Advertisement

Sudah Disuntik Vaksin, Bagong Kini Bebas dari Ancaman Rabies

Sirojul Khafid
Sabtu, 26 Februari 2022 - 08:57 WIB
Budi Cahyana
Sudah Disuntik Vaksin, Bagong Kini Bebas dari Ancaman Rabies Bagong saat menjalani serangkaian vaksinasi rabies di Poliklinik Hewan Kota Jogja, Umbulharjo, Jogja, Kamis (24/2/2022). - Harian Jogja/Sirojul Khafid

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJAMeski sejak 1997 DIY sudah bebas dari rabies, vaksinasi tetap penting dilaksanakan. Selain untuk menjaga agar tidak ada kasus lagi, vaksinasi ini sebagai upaya menjaga kesehatan manusianya pula. Bagaimana proses vaksinasi rabies di Kota Jogja? Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Sirojul Khafid.

BACA JUGA: 2 Bulan PTM, 1.200 Pelajar SMA/SMK di DIY Terpapar Covid-19

Advertisement

Awalnya Bagong tampak santai. Namun keadaan seketika berubah. Bagong tidak takut apabila negara api akan menyerang, dia lebih takut dengan jarum suntik yang sudah ada di depan mata. Bagong mulai berjalan ke kanan dan kiri. Tubuhnya juga sedikit gemetar. Belum lagi mulut dan lidahnya yang terengah-engah.

Angelica Thea Noviana, 18, mencoba menenangkan Bagong, salah satu anjing kesayangannya. Ia mengelus beberapa kali di bagian kepala dan badan Bagong. Sesekali dia berbisik. "Gapapa, sakit bentar doang, abis itu sehat," kata Angelica ke anjingnya.

Angelica sangat menyayangi Bagong, anjing termuda dari delapan yang dia punyai. Anjing berjenis Golden Retriever ini sering dia ajak berbicara, terutama curahan hati. Baru lahir di masa pandemi Covid-19, atau setahun lalu, membuat Bagong bak sahabat di masa isolasi dan menyendiri.

"Sejak pandemi, kerasa banget ditemenin Bagong, dia sahabat saya, jadi kesehatan dia jadi yang utama," kata Angelica, warga Jogja, Kamis (24/2/2022).

Setelah cukup tenang, petugas Poliklinik Hewan Kota Jogja akhirnya bisa menyuntikkan vaksin rabies di tubuh Bagong. Ini vaksin rabies pertama baginya. Setelah prosesi vaksinasi, petugas mengecek semua kondisi Bagong. Suhu tubuh dan lainnya tergolong normal. Ia bisa pulang dan bermain lagi bersama sahabatnya, Angelica.

"Kadang aku ajak jalan-jalan ke Pantai di Gunungkidul, Alun-Alun, sampai Malioboro. Setiap anjing penanganannya berbeda. Semoga dia sehat terus," kata Angelica.

BACA JUGA: Tarif dan Jadwal Kereta Joglosemarkerto Rute Baru Cilacap Jogja

Bagong merupakan satu dari 2.600 hewan yang menjadi sasaran vaksin rabies pada 2021. Sejak September sampai Desember 2021, sudah ada 2.487 hewan peliharaan kucing dan anjing yang telah mendapatkan vaksin rabies di Kota Jogja. Lantaran masih ada kucing dan anjing yang belum tercakup, maka vaksinasi ini dilanjutkan Februari 2022 ini. Selama dua hari pelaksanaan pada 24-25 Februari 2022, target vaksinasi rabies sebanyak 150 ekor.

Target 2.600 hewan ini telah mencakup estimasi 80% dari total kucing dan anjing yang ada di Kota Jogja. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, vaksinasi rabies kali ini berlangsung selama beberapa bulan dan tersebar di banyak tempat. Di kantor kelurahan sebulan sekali. Sisanya bisa di poliklinik milik pemerintah maupun swasta.

Sistem ini merespons kondisi pandemi. Dengan jarak vaksinasi yang panjang, diharapkan tidak ada kerumunan dan antrean, sehingga proses tetap berlangsung sesuai protokol kesehatan.

