Advertisement

Musim Lahar Hujan Merapi, Begini Kondisi EWS di Sejumlah Sungai di Jogja

Yosef Leon
Minggu, 12 Desember 2021 - 19:17 WIB
Bhekti Suryani
Musim Lahar Hujan Merapi, Begini Kondisi EWS di Sejumlah Sungai di Jogja Early Warning System - Ist/OPI

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jogja memastikan sebanyak 16 unit Early Warning System (EWS) yang dimiliki pihaknya akan berfungsi optimal guna mencegah bencana banjir. Apalagi dengan masuknya musim penghujan dan potensi kiriman lahar hujan dari Merapi, kewaspadaan wajib dilakukan. 

Kepala Pelaksana BPBD Kota Jogja, Nur Hidayat mengungkapkan bahwa, masuknya musim penghujan di akhir tahun ini dipastikan bakal meningkatkan kondisi debit air di sejumlah sungai besar di wilayah setempat. Sebut saja sungai Code, Winongo dan Gajahwong. Warga yang tinggal di bantaran sungai tersebut diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya. 

Advertisement

"Seiring cuaca ekstrem yang dibarengi hujan berintensitas tinggi, potensi bencana dipastikan meningkat," kata Nur, Minggu (12/12/2021). 

Nur menjelaskan, terkhusus pada sungai Code warga diminta untuk lebih meningkatkan kewaspadaannya. Pasalnya, selain potensi peningkatan debit air akibat hujan lokal, aliran lahar dingin Merapi juga melewati sungai tersebut. 

"Karena lahar dingin lewatnya Boyong, dan mengalirnya ke Sungai Code. Nah, kalau Winongo, atau Gajahwong, itu kan hanya cabangnya saja," ujarnya. 

BACA JUGA: Semeru Masih Bergejolak, Terjadi Gempa Letusan dan Guguran

Selain memaksimalkan pengawasan dari EWS yang sewaktu-waktu akan menginformasikan kepada warga jika debit air meningkat, pihaknya juga menyiagakan personel di Posko Ngentak, Sleman, untuk memantau debit air di hulu Boyong.

"Jadi, Pos Ngentak kita siagakan. Kalau di sana sudah 1,5 meter di atas permukaan sungai, sekira 30 menit saja sudah sampai ke kota itu, ya, luapannya," ungkapnya. 

Pengecekan EWS juga rutin dilaksanakan apalagi memasuki musim penghujan. Dipastikan bahwa EWS dalam kondisi normal dan berfungsi dengan optimal. "Itu harus disiapkan, karena kita sekarang menghadapi cuaca ekstrem, selain situasi Merapi yang mulai bergerak terus mengeluarkan lahar. Efek dari Merapi itu kan pasti lahar dingin, seperti 2010 kemarin. Tapi sampai sejauh ini sudah kita cek 16 EWS normal," katanya. 

Di sisi lain, sejumlah kampung tangguh bencana (KTB) bentukan pihaknya di beberapa kelurahan juga dimaksimalkan untuk menghadapi potensi bencana hidrometerologi. Personel disiagakan untuk memantau masing-masing wilayah dan melakukan berbagai mitigasi untuk pencegahan. 

"Setiap kampung sudah kita bikinkan jalur evakuasi. Sudah kita simulasikan bersama KTB juga, bagaimana kalau terjadi bencana, dan sebagainya. Jadi, mudah-mudahan warga masyarakat di bantaran itu sudah siap siaga," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Es Krim Magnum Ditarik karena Mengandung Plastik dan Logam, Ini Kata BPOM

News
| Rabu, 24 April 2024, 17:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement