 2024 dan Jadwal Donor Darah
- Unjuk Rasa di Tugu Jogja, Ini Tuntutan Serikat Buruh pada Momen May Day
- Hari Buruh, Korban Apartemen Malioboro City Demo Perjuangkan Hak Kepemilikan
- Pemkot Jogja Masih Menunda Pembangunan TPS 3R di Piyungan, Ini Alasannya
- Peringati May Day, Pemkot Jogja Dorong Pekerja Tingkatkan Hard Skill dan Soft Skill
Advertisement
Advertisement