Vaksinasi Gratis

Menurut Kepala Bidang Perikanan dan Kehewanan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jogja, Sri Panggarti, program vaksinasi rabies gratis ini rutin setiap tahun. Begitupun untuk kucing, anjing, dan kera, secara rutin setahun sekali perlu mendapatkan vaksinasi rabies.

Meski Provinsi DIY sudah bebas rabies sejak 1997, vaksinasi ini tetap perlu rutin berlangsung. Tetap perlu memastikan Provinsi DIY, khususnya Jogja untuk bebas rabies. "Ada dan tidak ada kasus rabies, kami laksanakan vaksinasi ini," kata Sri.

"Misal program yang gratis sudah habis, masyarakat bisa mengakses layanan vaksinasi rabies di Poliklinik Hewan Kota Jogja. Vaksinnya disubsidi, hanya bayar penanganannya saja dengan biayanya di bawah Rp20.000."

BACA JUGA: 85 KK Tergusur Tol Jogja-Solo, Kampung di Sleman Ini Tinggal Menyisakan 7 Keluarga 

Vaksinasi rabies ini mayoritas berasal dari hewan yang memiliki tuan. Untuk kucing dan anjing liar, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jogja bekerja sama dengan komunitas, salah satunya Animal Friend Jogja (AFJ).

"Teman-teman pecinta kucing dan anjing, termasuk AFJ yang memiliki hewan juga kami fasilitasi vaksinasi. Hari ini [kemarin] juga begitu, misal di AFJ ada [tambahan] penduduk atau hewan baru, maka perlu kami layani vaksinasinya," kata Sri.

Dalam vaksinasi rabies kali ini, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jogja bekerja sama dengan AFJ sebagai penyelenggara. Menurut salah satu Founder AFJ, Rejeki Marsudiani, antusias warga akan vaksinasi ini cukup besar. Tidak hanya kuota yang hampir penuh, warga luar Kota Jogja juga banyak yang mendaftar. Namun vaksinasi ini khusus untuk peliharaan warga ber-Nomor Induk Kependudukan Kota Jogja. 

"Warga antusias sekali, karena gratis dan terkoordinasi. Kemarin-kemarin banyak yang enggak tahu ada itu. Begitu informasi keluar, meski sudah malam, langsung pada daftar, antusias luar biasa," kata Rejeki.

Pada dasarnya, AFJ mendukung program untuk kesehatan dan kesejahteraan hewan. Selain vaksinasi rabies, AFJ juga gencar dalam kampanye pelarangan konsumsi daging anjing. Saat ini beberapa warung masih menyediakan daging anjing sebagai konsumsi.

Selain itu, kampanye juga terkait sterilisasi kucing dan anjing. Sterilisasi ini agar populasi hewan peliharaan, khususnya kucing tidak terlalu menbeludak. Dengan sterilisasi, hewan tersebut tidak berkembang biak. Saat kucing banyak, tetapi tidak ada yang mengurus, bisa memunculkan berbagai masalah.

"Dua kali dalam sebulan, AFJ mengadakan sterilisasi gratis untuk kucing dan anjing. Setiap kali pelaksanaan, ada kuota 20 ekor, dan seringkali habis," kata Rejeki.

Meski starilisasi semakin banyak dilakukan, saat ini masih banyak laporan penemuan kucing yang telantar, baik dalam kondisi baik maupun sakit. AFJ memang bukan komunitas yang bergerak dalam me-rescue, tetapi lebih kepada edukasi. Siapa pun yang mendapatkan kucing terlantar, AFJ bisa mendampingi cara perawatannya.

BACA JUGA: Takmir Masjid di DIY Diminta Patuhi Aturan Soal Toa Masjid

"Pemahaman masyarakat, termasuk juga pemelihara hewan sudah mulai bagus. Hanya kadang ada masalah biaya, ada yang memang terkendala karena tidak mampu, atau yang memang tidak bersedia mengeluarkan dana segitu untuk peliharaan," kata Rejeki.

"Kami gencar edukasi melalui berbagai kanal, termasuk media sosial, salah satunya starilisasi. Ini untuk kesejahteraan bersama, saat peliharaan sejahtera, maka manusia dan lingkungannya sejahtera."

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kelola Judi Online Cuaca77.com, 11 Orang Ditetapkan Tersangka

News
| Selasa, 30 April 2024, 20:57 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement