Advertisement
Diduga Stres karena Banyak Tugas Sekolah, Guru SMP di Bantul Tewas Gantung Diri

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL-Seorang guru di salah satu sekolah menengah pertama (SMP) di Bantul, Joko Tri Nugroho, 55, ditemukan meninggal dunia karena gantung diri di rumahnya di Dusun Karangmojo, Kalurahan Trirenggo, Kapanewn Bantul, Bantul, Sabtu (19/2/2022). Korban gantung diri diduga karena stres akibat banyak tugas sekolah.
Kapolsek Bantul, Ayom Yuswandono mengatakan peristiwa korban gantung diri di rumahnya itu kali pertama diketahui oleh kakak kandung korban Dwi Rahayu Yuliastuti. Saat itu saksi Dwi menghubungi korban untuk menanyakan tugas sekolah yang dikerjakan, namun tak kunjung mendapat jawaban dari telepon selular milik korban.
Advertisement
BACA JUGA: Viral Jogja Pagi-Sore Adem Ayem, Malam Berubah Jadi Full Gaman
Kemudian saksi Dwi berusaha mendatangi rumah korban. Setibanya di rumah korban tersebut saksi kemudian memanggil korban namun juga tidak ada jawaban. “Kemudian saksi masuk di dalam rumahnya dan pada saat membuka pintu rumah korban, saksi melihat bahwa adiknya tersebut sudah dalam keadaan meninggal dengan cara gantung diri di blandar [cor- coran semen] tepatnya yang berada di ruang tengah dengan menggunakan tali tampar berwarna biru kombinasi putih dengan panjang kurang lebih sekitar 12 meter dan di bawahnya terdapat meja makan,” papar Ayom, saat dihubungi Minggu (20/2/2022)
Mengetahui adiknya gantung diri, kakak korban kemudian memanggil warga sekitar dan minta tolong untuk menghubungi petugas medis dan polisi. Polisi bersama inafis Polres Bantul dan petugas medis dari Puskesmas Bantul I langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksanya. Dari hasil pemeriksaan tim medis, kata Ayom, tidak terdapat luka-luka akibat penganiayaan dalam jasad korban.
Korban diduga sudah meninggal tiga jam sebelumnya. Lebih lanjut Ayom mengatakan berdasarkan keterangan para saksi, korban gantung diri dikarenakan stres atau tekanan atau memikirkan pekerjaan di tempat kerjanya.
“Berdasarkan keterangan saksi kakak korban bahwa korban setiap ada pekerjaan yang harus dikerjakan dengan berbasis menggunakan komputer korban merasa tidak mampu sehingga minta tolong kepada saksi untuk membantu mengerjakannya,” ujar Ayom.
Masih berdasarkan keterangan saksi, kata Ayom, korban korban sebelumnya juga tidak mempunyai riwayat penyakit. Setelah dilakukan pemeriksaan korban , pihak keluarga korban menerima kejadian sebagai musibah tersebut dan tidak akan menuntutnya. Selanjutnya korban diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
Catatan Redaksi:
Berita ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan hal serupa. Bila Anda atau teman Anda menunjukkan adanya gejala depresi yang mengarah ke bunuh diri, silakan menghubungi psikolog atau layanan kejiwaan terdekat. Anda juga bisa menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes di 1500-567.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Atasi Masalah Sampah, Ahmad Luthfi Inisiasi Pembangunan Zonasi TPST Regional di Jawa Tengah
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Tol Jogja-Solo: Gerbang Tol Prambanan Ditutup Seusai Lebaran 2025, Jangan Kecele!
- Ini Strategi Pemkot Jogja di Tengah Penerapan Efisiensi Anggaran
- Hii! Ular Sanca 3 Meter Mangsa Ternak Warga di Jetis Bantul
- Kembangkan Ekosistem Komik Lokal, Comic Paradise 4 Segera Digelar
- Disbud Sleman Susun Buku Kawasan Wisata Kaliurang
Advertisement