Advertisement
Musim Lahar Hujan Merapi, Begini Kondisi EWS di Sejumlah Sungai di Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jogja memastikan sebanyak 16 unit Early Warning System (EWS) yang dimiliki pihaknya akan berfungsi optimal guna mencegah bencana banjir. Apalagi dengan masuknya musim penghujan dan potensi kiriman lahar hujan dari Merapi, kewaspadaan wajib dilakukan.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Jogja, Nur Hidayat mengungkapkan bahwa, masuknya musim penghujan di akhir tahun ini dipastikan bakal meningkatkan kondisi debit air di sejumlah sungai besar di wilayah setempat. Sebut saja sungai Code, Winongo dan Gajahwong. Warga yang tinggal di bantaran sungai tersebut diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya.
Advertisement
"Seiring cuaca ekstrem yang dibarengi hujan berintensitas tinggi, potensi bencana dipastikan meningkat," kata Nur, Minggu (12/12/2021).
Nur menjelaskan, terkhusus pada sungai Code warga diminta untuk lebih meningkatkan kewaspadaannya. Pasalnya, selain potensi peningkatan debit air akibat hujan lokal, aliran lahar dingin Merapi juga melewati sungai tersebut.
"Karena lahar dingin lewatnya Boyong, dan mengalirnya ke Sungai Code. Nah, kalau Winongo, atau Gajahwong, itu kan hanya cabangnya saja," ujarnya.
BACA JUGA: Semeru Masih Bergejolak, Terjadi Gempa Letusan dan Guguran
Selain memaksimalkan pengawasan dari EWS yang sewaktu-waktu akan menginformasikan kepada warga jika debit air meningkat, pihaknya juga menyiagakan personel di Posko Ngentak, Sleman, untuk memantau debit air di hulu Boyong.
"Jadi, Pos Ngentak kita siagakan. Kalau di sana sudah 1,5 meter di atas permukaan sungai, sekira 30 menit saja sudah sampai ke kota itu, ya, luapannya," ungkapnya.
Pengecekan EWS juga rutin dilaksanakan apalagi memasuki musim penghujan. Dipastikan bahwa EWS dalam kondisi normal dan berfungsi dengan optimal. "Itu harus disiapkan, karena kita sekarang menghadapi cuaca ekstrem, selain situasi Merapi yang mulai bergerak terus mengeluarkan lahar. Efek dari Merapi itu kan pasti lahar dingin, seperti 2010 kemarin. Tapi sampai sejauh ini sudah kita cek 16 EWS normal," katanya.
Di sisi lain, sejumlah kampung tangguh bencana (KTB) bentukan pihaknya di beberapa kelurahan juga dimaksimalkan untuk menghadapi potensi bencana hidrometerologi. Personel disiagakan untuk memantau masing-masing wilayah dan melakukan berbagai mitigasi untuk pencegahan.
"Setiap kampung sudah kita bikinkan jalur evakuasi. Sudah kita simulasikan bersama KTB juga, bagaimana kalau terjadi bencana, dan sebagainya. Jadi, mudah-mudahan warga masyarakat di bantaran itu sudah siap siaga," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Wapres Terpilih Gibran Blusukan Bagikan Susu Gratis ke Warga di Jakarta Utara
- Timnas Butuh 1 Kemenangan Lagi Menuju Zona Olimpiade Paris, Lewati Dulu Korsel
- Tuding Pencitraan Pj. Bupati, Ketua DPRD Karanganyar Kritik Medsos Diskominfo
- Pemakaman Jenazah Pendiri Mustika Ratu Mooryati Sudibyo di Tapos Bogor
Berita Pilihan
Advertisement
Es Krim Magnum Ditarik karena Mengandung Plastik dan Logam, Ini Kata BPOM
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Semula April, Kesiapan Pengolahan Sampah di Kota Jogja Mundur hingga Awal Mei
- Tabon Hadirkan Karya Seni Partisipatif, Spiritualitas Islam hingga Isu Sosial
- Pemkot Jogja Gandeng Kantor Pertanahan Dorong Digitalisasi UMKM
- Jadwal Kereta Bandara YIA Rabu 24 April 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Rabu 24 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Advertisement