Advertisement

Rawan Bencana, Desa di Sleman Ini Dipasangi Seismograf

Lugas Subarkah
Sabtu, 18 Desember 2021 - 22:47 WIB
Bhekti Suryani
 Rawan Bencana, Desa di Sleman Ini Dipasangi Seismograf Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo dan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam peresmian jaringan seismograf di kawasan Candi Abang, Kapanewon Berbah, Sabtu (18/12/2021) - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN-Guna meningkatkan kecepatan dan akurasi sistem informasi serta peringatan dini tsunami, badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membangun selter dan jaringan seismograf di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya di Sleman.

Pemasangan sensor seismograf di Sleman berlokasi di kawasan Candi Abang, Kalurahan Jogotirto, Kapanewon Berbah, yang diresmikan pada Sabtu (18/12/2021). Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan peresmian ini menandai dimulainya instalasi 17 seismograf di seluruh wilayah Indonesia.

Advertisement

BMKG kata dia, melihat sejak 2016 kondisi Indonesia semakin rawan bencana. Namun sayangnya belum memiliki peralatan canggih untuk menghadapinya. “Pembangunan shelter dan jaringan seismograf ini diperlukan untuk merapatkan jaringan guna meningkatkan performa kecepatan dan keakuratan informasi dan peringatan dini tsunami,” ujarnya.

BACA JUGA: Tambah 2 Pasien Omicron, Masyarakat Diimbau Tidak Ke Luar Negeri

Kedepan BMKG akan terus berupaya menambah sensor yang akan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dengan semakin rapatnya jaringan sensor, perhitungan magnitudo gempa bumi akan semakin cepat dan akurat.

Ia berharap pemasangan jaringan seismograf ini juga diiringi dengan latihan rutin mitigasi bencana di masyarakat, sehingga semakin sadar dan tangguh dalam menghadapi bencana. Ia juga berharap pemerintah daerah dapat menjaga keamanan sensor yang telah dipasang.

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, menuturkan hasil kajian risiko bencana gempa bumi menunjukkan terdapat tiga kelas risiko bencana di Kabupaten Sleman, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Untuk kelas risiko sedang hingga tinggi mendominasi wilayah Kabupaten Sleman bagian tengah dan timur.

Sementara kelas risiko rendah hingga sedang mendominasi Kabupaten Sleman bagian dan utara. Untuk di Kapanewon Berbah sendiri hasil kajian risiko bencana gempa bumi menunjukkan berada di kelas risiko sedang.

Pemkab Sleman terus mendorong keterlibatan masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana dengan peningkatan kapasitas masyarakat diantaranya melalui pembentukan Desa Tangguh Bencana yang bertujuan untuk mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan sekaligus meningkatkan kapasitas sebagai upaya menekan risiko bencana.

Kabupaten Sleman saat ini memiliki 69 Desa Tangguh Bencana yang tersebar di 86 Kalurahan di Kabupaten Sleman. Selain itu penguatan kapasitas masyarakat dan pemerintah dilakukan melalui Gladi lapang.

“Dilakukan pula pendidikan bencana sejak dini melalui satuan pendidikan aman bencana sebanyak 6 sekolah. Serta membentuk dan membina forum komunikasi komunitas relawan sleman yang mewadahi 59 komunitas relawan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja
Pemda DIY Perkuat Komitmen Antikorupsi

Pemda DIY Perkuat Komitmen Antikorupsi

Jogjapolitan | 9 hours ago

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Hari Warisan Dunia Tekankan Peran Anak Muda sebagai Pelestari Warisan Budaya Berkelanjutan

News
| Kamis, 18 April 2024, 23:57 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement