Advertisement

Tertutup Material Merapi, Mata Air Bebeng Glagaharjo Masih Dicari

Abdul Hamied Razak
Rabu, 08 Desember 2021 - 19:27 WIB
Bhekti Suryani
Tertutup Material Merapi, Mata Air Bebeng Glagaharjo Masih Dicari Tangkapan layar terjadinya awan panas di lereng Barat Gunung Merapi, Senin (6/12/2021) - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN- Pemerintah Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan masih mencari titik mata air Bebeng yang tertutup material Merapi usai banjir lahar hujan Rabu (1/12/2021) lalu. Hingga kini, kebutuhan air bersih warga masih dipasok menggunakan tangki-tangki truk BPBD Sleman, PMI Sleman hingga Pemda DIY.

Kerusakan jaringan air bersih di Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan sudah terjadi dalam waktu sepekan. Kerusakan jaringan air bersih tersebut berdampak pada kebutuhan air bersih di 8 Dusun di Glagaharjo. "Sampai hari ini pipa-pipa pengganti juga belum datang. Kami juga belum menemukan titik sumber air yang tertutup material Merapi," kata Jogoboyo Kalurahan Glagaharjo Heri Prasetya saat dikonfirmasi, Rabu (8/12/2021).

Advertisement

Dia mengatakan perbaikan jaringan air bersih dari mata air Bebeng masih belum dapat dipastikan waktunya. Pasalnya mata air Bebeng yang selama ini menjadi pemasok air bersih bagi kebutuhan warga masih tertutup material Merapi. Diperkirakan, kata Heri, sumur mata air Bebeng tersebut tertutup material Merapi sedalam lebih dari 10 meter. Material Merapi juga merusak jaringan pipa air bersih sepanjang 300 meter.

BACA JUGA: Tega! Seorang Bibi di Kulonprogo Dorong Anak 7 Tahun ke Tebing

"Titik sumur, di mana mata air Bebeng berada masih dicari karena tertutup material Merapi. Sejak dua hari kemarin sudah ada dua alat berat yang diturunkan untuk mengeruk material Merapi. Nah, yang susah ini mencari titik sumurnya," kata Heri.

Sembari terus mencati titik sumur mata air Bebeng, lanjut Heri, pemerintah kalurahan juga masih menunggu kedatangan pipa-pipa baru HDPE ukuran 8 inchi untuk mengganti jaringan pipa yang rusak. "Kalau titik sumur mata airnya sudah ditemukan, maka jaringan pipanya bisa dipasang. Masalahnya kami masih belum mengetahui kondisi mata airnya seperti apa," katanya.

Sejak Kamis pekan lalu, lanjut Heri, kebutuhan air bersih warga di 8 dusun di wilayah Glagaharjo disuplai menggunakan truk-truk tanki milik DPU, BPBD, PMI Sleman. Pemda DIY juga ikut mengirim armada untuk pengiriman air bersih bagi 8 padukuhan. "Airnya diambil dari sumur bor yang dibuat tahun lalu. Air bersih yang dikirim ke warga dimasukkan dalam bak hidran. Setiap hari setidaknya 22 rit yang dikirim," katanya.

Kebutuhan air bersih tersebut, kata Heri hanya untuk kebutuhan primer warga seperti memasak, air minum dan mandi. Air bersih yang dikirim, lanjutnya, belum untuk memenuhi kebutuhan ternak warga. "Sudah ada 32 bak hidran di 8 dusun. Sementara mencukupi untuk kebutuhan primer. Nah untuk kebutuhan ternak, mudah-mudahan sudah ada solusinya," harap Heri.

Sejumlah bak hidran diisi air yang dibawa truk tangki BPBD dan PMI Sleman. Di Dusun Kalitengah Lor terdapat 5 titik bak yang diisi, Kalitengah kidul 1 bak, Srunen (4 bak), Singlar (6 bak), Gading (4 bak),
Jetis (4 bak) dan Glagah (4 bak). Termasuk di Dusun Ngancar.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan mengatakan selain menutup mata air Bebeng di Glagaharjo, material Merapi juga merusak jaringan pipa ar bersih di Umbul Wadon. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga terdampak, Pemkab melakukan droping air. Pengiriman air bersih bagi warga dilakukan sejak Kamis lalu.

"Satu tangki air bersih sudah diturunkan ke padukuhan Ngipiksari, Kalurahan Hargobinangun. Begitu juga dengan delapan padukuhan di Kalurahan Glagaharjo," katanya.

Pemkab, katanya terus berupaya mempercepat perbaikan jaringan pipa air di aliran Kali Boyong, Kali Kuning dan Kali Bebeng. Perbaikan tersebut menjadi pioritas mengingat aliran tersebut menjadi pasokan air utama masyarakat sekitar. "Sampai saat ini masih dalam proses perbaikan. Kami belum mengetahui sampai kapan proses perbaikan selesai. Sebab semuanya juga tergantung kondisi cuaca," kata Makwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Lewati Sepekan, Total Gempa Susulan di Bawean Capai 383 Kali

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 18:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement