Advertisement

Bersama La Trobe University dan AIDRAN, UNISA Penuhi Hak Kesehatan Penyandang Disabilitas

Media Digital
Rabu, 06 Juli 2022 - 12:47 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Bersama La Trobe University dan AIDRAN, UNISA Penuhi Hak Kesehatan Penyandang Disabilitas Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta berkolaborasi dengan La Trobe University dan AIDRAN melaksanakan kegiatan pelatihan selama lima minggu (Juni-Juli 2022). - Ist

Advertisement

JOGJA-Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta berkolaborasi dengan La Trobe University dan AIDRAN melaksanakan kegiatan pelatihan selama lima minggu (Juni-Juli 2022) tentang hak-hak penyandang disabilitas atas layanan kesehatan sesuai dengan Konvensi PBB tentang Hak Penyandang Disabilitas (UNCRPD) dan Undang-Undang No.8/2016 tentang Penyandang Disabilitas, serta prinsip-prinsip praktik layanan kesehatan yang aksesibel dan inklusif. Kegiatan ini sepenuhnya didukung oleh Australia-Indonesia Institute (AII), Departemen Perdagangan Luar Negeri dan Perdagangan Australia.

Program ini telah dibuka pada hari Selasa (28/6/2022) oleh Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah, Dra. Susilaningsih Kuntowijoyo, MA dan Chair Board dari AII Professor Greg Fealy secara online di UNISA Yogyakarta.

Advertisement

Pelatihan ini adalah bagian dari kerjasama antara La Trobe University dan UNISA Yogyakarta sejak penandatanganan MOU antara kedua lembaga pendidikan tinggi tersebut pada tahun 2020. Penandatanganan MOU dilakukan setelah kunjungan delegasi Aisyiyah pada Februari 2019 dan diterima oleh La Trobe Asia dan para dosen dan peneliti di La Trobe University. Salah satu fokus kerja sama adalah penguatan bidang penelitian. Diharapkan penelitian akademik dapat memberi pengaruh dalam pembuatan kebijakan dan perbaikan layanan kesehatan kepada perempuan dan penyandang disabilitas.

Rektor UNISA Yogyakarta, Warsiti, S.Kp., M.Kep.,Sp.Mat., menjelaskan kegiatan pelatihan yang berjudul “Fostering inclusive approaches to health equity in Indonesia ini sangat relevan dengan visi UNISA Yogyakarta sebagai kampus yang berwawasan kesehatan. UNISA Yogyakarta berkomitmen mengembangkan kampus sehat (health promoting university/HPU), yang salah satu tema dari implementasi HPU adalah pembentukan lingkungan hidup sehat, aman dan ramah disabilitas sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan yang inklusif.

"Dengan terlaksananya kegiatan ini nantinya akan tercipta agent of change yang akan membawa pada peningkatan kesadaran dan kepekaan atas hak penyandang disabilitas serta layanan yang inklusif dan aksesibel. Sebuah hasil yang dikeluarkan UNISA Yogyakarta sebagai kampus yang berkomitmen mengembangkan Health Promoting University," kata dia dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, Rabu (6/7/2022).

President dari Australia-Indonesia Disability Research dan Advocacy Network (AIDRAN) yang berbasis di Fakultas Hukum La Trobe University mengatakan bahwa La Trobe memiliki track record sangat kuat dalam hal penelitian di bidang kesehatan dan dalam mempromosikan hak-hak kelompok rentan seperti penyandang disabilitas dan perempuan. Melalui AIDRAN, La Trobe University berkomitmen untuk menguatkan pemenuhan dan penghormatan hak penyandang disabilitas di dalam mendapatkan akses layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, hukum, dan pekerjaan melalui pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara penyandang disabilitas dan peneliti isu disabilitas di kedua negara.

Dr Dina Afrianty dan Professor Lisa McKenna, Dekan Fakultas Kesehatan dan Kebidanan La Trobe University, menjelaskan bahwa kegiatan ini dirumuskan sebagai bentuk respon terhadap pandemi Covid-19. Pandemi telah membuka sekat-sekat ketidakadilan terhadap kelompok rentan terutama dalam hal pelayanan kesehatan di Indonesia dan juga di Australia. Penyandang disabilitas merupakan kelompok yang hak-hak kesehatannya semakin termarjinalkan selama masa pandemi akibat dari kurangnya informasi terkait Covid-19 dalam bentuk yang aksesibel, kebijakan yang tidak mendukung pemenuhan penyandang disabilitas, hingga sulitnya penyandang disabilitas mendapatkan akses layanan.

