Advertisement

Salut, Staf Kemenag Kulonprogo Ini Giat Tularkan Semangat Menulis ke Para Guru

Lajeng Padmaratri
Sabtu, 15 Januari 2022 - 17:17 WIB
Arief Junianto
Salut, Staf Kemenag Kulonprogo Ini Giat Tularkan Semangat Menulis ke Para Guru Barokatussolihah menunjukkan sejumlah buku barunya. - Harian JogjaLajeng Padmaratri

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO--Perempuan bernama lengkap Barokatussolihah ini mengungkapkan apa yang ia rasakan, pikirkan, dan angankan lewat tulisan yang kemudian dibukukan. Tak ingin berkarya sendirian, dia juga getol mengajak rekan sejawatnya untuk turut serta mencipta.

Perempuan berusia 50 tahun yang akrab disapa Ika itu tergolong produktif menulis. Buku pertamanya terbit pada 2013 lalu.

Advertisement

Sewindu berlalu, lebih dari 90 judul buku telah dihasilkannya. Dari buku materi pelajaran, puisi, novel, bahkan naskah drama radio.

Seluruh bukunya itu Ika kerjakan di sela-sela pekerjaannya sebagai pegawai negeri. Ia mengajar Bahasa Arab di madrasah tsanawiyah sejak 2002. Lalu dua tahun terakhir ia diberi amanah menjadi pengawas madrasah di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kulonprogo.

Ketugasan sebagai pengawas itu kemudian ia manfaatkan untuk menularkan virus berkarya kepada rekan-rekan sesama guru maupun murid-murid di madrasah tsanawiyah. Sembari melakukan pengawasan, Ika pun memberikan bimbingan dan program peningkatan kompetensi guru dalam menulis.

"Selain menilai dan memonitoring madrasah, tentunya kami juga membina dan mengajak agar lebih maju dan berinovasi. Kami dorong agar guru-guru mau menulis. Kalau nggak bisa solo, ya bareng-bareng bikin antologi," kata Ika yang belum lama ini dikukuhkan sebagai Agen Perubahan Bidang Sastra Budaya Kemenag Kulonprogo.

Sebagai pengawas, dia pun merancang program peningkatan literasi melalui bimbingan kelompok kepada madrasah binaannya. Ika mengarahkan mereka agar percaya diri dalam menulis, membantu menyunting, hingga mengirim ke penerbit.

Kegigihan mantan guru Bahasa Arab MTsN 2 Kulonprogo ini mengajak rekan gurunya untuk berkarya dilandasi oleh pengalamannya dalam dunia tulis-menulis. Melalui karyanya yang dimuat di media massa dan dibukukan, Ika mengaku mendapatkan pengalaman tak ternilai. Di antaranya ialah mendapatkan program pelatihan di Finlandia hingga mendapat penghargaan sebagai guru berprestasi nasional peringkat pertama pada 2016.

"Minimal, jadi ada karya untuk madrasah. Perpustakaan madrasah jadi punya bahan bacaan dari guru-guru maupun siswanya, nggak melulu beli buku orang. Itu kan pasti membanggakan sekali," kata Ika.

Setelah tak lagi menjadi guru, Ika merasa bahwa jejak di bidang kepenulisannya pun semakin banyak diikuti rekannya. Ia mengungkapkan bahwa perannya sebagai pengawas cukup signifikan mengajak rekan-rekan guru madrasah di Kulonprogo agar terinspirasi berkarya hingga menerbitkan buku.

"Ajakan saya pada mereka untuk bikin buku juga itu nggak perlu gembar-gembor, tapi memberi contoh dengan melaksanakan. Kalau saya cuma ayo-ayo menulis tetapi saya nggak bisa menulis atau belum punya buku, ya kan lucu. Jadi saya contohkan dulu dengan terus menulis dan saya ingin banyak yang mengalami apa yang saya lakukan selama itu bermanfaat," kata dia.

Semakin Luas

Ika mengawali kariernya sebagai penulis buku dari hasil tesis yang diminta dosen pembimbingnya untuk dibukukan. Pada 2013, ia menerbitkan buku pertamanya yang membahas efektivitas pembelajaran Bahasa Arab dengan metode bernyanyi.

Semakin lama genre tulisan Ika meluas. Dalam buku-buku fiksi yang menampilkan karya puisi dan novelnya, ia menggunakan nama pena Ika Zardy Saliha. Kini, ia bahkan tak hanya menulis tentang Sastra Arab, melainkan meluas hingga Sastra Jawa.

Sebagai orang Jawa, Ika mengaku prihatin ketika generasi muda saat ini semakin jauh dari kebudayaan leluhurnya. Bahasa Jawa mulai jarang digunakan dalam percakapan lisan. Kemudian, bahasa Jawa dalam teks pun menurutnya banyak mengalami kesalahan ejaan.

"Seringnya salah eja ini karena lagu-lagu Jawa yang populer itu. Misal kata sopo yang artinya siapa itu sebetulnya ditulis sapa dalam bahasa Jawa. Itu tugas siapa untuk membetulkan? Ya, tugas kita semua. Makanya saya mulai menulis dalam bahasa Jawa," ujar dia.

Mulanya, dia sebatas mengirim geguritan ke majalah berbahasa Jawa. Lama-kelamaan, ia pun membukukannya. Tak hanya itu, ia juga menulis cerkak atau cerpen dalam bahasa Jawa. Terakhir, dia bahkan memenangkan sayembara naskah sandiwara radio berbahasa Jawa dari Dinas Kebudayaan DIY.

"Beberapa kali juga menulis naskah untuk pembelajaran anak berkebutuhan khusus tunanetra yang dibuat format video. Naskah-naskah ini akan saya bukukan juga, sekaligus menambah referensi bagaimana cara menulis drama radio bahasa Jawa dan bahasa Indonesia," ucap dia.

Menganggap dirinya masih pemula, Ika tak segan berguru kepada para seniornya, seperti para seniman, sastrawan, dosen, dan anggota komunitas sastra tempatnya bernaung. Selain menulis dan menjadi pengawas, Ika pun aktif dalam Sanggar Seni dan Sastra Kulonprogo (Sangsisaku) dan Sanggar Sastra Jawa Yogyakarta (SSJY).

"Kepada guru-guru madrasah, saya juga ajak mereka agar bisa menemukan potensi anak agar berprestasi. Tidak harus internasional, di level madrasah saja dulu, nanti kan berproses. Tugas kita kan memang jadi bengkel [untuk siswa], jadi butuh ketelatenan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Ajukan Praperadilan, KPK: Silahkan, Itu Hak Tersangka

News
| Rabu, 24 April 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement