Advertisement
Masih Ada Formalin & Boraks pada Makanan yang Dijual di Pasar-Pasar Bantul
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Boraks dan formalin masih ditemukan pada makanan yang dijual di sejumlah pasar di Bantul. Namun, jumlahnya terus menurun.
Bekerja sama dengan Balai BPOM DIY, Dinas Perdagangan (Disdag) Bantul memeriksa kandungan bahan-bahan berbahaya dalam makanan di pasar. Kepala Seksi Distribusi dan Harga Barang Kebutuhan Pokok Dinas Perdagangan Bantul, Zuhriyatun Nur Handayani mengatakan jawatannya memeriksa kandungan bahan berbaya pada baham pangan sejak 29 November hingga 3 Desember lalu. Pemeriksaan ini rutin dilakukan mendekati hari raya.
Advertisement
"Kami mengambil sampel di 11 pasar rakyat. Hasilnya, meskipun masih ditemukan beberapa makanan yang mengandung barang berbahaya, tetapi persentasenya sudah menurun di pasar rakyat," kata perempuan yang akrab disapa Nani itu pada Selasa (21/12).
Disdag Bantul dan Balai BPOM menemukan kandungan boraks pada lempeng dan gendar. “Terus rata-rata teri masih ada formalinnya. Jumlahnya tidak sampai lima persen. Formalin di teri biar awet, tahan lama. Kalau boraks di gendar biar kenyal,” ucap dia.
Para pedagang yang kedapatan menggunakan bahan berbahaya pada olahannya akan mendapatakan edukasi. “Kami supaya ke depan tidak usah menjual barang yang mengandung bahan berbahaya,” ujar dia.
Nani menyarankan para pedagang untuk menggunakan bahan-bahan yang diizinkan, baik itu alami maupun yang kimia. “Kalau yang alami bisa pakai daun suji untuk warna hijau, terus daun jati untuk warna merah. Kalau umpamanya ungu bisa pakai bungga telang,” ujar dia.
Menurut Nani, saat ini banyak bahan-bahan yang bisadipakai membuat makanan awet maupun kenyal tetapi aman dikonsumsi. “Kami menyarankan membuat gendar memakai alternatif lain misalnya tepung kanji,” kata dia.
Sebelumnya, Plt. Kepala Dinas Perdagangan Bantul, Sukrisna Dwi Susanta, mengatakan pemeriksaan bertujuan untuk memastikan bahan makanan di pasar higienis dan tidak mengandung barang yang berbahaya. “Seperti pewarna yang tidak diizinkan dan boraks,” ujar dia
“Kandungan-kandungan itu bisa sangat bernahaya bagi kesehatan konsumen dan masyarakat pada umumnya. Konsumsi dalam jangka yang cukup lama bisa berakibat fatal.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!
Advertisement
Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Baru KRL Solo Jogja Berangkat dari Stasiun Palur, Jumat 19 April 2024
- Libur Lebaran Usai, Berikut Jadwal dan Tarif Terbaru Bus Damri dari Jogja ke Bandara YIA
- Top 7 News Harianjogja.com Jumat 19 April 2024, Timnas Indonesia Kalahkan Australia, Bus Terbakar di Gamping
- Cuaca DIY Hari Ini Jumat 19 April 2024: Jogja, Sleman dan Gunungkidul Hujan Lebat Disertai Petir
- Kapolresta Jogja Klaim Angka Kejahatan Jalanan Dapat Ditekan Selama Libur Lebaran 2024
Advertisement
Advertisement