Sebelum pandemi Covid-19, penyandang disabilitas di banyak negara, terutama di Indonesia, telah menghadapi tantangan serius untuk dapat mengakses informasi dan layanan kesehatan yang memadai, adil dan setara akibat dari kesenjangan struktural berupa kebijakan yang diskriminatif, infrastruktur yang tidak aksesibel sampai dengan stigma sosial terkait disabilitas. Oleh karena itu, Pandemi Covid-19 menjadi alasan dan kesempatan untuk mewujudkan perbaikan sistem kesehatan yang inklusif, responsif dan dapat diakses bagi semua.

Pemerintah Australia melalui Australia-Indonesia Institute (AII) mendukung pelaksanaan program sebagai bentuk komitmen untuk mewujudkan masyarakat yang inklusif dan menguatkan hubungan bilateral kedua negara. Program ini juga dipandang memberi kesempatan untuk meningkatkan hubungan people to people atau hubungan antara warga negara Indonesia dengan Australia. Rangkaian program yang dirancang La Trobe University, AIDRAN dan UNISA, memberi kesempatan penyandang disabilitas, tenaga kesehatan, mahasiswa dan peneliti dari kedua negara untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan demi mewujudkan kesetaran hak dan akses kesehatan bagi kelompok marjinal seperti penyandang disabilitas dan perempuan.

Kepala Biro Kerjasama Urusan Internasional UNISA Yogyakarta, Cesa Septiana Pratiwi, M.Mid., Ph.D., mengatakan bahwa sejumlah tema yang menjadi fokus pelatihan adalah pengenalan dan penguatan atas pemahakan prinsip-prinsip hak penyandang disabilitas dalam UNCPRD, kerangka hukum penghormatan hak penyandang disabilitas yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia, pengalaman hidup penyandang disabilitas selama Covid-19, prinsip-prinsip layanan kesehatan yang inklusif, pemenuhan hak kesehatan bagi penyandang disabilitas mental dan intelektual, pengembangan kurikulum kesehatan yang inklusif, peran lembaga pendidikan dan organisasi kemasyarakatan dalam promosi pemenuhan hak disabilitas, perlindungan terhadap perempuan dan perempuan disabilitas dalam mengakses layanan kesehatan, Universal Design dan kampanye pemenuhan hak disabilitas.

Sebanyak 113 peserta telah terpilih untuk mengikuti program pelatihan ini untuk bersama-sama selama lima minggu ke depan mengikuti serangkaian pemaparan dari peneliti Australia dan Indonesia. Peserta akan mendengarkan langsung pengalaman hidup penyandang disabilitas dalam mendapatkan akses layanan kesehatan dan pengalaman tenaga kesehatan dalam berinteraksi dan memberi layanan kepada penyandang disabilitas. Hampir 25% dari total peserta adalah penyandang disabilitas.

Selain pemaparan dari peneliti, pembuat kebijakan dan penyandang disabilitas, sejumlah aktivitas akan dilakukan oleh peserta secara bersama-sama yang diharapkan akan membangun solidaritas dan komitmen untuk berperan mewujudkan hak penyandang disabilitas. Diskusi kelompok besar dan kecil akan dilakukan dan didampingi oleh fasilitator dari AIDRAN, La Trobe University dan UNISA Yogyakarta.

Mengingat pentingnya perluasan pengetahuan akan disabilitas, maka sejumlah webinar akan dapat diakses secara terbuka oleh publik. Webinar akan dapat diikuti oleh siapapun yang tertarik dengan isu kesetaraan dan keadilan bagi penyandang disabilitas, khususnya dalam konteks pelayanan kesehatan. Sedangkan, peserta pengayaan terpilih dari serangkaian proses seleksi yang ketat dan terdiri dari tenaga kesehatan, mahasiswa kesehatan dan penyandang disabilitas dan dilaksanakan selama 5 minggu. Pertukaran pengetahuan antara peneliti, tenaga kesehatan dan ahli serta advokat penyandang disabilitas dari Australia dan Indonesia pada akhirnya diharapkan dapat memiliki kontribusi signifikan pada pemenuhan hak penyandang disabilitas, khususnya dalam sektor kesehatan.

Seluruh rangkaian kegiatan akan dilakukan dengan pendampingan Juru Bahasa Isyarat dan juga penerjemah Bahasa Indonesia dan Inggris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejagung Bongkar Kasus Korupsi PT Timah Menyeret Harvey Moeis, Ini Komentar Kementerian BUMN

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 19:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement