Advertisement
Tergusur JJLS, SDN Tepus 2 Masih Manfaatkan Balai Padukuhan
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—SDN Tepus 2 masih memakai balai padukuhan untuk kegiatan belajar mengajar, setelah gedung sekolah tergusur pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS). Opsi regrouping juga terkendala jarak.
Permasalahan jarak memang menjadi keluhan utama orang tua siswa, jika dilakukan regrouping dengan SD yang lain. Koordinasi hingga saat ini masih diteruskan, untuk mencari jalan tengah permasalahan yang ada.
Advertisement
BACA JUGA: Sleman Tetapkan Status Tanggap Darurat Lahar Merapi
Anggota Fraksi PKS DPRD Gunungkidul, Ari Siswanto menyoroti permasalahan yang dihadapi SDN Tepus 2. Pasalnya hingga saat ini juga masih cukup banyak siswa aktif, yang belajar di SDN Tepus 2.
“Jika dilakukan regrouping harus diawali dengan kesepakatan bersama, antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi juga untuk menjadi bahan pertimbangan,” ujar Ari, Minggu (5/12/2021).
Ari mendorong ada opsi lain, selain dilakukan regrouping. Seperti halnya pembangunan gedung baru, yang secara jarak lebih dekat untuk diakses. “Harapan kami tidak di-regrouping. Pertimbangan jarak tidak memungkinkan, cukup jauh jaraknya. Bisa menjadi permasalahan mobilitas para pelajar. Fraksi PKS mengusulkan adanya pembangunan gedung baru untuk sekolah ini agar anak-anak bisa mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai dan maksimal,” ucapnya.
Plt Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul, Kiswara mengatakan Disdikpora sudah menyikapi dampak pembangunan JJLS terhadap gedung SDN Tepus 2. Tawaran regrouping menurut Kiswara sudah diberikan, untuk bisa bergabung SDN Tepus 1, atau SDN Tepus 4. Namun, saat ini masih dalam proses pertimbangan.
“Kami masih menampung pendapat orang tua. Kelihatannya tidak menginginkan regrouping. Kami masih membahas terkait hal ini. Semoga segera ada keputusan yang terbaik,” ucap Kiswara.
Kiswara mengungkapkan berdasarkan hasil telaah masalah teknis, memang lebih memungkinkan dilakukan regrouping. Meski begitu, aspek sosial juga menjadi perhatian. Sehingga sampai saat ini belum bisa diputuskan.
“Kami hati-hati dalam mengambil kebijakan. Ini sudah dirapatkan dengan Pak Sekda. Kecenderungan regrouping, tetapi masih dilihat ke depan. Regrouping juga ada beberapa hal yang dipertimbangkan. Mulai dari jarak, kesiapan sekolah, dan lainnya,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Stok Darah PMI DIY Minggu 1 Mei 2024 dan Jadwal Donor Darah
- Unjuk Rasa di Tugu Jogja, Ini Tuntutan Serikat Buruh pada Momen May Day
- Hari Buruh, Korban Apartemen Malioboro City Demo Perjuangkan Hak Kepemilikan
- Pemkot Jogja Masih Menunda Pembangunan TPS 3R di Piyungan, Ini Alasannya
- Peringati May Day, Pemkot Jogja Dorong Pekerja Tingkatkan Hard Skill dan Soft Skill
Advertisement
Advertisement